Bacaaja.coBacaaja.coBacaaja.co
  • Info
    • Politik
      • Daerah
      • Nasional
    • Ekonomi
      • Sirkular
    • Hukum
    • Pendidikan
    • Olahraga
      • Sepak Bola
  • Unik
    • Kerjo Aneh-aneh
    • Tips
    • Viral
  • Opini
  • Tumbuh
Reading: G30S/PKI: Malam Mencekam yang Ubah Jalan Sejarah Indonesia
Bacaaja.coBacaaja.co
Follow US
  • Info
  • Unik
  • Opini
  • Tumbuh
© 2025 Bacaaja.co
Info

G30S/PKI: Malam Mencekam yang Ubah Jalan Sejarah Indonesia

Enam jenderal berhasil ditangkap: Ahmad Yani, S. Parman, M.T. Haryono, R. Suprapto, D.I. Panjaitan, dan Sutoyo Siswomiharjo. Sedangkan Jenderal A.H. Nasution lolos, tapi putrinya Ade Irma Suryani tertembak, dan ajudannya, Pierre Tendean, ikut jadi korban.

Nugroho P.
Last updated: September 30, 2025 7:24 am
By Nugroho P.
3 Min Read
Share
ilustrasi Pahlawan revolusi.
SHARE

BACAAJA, JAKARTA – Kalau ngomongin tanggal 30 September, pasti langsung kepikiran satu peristiwa besar: G30S/PKI. Malam itu, tahun 1965, jadi titik balik buat Indonesia. Dalam waktu singkat, enam jenderal TNI Angkatan Darat diculik dan dibunuh, lalu jasad mereka ditemukan di sumur tua yang sekarang dikenal dengan nama Lubang Buaya.

Contents
Politik Lagi PanasMalam PenculikanSoeharto Masuk PanggungJenazah DitemukanDampak yang MengguncangKontroversi yang Nggak Pernah Selesai

Politik Lagi Panas

Di awal 60-an, kondisi politik Indonesia udah kayak kompor meledak. Presiden Soekarno lagi getol menjalankan konsep Nasakom (Nasionalisme, Agama, Komunisme). PKI makin kuat karena punya akses langsung ke Soekarno.

Tapi, kekuatan itu bikin tentara, khususnya para jenderal, jadi waswas. Apalagi muncul isu “Dewan Jenderal” yang katanya mau nyusun rencana kudeta buat jatuhin Soekarno. Dari sinilah tensi politik makin memanas.

Malam Penculikan

Tanggal 30 September menuju 1 Oktober 1965, pasukan Cakrabirawa yang dipimpin Letkol Untung bergerak. Mereka dibagi tim kecil buat nyamperin rumah para jenderal. Sekitar pukul 03.00 WIB, operasi penculikan dimulai.

Enam jenderal berhasil ditangkap: Ahmad Yani, S. Parman, M.T. Haryono, R. Suprapto, D.I. Panjaitan, dan Sutoyo Siswomiharjo. Sedangkan Jenderal A.H. Nasution lolos, tapi putrinya Ade Irma Suryani tertembak, dan ajudannya, Pierre Tendean, ikut jadi korban.

Para jenderal yang ditangkap dibawa ke Lubang Buaya. Di sana mereka dibunuh, lalu jasadnya dibuang ke sumur tua.

Soeharto Masuk Panggung

Besok paginya, pasukan G30S ngeklaim lewat Radio Republik Indonesia kalau mereka bikin Dewan Revolusi Indonesia. Dalihnya buat “selamatin presiden” dari Dewan Jenderal.

Tapi langkah itu langsung dipatahkan oleh Mayor Jenderal Soeharto, Panglima Kostrad. Dia cepat gerak, ambil alih komando, kuasain Jakarta, dan lumpuhin pasukan G30S.

Jenazah Ditemukan

Tanggal 3 Oktober 1965, jasad para jenderal akhirnya ditemukan di Lubang Buaya. Pemandangan itu bikin publik Indonesia terpukul. Dari situ, narasi yang berkembang: PKI dituduh sebagai dalang utama.

