BACAAJA, SEMARANG – Program unggulan Presiden Prabowo Subianto, Makan Bergizi Gratis (MBG), mendapat sorotan lebih tajam belakangan ini.
Sudah ribuan kasus keracunan MBG terjadi. Berdasarkan data Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) lebih dari 5.000 anak jadi korban.
”Dalam pemantauan kami, 5.360 anak mengalami keracunan. Jumlah ini bahkan bisa lebih seiring kasus yang terus terjadi dan sebagian ditutupi,” kata Koordinator Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI), Ubaid Matraji, Kamis (18/9/2025).
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Puan Maharani, turut memberikan sorotan. Gak tanggung-tanggung, Puan minta program MBG dievaluasi total.
“Evaluasi itu harus dilakukan secara menyeluruh, jangan cuma saling lempar kesalahan. Harus dibenahi bareng biar gak keulang lagi,” kata Puan di DPR, Selasa (23/9/2025).
Puan menekankan, MBG itu penting banget buat ningkatin gizi anak Indonesia. Jadi bukan sekadar ‘program bagi-bagi makanan’, tapi investasi buat masa depan generasi muda. Karena itu, soal keamanan & kualitas gizi gak boleh main-main.
“Fokus kita adalah memperbaiki, bukan mencari kambing hitam,” ujar Puan.
BGN akui ribuan kasus keracunan MBG
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menyampaikan, sebanyak 4.711 porsi MBG telah menyebabkan gangguan kesehatan hingga ditetapkan menjadi kejadian luar biasa (KLB) hingga 22 September 2025.
BGN membagi 4.711 kasus tersebut ke tiga wilayah, yakni Wilayah I mencapai 1.281 kasus, Wilayah II mencapai 2.606 kasus, dan Wilayah III meliputi 824 kasus.
“Jadi total catatan kami itu ada sekitar 4.711 porsi makan yang menimbulkan gangguan kesehatan,” ujar Dadan dalam konferensi pers di Kantor Badan Gizi Nasional (BGN), Jakarta Pusat, Senin (22/9/2025).
“Dan perlu Anda ketahui bahwa sampai hari ini BGN sudah membuat 1 miliar porsi makan,” sambungnya.
Menurut Dadan, penyebab keracunan MBG macem-macem. Mulai dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang belum terbiasa masak dalam porsi besar, hingga supplier bahan baku gonta-ganti yang bikin kualitas gak terkontrol.
Anggaran MBG 2026 gede banget
APBN 2026 udah ketok palu, anggaran MBG tembus Rp 335 triliun. Berdasarkan fungsi, anggaran Makan Bergizi Gratis bersumber dari tiga sektor, yaitu pendidikan Rp 223 triliun (83,4 persen), kesehatan Rp 24,7 triliun (9,2 persen), dan ekonomi Rp 19,7 triliun (7,4 persen).
Adapun berdasarkan jenis belanja, 97,7 persen atau Rp261 triliun diarahkan untuk belanja barang, terutama pengadaan makanan bergizi. Belanja pegawai tercatat 1,4 persen atau Rp 3,8 triliun, sedangkan belanja modal hanya 0,9 persen.
Duit segede itu tapi kualitasnya masih bikin trauma anak sekolah.
Semua pihak harus komit buat beresin masalah ini, dari dapur umum sampai pengawas
“Program ini jangan sampai cacat gara-gara kelalaian teknis. Anak-anak kita bukan kelinci percobaan,” tegas Puan.
Intinya, Puan minta reset total buat MBG. Karena kalau ribuan anak masih terus keracunan, gimana mau disebut makan bergizi gratis? Yang ada malah makan bergizi gratis + bonus masuk IGD. (*)