BACAAJA, JAKARTA — Suasana depan KPK dan Kejaksaan Agung (Kejagung) mendadak ramai, Selasa (21/10/2025).
Dua kelompok massa turun ke jalan, kompak menuntut penuntasan dugaan korupsi pengadaan tanah BUMD Cilacap yang nyeret nama KH Ahmad Yazid Basyaiban alias Gus Yazid.
Sekitar 150 orang dari Aliansi Santri Nusantara Peduli Korupsi tumplek di depan kantor KPK sejak siang.
Dipimpin Gangga Listyawan atau Gus Iwan, mereka lantang minta KPK segera naikin status kasus ke penyidikan dan nangkep Gus Yazid.
“Bukti-bukti udah jelas. Ada pengakuan terima duit Rp18 miliar dari perusahaan terkait. KPK harus gerak, jangan nunggu viral dulu,” tegas Gus Iwan lewat pengeras suara.
Kalau enggak ada hasil, mereka ancam bakal balik lagi dengan aksi yang lebih besar dan lebih rame.
Di waktu yang hampir barengan, Aliansi Pemuda Muslimin Anti Korupsi juga ngumpul di depan Kejagung.
Aksi yang dipimpin Ali Loilatu ini diikuti sekitar 85 orang.
Tuntutannya sama: proses hukum Gus Yazid dan telusuri aliran duit Rp18 miliar yang disebut-sebut “titipan” dari proyek pengadaan tanah.
“Udah dua bulan sejak diperiksa, tapi enggak ada tindak lanjut. Yang terima Rp18 miliar masih bebas keluyuran,” ujar Ali dengan nada kesal.
Selain minta proses hukum, massa juga wanti-wanti biar uang hasil dugaan korupsi itu dikembalikan ke negara, karena “itu uang rakyat, bukan uang jajan.”
Perwakilan masing-masing kelompok udah nyerahin tuntutan resmi ke KPK dan Kejagung.
Sayangnya, sampai aksi bubar sore hari, belum ada tanggapan resmi dari kedua lembaga itu.
FYI, Gus Yazid sebelumnya udah diperiksa Kejati Jawa Tengah pada Rabu (13/8/2025).
Dia mengaku pernah nerima Rp18 miliar dari Andi, salah satu terdakwa kasus korupsi pengadaan tanah di Cilacap.
“Diterima bertahap, totalnya sekitar Rp18 miliar. Tapi saya enggak tahu uang itu dari mana,” kata Gus Yazid saat pemeriksaan.
Dia juga klaim punya tanda terima dan bukti penggunaan uang itu buat kegiatan sosial, kayak pengobatan gratis.
Sekadar info, kasus ini udah masuk tahap sidang dengan tiga terdakwa utama:
- Awaluddin Muuri (AM) – eks Pj Bupati Cilacap
- Iskandar Zulkarnain (IZ) – pejabat Setda Cilacap
- Andhi Nur Huda (ANH) – eks Direktur PT Rumpun Sari Antan
“Kalau uangnya udah ngaku diterima, tapi enggak tahu asalnya, ya gimana ceritanya?” kata salah satu peserta aksi. (*)