Dampak yang Mengguncang

Walau gerakannya singkat, efek G30S gede banget. Soeharto nunjuk PKI sebagai otak gerakan, lalu mulai “bersih-bersih”. Ratusan ribu orang ditangkap bahkan dibunuh, bukan cuma anggota PKI, tapi juga mereka yang dicurigai simpatisan.

Tragedi ini jadi salah satu pelanggaran HAM terbesar abad ke-20. Di saat yang sama, kekuasaan Soekarno makin merosot sampai akhirnya digantikan Soeharto. Tahun 1966, lewat Supersemar (Surat Perintah 11 Maret), era Orde Baru resmi dimulai dan bertahan lebih dari 30 tahun.

Kontroversi yang Nggak Pernah Selesai

Sejarawan kayak John Roosa bilang, sejarah G30S penuh misteri dan manipulasi. Narasi Orde Baru nge-frame PKI sebagai dalang tunggal, tapi ada juga analisa lain yang nyebut kemungkinan keterlibatan unsur militer internal maupun pihak asing.

Sampai sekarang, G30S/PKI masih jadi perdebatan. Tapi satu hal yang jelas: tragedi ini bukan cuma soal penculikan jenderal, melainkan awal dari perubahan besar politik Indonesia. (*)

You Might Also Like

Mayoritas PAC Dukung Mbak Pinka Jadi Ketua PDIP Jateng

Timnas Garuda Hadapi Tiongkok di GBK, Ini Prediksi Skuad Tempur Indonesia

Undip Kembangkan Sentra Domba Terpadu di Desa Tumbrep

Laut Ngamuk di Musim yang Salah, Bukti Nyata Krisis Iklim

Menteri LH: Daerah yang Gagal Kelola Sampah ‘Dianugerahi’ Predikat Kota Kotor

TAGGED:30 septemberDewan Revolusi Indonesia.G30S/PKI.G30SPKIPahlawan RevolusiPKISoeharto
Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp
Previous Article Gubernur Jawa Barat KDM Bakal Disikat Prabowo
Next Article Robot Detektor Gas ala Siswa SMP Muhammadiyah 1 Gombong, Inovasi Super Keren Demi Keselamatan

Ikuti Kami

FacebookLike
InstagramFollow
TiktokFollow

Must Read

Nawal Yasin Dorong Muslimat NU Terus Bersinergi Bangun Jateng

Agustina Tanam Batu, Nyalain Ekonomi Rakyat

Bos-Bos Tionghoa Diminta Gas Ekonomi Jateng

Duit Seret, Semangat Tetep Ngegas

Korupsi, Tiga Doktor UGM Bakal Diadili di Semarang

- Advertisement -
Ad image

You Might Also Like

Ekonomi

Gubernur Jateng Traktir Ojol: Diskon Pajak, Bayarin SIM, Plus Sembako

September 12, 2025
Siswa SMA 1 Sultan Agung Semarang berpose bersama Mr. Suegul Jin yang datang dari Korea dalam rangka belajar bahasa korea melalui aplikasi KoreanMate. Foto: Fahmi
Pendidikan

Belajar Bahasa Korea Bareng Oppa, Siswa Semarang Auto Semangat. Ada Beasiswanya?

Agustus 20, 2025
Daerah

Produksi Daging Jateng Tertinggi Kedua, Anak Muda Diajak Terjun ke Peternakan

September 27, 2025
Anggota Komisi VI DPR RI Rieke Diah Pitaloka. Politisi PDI Perjuangan ini menilai norma hukum dalam regulasi BUMN masih multitafsir. Ada yang beranggapan pejabat BUMN bisa diaudit BPK, tapi dengan syarat tertentu. Bahkan, ada tafsir lain yang menyebut mereka tidak bisa disentuh KPK. Foto: dok.
Info

Revisi UU BUMN: Direksi & Komisaris Harus Bisa Diaudit KPK dan BPK

September 25, 2025
  • Kode Etik Jurnalis
  • Redaksi
  • Syarat Penggunaan (Term of Use)
  • Tentang Kami
  • Kaidah Mengirim Esai dan Opini
Reading: G30S/PKI: Malam Mencekam yang Ubah Jalan Sejarah Indonesia
© Bacaaja.co 2025
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?