BACAAJA, SEMARANG- Jalan Pahlawan, depan Mapolda Jawa Tengah, Jumat (29/8) sore mendadak jadi arena chaos. Dari tengah kerumunan, tiba-tiba ada benda terbakar melayang ke arah barisan polisi. Bentuknya mirip molotov, botol api rakitan sederhana.
Begitu menghantam tanah, semburan api langsung menyala, bikin suasana berubah tegang seketika. Api itu memang cepat padam, cuma beberapa puluh detik. Tapi momentumnya cukup bikin situasi meledak. Polisi langsung sigap, mengerahkan water cannon menyemprot massa. Sayangnya, semprotan deras itu malah dibalas dengan lemparan kayu, batu, hingga tongkat dari arah pendemo.
Tambah Pasukan
Bentrok berlangsung cukup lama. Sekitar pukul 16.15 WIB, polisi menambah pasukan. Tembakan gas air mata mulai dilepaskan, asap putih mengepul di udara. Massa pun kocar-kacir, tapi sebagian masih bertahan, maju mundur sambil tetap melemparkan benda ke arah petugas.
Ratusan orang ikut dalam aksi ini: pengemudi ojol, mahasiswa, sampai rombongan pemuda berseragam sekolah yang diduga pelajar. Mereka menuntut polisi di Jakarta yang menabrak driver ojol, Affan Kurniawan, dengan rantis Brimob hingga tewas, dihukum seberat-beratnya.
Padahal, sejak siang demo ini berjalan cukup tertib dengan orasi di atas mobil komando. Tapi begitu molotov melayang, tensi langsung naik ke level berbahaya. Dari rapat orasi, sore itu berubah jadi medan pertempuran kecil, dengan percikan api dan gas air mata jadi pemandangan utama. (bae)