Bacaaja.coBacaaja.coBacaaja.co
  • Politrik
  • Hukum
  • Economics
  • Sport
    • Sepak Bola
  • Info Tetangga
  • Kepo
  • Rasan-Rasan
Reading: Membumikan Nilai-nilai Soegija, Rektor Ungkap Makna Rebranding Unika Soegijapranata Jadi SCU
Bacaaja.coBacaaja.co
Follow US
© 2025 Bacaaja.co
Pendidikan & Budaya

Membumikan Nilai-nilai Soegija, Rektor Ungkap Makna Rebranding Unika Soegijapranata Jadi SCU

Rektor Seogijapranata Catholic University mengungkap makna rebranding Unika Soegijapranata jadi SCU. Ada nilai-nilai luhur.

R. Izra
Last updated: Agustus 15, 2025 12:32 pm
By R. Izra
4 Min Read
Share
Rektor SCU Semarang, Dr Ferdinandus Hindiarto.
Rektor SCU Semarang, Dr Ferdinandus Hindiarto.
SHARE

BACAAJA, SEMARANG – Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata Semarang, yang didirikan pada 5 Agustus 1982 melakukan rebranding dengan nama baru Seogijapranata Catholic University (SCU) pada usianya yang ke-40 atau tahun 2022 lalu.

Mengapa Unika Soegijaprata yang telah begitu masyhur melakukan rebranding dengan nama baru: SCU?

Rektor SCU Semarang, Dr Ferdinandus Hindiarto, mengatakan rebranding dilakukan dengan tujuan lebih mengenalkan sosok Mgr Soegijapranata dan nilai-nilai yang diperjuangkan Uskup Agung pertama dari Indonesia, itu.

“Dulu orang mengenal kampus ini dengan nama Unika, begitu saja, tanpa menyebut nama Soegijapranata secara lengkap. Mulai 2022, kami resmi menggunakan nama baru: Soegijapranata Catholic University, dengan harapan nama Soegija yang berada di depan sering disebut dan lebih banyak didengar,” papar Ferdinand, saat ngobrol santai dengan awak media, kemarin.

Dituturkan, pada perkembangan selanjutnya, Soegijapranata Catholic University lebih sering disingkat menjadi SCU, dengan tampilan logo baru dengan ‘S’ yang terkesan lebih simpel.

“Itu merupakan bagian dari ikhtiar kami untuk lebih mengenalkan sosok dan nilai-nilai yang dianut dan diajarkan Soegijapranata. Untuk konteks kekinian, rebranding ini sangat sesuai,” papar dosen dengan kepakaran psikologi organisasi ini.

“Lalu muncul fenomena baru pada 2023, di mana saat nama SCU disebut, sivitas akademika dengan semringah menyambutnya dengan kata ‘nyenengke’. Kemunculan itu tanpa didesain, alami begitu saja,” imbuhnya menerangkan.

Ferdinand menyatakan, dengan nama Soegijapranata yang lebih sering disebut dan didengar, maka untuk menginternalisasi nilai-nilai yang diajarkannya diharpkan jadi lebih mudah.

Disampaikan, Soegijapranata merupakan sosok yang sangat nasionalis. Ia terkenal dengan ucapannya: ‘100 persen Katolik 100 persen Indonesia’ serta ‘Kasih untuk Tanah Airku’.

Di lingkungan kampus, juga terdapat quote dari Soegijapranata yang dilulis dengan huruf berukuran besar: ‘Talenta pro Patria et Humanitate’ yang merupakan semboyan dari SCU Semarang.

“Yang artinya bakat dan talenta pemberian Tuhan harus dipersembahkan untuk bangsa/negara dan kemanusiaan. Itu sebuah misi besar yang kami jaga dan kami hidupi di SCU ini,” ucap mantan General Manager PSIS Semarang itu.

Ditegaskan Ferdinand lebih lanjut, peran Soegijapranata dalam revolusi kemerdekaan tak kecil. Setelah Soekarno-Hatta membacakan proklamasi kemerdekaan RI, Seogijaprana bersurat ke Vatikan agar mengakui kemerdekaan Indonesia.

“Setelah Vatikan mengakui kemerdekaan Indonesia, negara-negara lain berbondong-bondong turut mengakui,” ucapnya.

Diakui, kisah-kisah perjuangan Soegijapranata memang tak banyak terdengar. Karena memang Soegija, kata Ferdinand’ lebih menyukai silent diplomacy, bekerja dalam sunyi.

“Pada 2012, Garin (Nugroho) melaunching film Soegija, namun tampaknya film itu terlalu berat, sehingga tidak meledak di pasaran,” kata Ferdinand, sembari terkekeh.

Pada konteks sivitas akademika, nilai-nilai Soegija yang egaliter dan senang membersamai, sambung Ferdinand, saat ini diterjemahkan dengan apa yang disebut ‘spiritualitas perjumpaan’ di SCU Semarang.

