Bacaaja.coBacaaja.coBacaaja.co
  • Info
    • Politik
    • Ekonomi
    • Hukum
    • Pendidikan
    • Olahraga
  • Unik
    • Kerjo Aneh-ANeh
    • Tips
    • Viral
  • Opini
  • Tumbuh
Reading: Surat Sakti MBG: Orang Tua Tanggung Risiko, Negara Cuci Tangan?
Bacaaja.coBacaaja.co
Follow US
  • Info
  • Unik
  • Opini
  • Tumbuh
© 2025 Bacaaja.co
InfoPendidikan

Surat Sakti MBG: Orang Tua Tanggung Risiko, Negara Cuci Tangan?

Surat perjanjian program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang berisi klausul “tanggung risiko sendiri” bikin geger netizen. Dari risiko keracunan hingga denda Rp80 ribu untuk wadah makan hilang, semuanya dibebankan ke orang tua. Kemenag akhirnya mencabut surat itu usai kritik publik meledak.

baniabbasy
Last updated: September 17, 2025 9:21 am
By baniabbasy
4 Min Read
Share
Surat perjanjian program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang berisi klausul “tanggung risiko sendiri” bikin geger netizen. Dari risiko keracunan hingga denda Rp80 ribu untuk wadah makan hilang, semuanya dibebankan ke orang tua. Foto: dok
Surat perjanjian program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang berisi klausul “tanggung risiko sendiri” bikin geger netizen. Dari risiko keracunan hingga denda Rp80 ribu untuk wadah makan hilang, semuanya dibebankan ke orang tua. Foto: dok
SHARE

KALAU selama ini orang tua mikir tugas mereka cuma antar anak sekolah dan bayar iuran komite, tunggu dulu. Di era Makan Bergizi Gratis (MBG), ternyata mereka juga bisa “berperan” sebagai penanggung jawab resmi atas risiko… keracunan makanan. Iya, kamu nggak salah baca.

Viral di media sosial, beredar surat perjanjian MBG dari beberapa sekolah, paling ramai sih dari MTsN 2 Brebes, Jawa Tengah. Isinya? Ngajak orang tua buat tanda tangan surat berisi enam poin ajaib yang kira-kira bisa disingkat jadi: Kalau anak lo kenapa-kenapa, bukan urusan kami.

Mulai dari gangguan pencernaan, alergi, sampai keracunan makanan, semua udah dipaketin jadi tanggung jawab orang tua. Nggak cuma itu, kalau tempat makan anak hilang atau pecah, siap-siap rogoh kocek Rp80 ribu. Wah, sekelas Tupperware branded, nih?

Tapi tenang, kejutan belum selesai. Di poin terakhir, ada klausul “kode etik kerahasiaan”. Kalau ada kejadian luar biasa macam keracunan massal, orang tua dilarang nyebarin info ke siapapun. Pokoknya tutup mulut, simpan rapat-rapat, pura-pura nggak tahu. Transparansi? Apa itu?

Reaksi netizen? Udah pasti panas. Mulai dari yang ngakak satir, sampe yang geleng-geleng kepala, semua sepakat: ini surat perjanjian atau lembar pengalihan tanggung jawab?

Lucunya, kasus MTsN 2 Brebes ternyata cuma puncak gunung es. Pola serupa juga muncul di Cirebon dan Tanah Datar. Bentuk suratnya mirip banget, kayak copy-paste template Google Docs. Artinya? Ini bukan salah satu sekolah aja, tapi mungkin ada miskom kolektif soal panduan teknis dari pusat.

Melihat gelombang protes, Kementerian Agama Jawa Tengah lewat Kepala Kanwil-nya, Abdul Wahid, akhirnya mengumumkan pencabutan surat sakti ini. Dalam rapat koordinasi bareng Badan Gizi Nasional (BGN) dan Satuan Pemenuhan Gizi, diputuskan: Oke, surat ini resmi dicabut. Syukurlah, minimal sadar.

Drama MBG nggak berhenti di surat saja

Di Kabupaten Bandung, 12 siswa SDN Legok Hayam diduga keracunan makanan MBG. Langsung, Dinas Kesehatan setempat turun tangan, ambil sampel dari dapur dan… muntahan. Iya, kamu baca lagi, muntahan. Tes lab masih jalan, hasil tunggu 14 hari. Sabar, ya.

Wakil Ketua DPR RI, Cucun Ahmad Syamsurijal, bahkan ikut nimbrung. Ia kritik: “Ahli gizi jangan cuma nicipin masakan di akhir. Dari awal dong kasih arahan.” Bener juga, masa kayak acara MasterChef—datang di akhir buat nilai plating?

