Bacaaja.coBacaaja.coBacaaja.co
  • Politrik
  • Hukum
  • Economics
  • Sport
    • Sepak Bola
  • Info Tetangga
  • Kepo
  • Rasan-Rasan
Reading: Ngobrol Santai Bareng Rektor SCU Semarang: Mahasiswa Prioritas, Rektor Terakhir
Bacaaja.coBacaaja.co
Follow US
© 2025 Bacaaja.co
Pendidikan & Budaya

Ngobrol Santai Bareng Rektor SCU Semarang: Mahasiswa Prioritas, Rektor Terakhir

Rektor SCU Semarang, Dr Ferdinandus Hindiarto, menyatakan kebijakan kampus harus memprioritaskan mahasiwa, rektor itu terakhir saja, gak penting.

R. Izra
Last updated: Agustus 14, 2025 2:24 pm
By R. Izra
4 Min Read
Share
Rektor SCU Semarang, Dr Ferdinandus Hindiarto.
Rektor SCU Semarang, Dr Ferdinandus Hindiarto.
SHARE

BACAAJA, SEMARANG – Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata atau sekarang lebih dikenal sebagai Soegijapranata Catholic University (SCU) memprioritaskan mahasiwa dalam kebijakan-kebijakan yang diambil kampus.

Hal ini ditekankan oleh Rektor SCU Semarang, Dr Ferdinandus Hindiarto, saat ngobrol bareng dengan awak media, kemarin.

Ferdinand menegaskan, kebijakan-kebijakan kampus diarahkan agar membuat mahasiswa menjadi nyaman dalam proses belajar dan mengembangkan diri.

“Dalam bagan kebijakan, kami membuat piramida terbalik, mahasiswa ada di urutan paling atas, nomor satu, kemudian di bawahnya ada tendik (tenaga pendidikan, red) dan dosen, kemudian pejabat (kampus), terakhir rektor,” katanya.

“Segala sesuatu harus diprioritaskan untuk mahasiswa. Maka student lounge di SCU ini sekarang banyak banget. Laboratorium juga jadi prioritas, untuk menjamin kompetensi lulusan,” imbuhnya.

Lebih lanjut, ia membeberkan mengapa seluruh kebijakan bermuara untuk kepentingan mahasiswa. Menurut dia, karena memang pendidikan tinggi itu adalah untuk mahasiswa dan dari mahasiswa.

“Rektornya gak penting. Ekstremnya gini, kampus itu gak ada rektor bisa jalan, tapi kalau gak ada mahasiswanya kan gak ada pendidikan,” tutur Ferdinand, yang mempunyai kepakaran pada bidang psikologi organisasi ini.

Saat disinggung soal komposisi mahasiswa, Ferdinand menyatakan, peserta didik SCU Semarang berasal dari beragam latar belakang sosial dan agama. Dituturkan, 40-45 persen mahasiswa beragama Katolik, sekitar 20-25 persen Kristen, sisanya mayoritas adalah Muslim.

Ia menekankan, SCU Semarang adalah kampus inklusif. Semua sivitas akademika berinteraksi tanpa sekat-sekat agama.

“Sudah seharusnya kampus mendidik orang untuk menjadi inklusif. Jangankan yang berhijab, di sini sejumlah dosen adalah haji/hajah,” ucapnya.

Pun demikian soal beasiswa. SCU Semarang tak pernah membeda-bedakan latar belakang sosial maupun agama. Semua mahasiswa diperlakukan setara.

“Ada beasiswa, semua bisa dapat tanpa memandang sekat agama. Di organisasi mahasiswa juga begitu, periode kemarin Ketua BEM SCU muslim, kebetulan periode ini Katolik,” paparnya.

Memperlakukan semua orang setara, tanpa sekat agama, menurut Ferdinand merupakan salah satu semangat yang ditularkan oleh Albertus Soegijapranata, Uskup Agung Pertama dari Indonesia, yang namanya dibadikan di kampus SCU Semarang.

Ia bercerita, saat revolusi kemerdekaan Indonesia, negeri ini kesulitan pangan. Soegijapranata kemudian berkirim surat kepada Uskup Agung di berbagai negara lain di dunia, meminta bantuan pangan.

“Saat bantuan datang, itu bukan untuk umat Katolik saja, tetapi dibagikan kepada semua yang membutuhkan, semua diperlakukan setara,” ucapnya.

Ia menyampaikan lebih lanjut, Soegijapranata adalah kawan dekat Soekarno. Karena itu, kecintaan Soegijapranata kepada Indonesia sangatlah mendalam.

