BACAAJA, JAKARTA – Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Kemenimipas) lagi getol-getolnya bersih-bersih isi lapas dan rutan. Hasilnya, ribuan barang haram dan benda terlarang dari balik jeruji berhasil disapu bersih sepanjang setahun terakhir.
Dari catatan mereka, sejak Kemenimipas berdiri Oktober 2024 sampai 15 Oktober 2025, udah ada 11.962 kali razia digelar. Hasilnya bukan kaleng-kaleng: 24.537 senjata tajam, 10.572 ponsel, plus 21.843 barang elektronik lain diamankan.
Agus, salah satu pejabat di Kemenimipas, bilang kalau komitmen mereka nggak main-main. “Kami pastikan, nggak boleh ada satu pun HP di dalam lapas, termasuk yang dipegang petugas. Kadang justru mereka yang dimanfaatkan,” katanya dalam keterangan di Jakarta, Selasa.
Setiap minggu, minimal dua kali razia digelar. Bukan cuma petugas internal, tapi juga dibantu Polri, TNI, BNN, dan instansi lain. Jadi, operasi ini benar-benar total.
Selain barang-barang kecil yang berbahaya, petugas juga sempat nemuin sembilan kasus narkoba. Semua barang hasil sitaan langsung dimusnahkan sesuai aturan.
Yang menarik, bukan cuma warga binaan yang diawasi, tapi juga petugas. “Kalau ada petugas ikut-ikutan main curang, kita sikat. Hukuman tegas udah disiapin, dari mutasi sampai pidana,” lanjut Agus.
Langkah ini bagian dari target besar mereka: zero halinar — alias bebas handphone, pungli, dan narkoba di semua lapas dan rutan.
Agus bilang, untuk napi dengan hukuman berat atau yang masih nyenggol jaringan narkoba, pengawasannya bakal lebih ketat. Mereka yang masih ‘main-main’ bakal dikirim ke Nusakambangan, Lapas Super Maximum Security.
“Harapannya, begitu ditempatkan di sana, jaringannya putus total,” ujarnya yakin.
Rencana besar ini bukan cuma omongan kosong. Pada 20 Oktober lalu, seluruh pimpinan tinggi dan kepala kantor wilayah ikut teken komitmen bareng di bawah Ditjenpas.
Intinya, semua jajaran sepakat buat benar-benar serius berantas halinar, bukan cuma jadi jargon.
Direktur Jenderal Pemasyarakatan, Mashudi, juga ngasih penegasan. Katanya, penandatanganan itu bukan sekadar seremoni, tapi bentuk janji dan tanggung jawab.
“Kami tekankan supaya nggak ada lagi pelanggaran keamanan, peredaran HP, pungli, atau narkoba di dalam lapas,” ujarnya.
Mashudi juga wanti-wanti agar nggak ada lagi kekerasan terhadap warga binaan. Menurutnya, kalau masih ada yang nekat melanggar, siap-siap aja kena evaluasi dan sanksi berat.
Dari langkah yang udah dijalankan, kelihatan kalau Kemenimipas serius ngebenerin sistem pemasyarakatan dari dalam.
Bukan cuma ngamanin napi, tapi juga bersihin lingkungan kerja biar lebih transparan dan aman.
Harapannya, ke depan, lapas dan rutan bener-bener jadi tempat pembinaan, bukan malah jadi sarang kejahatan baru.
Kalimat Agus di akhir mungkin paling ngena: “Kalau mau bersih, semua harus kompak. Dari napi sampai petugas, sama-sama jalan lurus.”
Dan kalau program ini terus konsisten dijalanin, bisa jadi, istilah “zero halinar” bukan lagi cuma slogan — tapi kenyataan. (*)