Cucun juga puji langkah Dinkes Bandung yang mau ngadain pelatihan khusus untuk ahli gizi MBG. Katanya sih biar bisa jadi contoh nasional. Well, semoga bukan cuma contoh buat difoto lalu dilupakan.

Di balik semua kekacauan ini, satu hal jadi jelas: program MBG yang niat awalnya mulia, bisa kacau kalau eksekusinya serampangan. Apalagi kalau implementasinya dipenuhi surat absurd yang malah bikin orang tua mikir dua kali sebelum anaknya makan gratis di sekolah.

Program Makan Bergizi Gratis semestinya jadi bentuk cinta negara ke anak-anak bangsa, bukan jadi ajang lempar tanggung jawab kayak main dodgeball. Kalau sampai orang tua yang disuruh tanggung risiko, lalu negara ngapain?

Jadi, pelajaran minggu ini: Gratis itu nggak selalu bebas risiko. Kadang, malah harus tanda tangan disclaimer.

Kalau kamu masih mikir makanan gratis itu tanpa drama, coba deh baca ulang paragraf ini. Atau lebih baik, baca label dan perjanjian dulu sebelum makan. Siapa tahu ada tulisan kecil: Segala efek samping bukan tanggung jawab penyelenggara.(*)

You Might Also Like

Sok Jago Senioritas Berujung Pidana, Zara PPDS Undip Kena Tuntutan 1,5 Tahun Bui

Jahitan Kasus Sritex Mulai Terurai, Tiga Tersangka Siap Dipermak Tipikor

Kejati Buru “Pemain” Lain Usai Tersangkakan Dosen UGM di Kasus Kakao Fiktif Rp7,4 M

DPR Soroti Lambatnya Pembangunan Pembangkit EBT

Menjelang Kongres PWI, Suasana Dibikin Guyub: Integritas Jadi Janji Bareng

TAGGED:headlineMakan Bergizi GratisSurat MBGSurat sakti MBG
Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp
Previous Article Gaspol Kemandirian Pangan, Pemprov Jateng Apresiasi Kolaborasi Hulu-Hilir
Next Article Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng meninjau lokasi kebakaran di Kelurahan Candi, Kecamatan Candisari, Selasa (16/9/2025). Wali Kota Agustina Bangun Kembali Rumah Korban Kebakaran di Candisari Semarang

Ikuti Kami

FacebookLike
InstagramFollow
TiktokFollow

Must Read

Angka Kematian Ibu dan Bayi di Semarang Turun, Pemkot Punya Jurus Baru

Gubernur Jateng Ahmad Luthfi saat menemui eks karyawan PT Sritek, Rabu (24/9/2025), yang hingga kini belum mendapatkan pesangon . Foto: dok.

Curhat Eks Buruh Sritek ke Gubernur: “Kerja Kurator Kok Lelet?”

Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng, Rabu (24/9/2025), mengunjungi langsung lokasi kebakaran yang terjadi di dua wilayah, yaitu Sendangguwo dan Palebon.

Agustina Tinjau Lokasi Kebakaran, Tekankan Pentingnya Kewaspadaan Masyarakat

Doa Agar Bisa Bermimpi Bertemu Rasulullah, Lengkap dengan Hadis dan Amalannya

Rahasia di Balik Harga iPhone yang Selangit

- Advertisement -
Ad image

You Might Also Like

BGN mengajukan anggaran untuk program MBG tahun 2026 sebesar Rp 335 triliun. Sasaran 82,9 juta penerima. Dalam setiap bulan sebesar Rp25 triliun.
Nasional

BGN Ajukan Anggaran MBG 2026 ke DPR Sebesar Rp 335 Triliun

Juli 15, 2025
Hukum

Ayah Bejat di Banjarnegara Terancam 15 Tahun Bui Usai Coba Habisi Anak Kandung

Agustus 20, 2025
Hukum

Dibisiki Pimpinan Bank, Perempuan di Semarang Gelapkan Kredit Bank DKI Rp2,7 Miliar

September 9, 2025
Ketua Komisi VIII DPR RI Marwan Dasopang saat Rapat Kerja Komisi VIII terkait dengan RUU tata kelola Haji dan Umroh. DPR Sepakat, Urusan haji dan umroh ditangani kementerian terpisah dari Kemenag. Foto: dok.
Nasional

Bye-bye Kemenag! Urusan Haji & Umrah Bakal Di-handle Kementerian Baru, DPR Gaspol Revisi UU!

Agustus 25, 2025
  • Kode Etik Jurnalis
  • Redaksi
  • Syarat Penggunaan (Term of Use)
  • Tentang Kami
  • Kaidah Mengirim Esai dan Opini
Reading: Surat Sakti MBG: Orang Tua Tanggung Risiko, Negara Cuci Tangan?
© Bacaaja.co 2025
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?