BACAAJA, BANYUMAS – Baru aja reda kasus penggelapan uang puluhan juta yang dilakukan oleh siswa SMA Negeri di Banyumas, sekarang publik digemparkan lagi. Kali ini, pelakunya bukan murid, tapi guru di salah satu SMA Negeri di Kabupaten Banyumas yang diduga melakukan pelecehan terhadap muridnya sendiri.
Kasus ini cepat banget menyebar di media sosial. Banyak warganet yang nggak nyangka kejadian seperti ini bisa terjadi di lingkungan sekolah yang seharusnya jadi tempat aman buat belajar.
Karena ramainya pembicaraan publik, pihak sekolah akhirnya buka suara. Mereka menerbitkan surat pernyataan resmi yang diunggah lewat akun Instagram @smanjatilawang pada Jumat (10/10/2025). Surat bernomor 800/967/2025 itu ditandatangani langsung oleh Kepala Sekolah, Eko Adinuryadin.
Dalam surat itu, pihak sekolah dengan tegas membenarkan adanya tindakan tidak pantas yang dilakukan oleh salah satu guru terhadap siswinya. “Kami sekolah membenarkan telah terjadi tindakan yang tidak pantas dan melanggar norma serta hukum yang dilakukan oleh oknum guru terhadap salah satu murid kami,” tulis Eko dalam surat tersebut.
Pihak sekolah menyebut sangat menyesalkan dan prihatin atas kejadian ini. Tindakan guru itu dianggap mencoreng nilai-nilai pendidikan dan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga sekolah.
Sebagai langkah cepat, sekolah langsung menonaktifkan guru tersebut dari semua kegiatan belajar mengajar. Mereka juga sudah melaporkan kasus ini ke Cabang Dinas Pendidikan Wilayah X dan memberikan pendampingan psikologis kepada korban dan keluarganya.
“Kami siap bekerja sama penuh dengan pihak yang berwenang, baik hukum maupun informal, untuk menindaklanjuti kasus ini demi marwah dan martabat lembaga pendidikan,” lanjut Eko dalam pernyataannya.
Sekolah juga berjanji bakal memperketat pengawasan internal serta pembinaan guru agar kejadian serupa nggak terulang lagi. Langkah-langkah ini dianggap penting buat mengembalikan kepercayaan orang tua dan masyarakat.
Dari sisi pemerintah, Kepala Seksi SMA Cabang Dinas X, Dwi Sucipto, membenarkan kasus ini sedang ditangani. Ia memastikan proses penindakan terhadap guru yang berstatus ASN itu akan dipercepat.
“Ini sudah dalam proses penanganan oleh Sub Bag TU karena pelakunya ASN. Tapi besok Senin kami akan ambil langkah percepatan penyelesaian masalah ini,” ujar Dwi.
Kasus ini jelas bikin masyarakat Banyumas geram. Banyak orang tua siswa merasa kecewa dan khawatir karena guru yang seharusnya jadi panutan justru melakukan hal sebaliknya.
Warganet juga ramai menuntut agar pelaku diberi sanksi tegas sesuai hukum yang berlaku. Mereka berharap kejadian seperti ini nggak ditutup-tutupi dan benar-benar ditangani secara transparan.
Di sisi lain, dukungan untuk korban terus mengalir. Beberapa organisasi pelajar dan komunitas perempuan di Banyumas juga menyerukan agar korban mendapatkan pendampingan yang layak dan tidak merasa sendirian.
Kasus ini sekaligus jadi pengingat buat semua pihak bahwa dunia pendidikan bukan cuma soal nilai akademis, tapi juga soal keamanan, etika, dan tanggung jawab moral.
Banyak pihak berharap, insiden ini jadi pelajaran besar agar sistem pengawasan di sekolah-sekolah bisa diperkuat. Karena yang seharusnya melindungi, jangan sampai justru jadi ancaman bagi mereka yang sedang belajar memperjuangkan masa depan. (*)