BACAAJA, SEMARANG – Jalur Pantura Semarang-Demak berubah jadi kolam. Air naik, jalan tenggelam, dan truk-truk parkir berjejer kayak perahu gagal berlayar. Sopirnya cuma bisa pasrah, nunggu air surut sambil berharap nasib ikut naik.
Vito (35), sopir truk asal Ungaran, mengalu sudah dua hari terjebak di situ. Ia bawa kayu dari Kabupaten Semarang, tujuannya ke Genuk. Tapi sejak banjir datang, yang jalan cuma waktu, bukan truknya.
“Sudah dua hari di sini, uang makan habis,” kata Vito sembari menatap genangan air yang tak kunjung surut, Jumat (24/10). Sopir lain, Puryoto Brewok (42) dari Pemalang juga bernasib sama. Truknya yang memuat gabah masih sehat, tapi dia tak berani maksa jalan. “Truknya tidak mogok, tapi saya tidak berani lewat. Kalau dipaksakan bisa-bisa malah mogok,” ujarnya,
Puryoto berharap genangan air segera surut agar bisa melanjutkan perjalanan. Dan tentu bukan hanya harapan Puryoto, tapi semua sopir yang terjebak banjir. Di sepanjang jalur, deretan kendaraan panjangnya bukan main.
Ada yang nyalain mesin biar nggak kemasukan air, ada juga yang duduk di atap truk sambil nunggu keajaiban. Ironisnya, pemandangan begini bukan baru pertama. Tiap hujan deras, Pantura pasti banjir. Tahun ganti tahun, pejabatnya ganti, tapi genangannya tetap setia.
Tata Kelola Mandek
Drainase disalahin, pasang laut disalahin, tapi nggak ada yang berani nyalahin tata kelola yang mandek. Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi Jateng mulai turun tangan bantu para sopir yang terjebak. Kepala Dinsos, Imam Maskur bilang, bantuan makanan sudah dibagikan dari kemarin.
“Untuk sopir yang terjebak, kami distribusikan 250-300 paket berisi makanan dan minuman sejak Kamis malam sampai hari ini,” ujarnya. Kata dia, Dinsos menyalurkan makanan siap saji dan dua ton beras untuk dua kecamatan di Kota Semarang, totalnya sekitar Rp110 juta.
Imam juga menambahkan, Dinsos bakal buka dapur umum di kantornya buat nyuplai logistik tambahan. Sementara dapur umum buat warga terdampak sudah disiapkan Pemkot Semarang. Bantuan itu tentu jadi kabar baik buat para sopir yang sudah kehabisan bekal. Tapi, masih ada harapan yang belum tersalurkan: jalan Pantura bebas dari banjir! (bae)