“Spritualitas perjumaan adalah semangat yang menghidupi dosen di kampus ini untuk mendampingi mahasiswa, karena hakikat pendidikan ada dalam perjumpaan itu,” ucapnya.

Dalam spiritualitas perjumpaan itu, sambung Ferdinand, setidaknya terkandung tiga nilai: joyfull (penuh suka cita), cura personalis (perawatan terhadap seluruh pribadi/individu), dan reflektif (berpikir mendalam dan kritis).

“Perjumpaan dosen dan mahasiswa di kelas, itu perjumpaan yang memakan waktu panjang, maka harus bermakna dan menyenangkan,” tegasnya.

Albertus Soegijapranata merupakan Uskup Agung pertama dari Indonesia. Ia dilahirkan di Surakarta pada 25 November 1896. Soegija meninggal dunia di Steyl, Belanda, pada tanggal 22 Juli 1963. Ia wafat di sebuah biara di Steyl, setelah mengalami serangan jantung.

Empat hari setelah wafatnya Soegija, Presiden Soekarno menandatangani Keppres penetapan Soegijapranata sebagai Pahlawan Nasional. Jenazah Soegija kemudian diterbangkan ke Indonesia dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Giri Tunggal, Semarang. (*)

You Might Also Like

Paham Anarko Sudah Menyebar, Ini Peringatan Keras Kapolres Banjarnegara

Pemerintah Harus Menjamin Perlindungan Hukum dan Kepastian Kerja Bagi Guru

Atasi Blank Spot Pendidikan, Pemkot Semarang Dorong Tiga SMA Negeri Baru

Trip Akademik FAI Unwahas ke Kamboja, Bahas Sertifikasi Halal sampai Beasiswa

Mahasiswa Undip Ubah Jerami Jadi Pakan Kaya Gizi

TAGGED:ferdinandus hindiartomakna rebrandingrebranding scuunika soegijapranata jadi scu
Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp
Previous Article Megawati Soekarnoputri kembali tunjuk Hasto Kristiyanto sebagai Sekretaris jendral PDI Perjuangan periode 2025-2030. Keputusan yang membuat kaget kader dan juga pengurus DPP sendiri. Hasto Kembali Duduki Takhta Sekjen PDIP Lagi, Pengamat Bilang Begini
Next Article Ketua DPR RI Puan Maharani tampil anggun dan sarat makna dalam Sidang Tahunan MPR (15/8/2025) dengan mengenakan kebaya hijau lime bermotif bunga yang dipadukan dengan selendang merah khas perjuangan. Pesona Puan Dengan Kebaya Lime, Selendang Merah, Vibes Pejuang Kemerdekaan

Ikuti Kami

FacebookLike
InstagramFollow
TiktokFollow

Must Read

Wajib Waspada! Bedain Batuk Biasa dengan Gejala Awal Kanker Paru Biar Nggak Kecolongan

7 Parfum Refill Pria Favorit Cewek, Wangi Bikin PDKT Auto Lancar

Iko Juliant Junior, mahasiswa FH Unnes, meninggal dalam kondisi tak wajar.

Kalau Benar Iko Unnes Korban Laka, Murni Kecelakaan atau karena Dikejar Polisi?

Dana Perbaikan Jalan Realisasi Baru Rp10 Miliar, Rp112 Miliar Masih Mengantre

Komandan Batalyon Resimen IV Korps Brimob Kompol Cosmas K. Gae saat menjalani sidang etik di Ruang Sidang Gedung TNCC Mabes Polri Jakarta, Rabu (3/9/2025). Foto: dok.

Danyon Brimob Dipecat Karena Kasus Rantis Tabrak Ojol, Polisi Pastikan Kasus Dilanjutkan ke Jalur Pidana!

- Advertisement -
Ad image

You Might Also Like

Wakil Ketua Komisi X DPR RI Lalu Hadrian Irfani menilai, SMKN Jateng layak menjadi prototipe pendidikan nasional. Hal itu diungkapkannya setelah berkunjung ke Semarang, Jumat (25/7/2025)
Pendidikan & Budaya

DPR Setujui Pagu Indikatif Kemendikdasmen 2026 Sebesar Rp71,11 Triliun. Abdul Mu’ti: Terimakasih

Juli 10, 2025
Pendidikan & Budaya

Samuel Wattimena: Stop Jalan Sendiri, Yuk Kolaborasi Biar Budaya Lokal Bisa Mendunia!

Agustus 25, 2025
Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian saat memimpin Rapat Dengar Pendapat Umum di Gedung DPR Kompleks Senayan Jakarta
Pendidikan & Budaya

Butuh Kolaborasi Para Pihak Guna Membangun Ekosistem Pendidikan yang Holistik

Juli 15, 2025
Pendidikan & Budaya

Lulusan SMK Menganggur, Komisi X DPR RI Desak Reformasi Pendidikan di Jateng

Juli 25, 2025
© Bacaaja.co 2025
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?