“Soegijapranata itu 100 persen Katolik 100 persen Indonesia. Beliau bilang, ‘cintailah negerimu tekunlah dalam agamamu’, itu yang ingin kita tanamkan di SCU ini,” terang mantan General Manager PSIS Semarang itu.

Albertus Soegijapranata merupakan Uskup Agung pertama dari Indonesia. Ia dilahirkan di Surakarta pada 25 November 1896. Soegija meninggal dunia di Steyl, Belanda, pada tanggal 22 Juli 1963. Ia wafat di sebuah biara di Steyl, setelah mengalami serangan jantung.

Jenazahnya kemudian diterbangkan ke Indonesia dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Giri Tunggal, Semarang.

“Empat hari setelah Soegijapranata wafat, Bung Karno menandatangani Keppres penetapan Soegijapranata sebagai Pahlawan Nasional, bahkan saat jenazahnya belum sampai di Indonesia,” pungkasnya. (*)

You Might Also Like

Trip Akademik FAI Unwahas ke Kamboja, Bahas Sertifikasi Halal sampai Beasiswa

Puan Minta Penjelasan Menbud soal Hari Kebudayaan Nasional: Jangan Eksklusif, Harus Milik Semua

Kasus Bullying PPDS Undip Berdampak Buruk ke Layanan Pasien? Begini Kata Psikolog

SMA Kolese Loyola Juara Kompetisi Debat Pelajar Piala Wali Kota

SCU Luncurkan SPIL Research Center: Model Ristek dan Pembelajaran Berbasis Industri

TAGGED:rektor scu semarangrektor unika soegijapranataSoegijapranata Catholic University
Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp
Previous Article Bupati Pati Kena Sorotan, DPR Bilang: “Belum Saatnya Dimakzulkan, Kasih Kesempatan Dulu”
Next Article Penyidik Kejagung menyita uang Rp 2 miliar dalam plastik Mickey Mouse dari rumah Dirut Sritex Iwan Kurniawan Lukminto. Iwan Kurniawan Lukminto Susul Kakaknya ke Penjara, Jadi Tersangka Baru Korupsi Sritex

Ikuti Kami

FacebookLike
InstagramFollow
TiktokFollow

Must Read

Komandan Batalyon Resimen IV Korps Brimob Kompol Cosmas K. Gae saat menjalani sidang etik di Ruang Sidang Gedung TNCC Mabes Polri Jakarta, Rabu (3/9/2025). Foto: dok.

Danyon Brimob Dipecat Karena Kasus Rantis Tabrak Ojol, Polisi Pastikan Kasus Dilanjutkan ke Jalur Pidana!

Timnas U-23 yang bermain dalam kualifikasi Piala Asia U-23 tahun 2025. Dalam laga perdana, Garuda Muda ditahan imbang Timnas U-23 Laos 0-0. Foto: dok.

Timnas U-23 Indonesia Gagal Menang Lawan Laos di Laga Perdana Kualifikasi Piala Asia U-23

Ilustrasi aksi demonstrasi.. Polisi Tangkap 7 Pemilik Akun Medsos Diduga Provokasi Demo Ricuh. (grafis/tera).

Polisi Tangkap 7 Pemilik Akun Medsos Diduga Provokasi Demo Ricuh

Massa yang datang menjarah rumah anggota DPR non-aktif dari Partai Nasdem Syahroni. Foto: dok.

Waduh! Pemilik Akun TikTok Provokasi Penjarahan Rumah Pejabat Ditangkap Polisi, Hati-hati Sebar Konten Provokatif!

PTUN Semarang Punya Layanan Gratis, Warga Kurang Mampu Bisa Gugat Tanpa Keluar Uang

- Advertisement -
Ad image

You Might Also Like

Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian saat memimpin Rapat Dengar Pendapat Umum di Gedung DPR Kompleks Senayan Jakarta
Pendidikan & Budaya

RUU Sisdiknas, Wajib Belajar Jadi 13 Tahun

Juli 25, 2025
Pendidikan & Budaya

Gus Yasin Ajak Pramuka Jadi Teladan di Era Digital, Bukan Cuma Pandai Baris-Berbaris

Agustus 14, 2025
Rektor SCU Semarang, Dr Ferdinandus Hindiarto.
Pendidikan & Budaya

Membumikan Nilai-nilai Soegija, Rektor Ungkap Makna Rebranding Unika Soegijapranata Jadi SCU

Agustus 15, 2025
Pendidikan & Budaya

UMKM Gedawang Level Up! Mahasiswa Undip Bantu Go Legal & Go Digital

Agustus 14, 2025
© Bacaaja.co 2025
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?