BACAAJA, PATI- Lagi heboh-hebohnya Pansus Hak Angket DPRD Pati bahas pemakzulan yang bikin suhu politik naik level, Bupati Pati Sudewo malah muncul di tempat yang nggak disangka-sangka. Setelah beberapa hari kayak “menghilang” dari radar publik, Jumat (22/8), dia tiba-tiba nongol di Joglo Pandu Pragola. Eh, bukan buat klarifikasi politik, tapi hadir di pelepasan kontingen Pramuka menuju Raimuna Daerah.
Acara pelepasan berlangsung cukup khidmat, penuh semangat anak-anak muda beratribut Pramuka. Sudewo datang dengan wajah serius tapi santai, seolah pengen kasih pesan kalau dirinya lebih fokus ke pendidikan karakter ketimbang drama politik yang lagi panas.
Ketua Kwarcab Gerakan Pramuka Pati, Sugiono bilang, kalau kontingen kali ini hasil seleksi ketat dari berbagai SMA, SMK, dan MA se-Kabupaten Pati. “Mereka mewakili semangat 1,3 juta penduduk Pati, siap berkarya, dan menorehkan prestasi membanggakan,” ujarnya.
Sudewo sendiri nggak kalah semangat. Ia ngasih wejangan kalau peserta Raimuna dipilih dengan objektif dan penuh kualitas. “Saya yakin kontingen Pati akan mengharumkan nama daerah, sekaligus menunjukkan keunggulan karakter generasi muda,” katanya.
Yang menarik, Sudewo nyelipin cerita kalau dirinya rela pulang dari Jakarta lewat jalur darat semalaman cuma demi hadir di acara Pramuka ini. “Saya bangga bisa dampingi kalian langsung. Biarpun capek perjalanan, rasa bangga saya ke Pramuka nggak bisa ditunda,” ujarnya.
Program Beasiswa
Nggak cuma ngomong soal Pramuka, Sudewo juga sempet nyenggol program beasiswa buat 194 mahasiswa kurang mampu. Ia klaim program itu murni dari dukungan pihak ketiga, tanpa sentuh APBD. “Transparan dan buat peningkatan kualitas SDM unggul,” tegasnya.
Di akhir, Sudewo titip pesan supaya kontingen Pramuka tetap jaga kebersamaan, sportifitas, dan tentunya bawa nama baik Pati. “Raimuna ini bukan cuma ajang kumpul, tapi juga sarana pembentukan karakter buat masa depan,” tutupnya.
Sementara itu, di luar Joglo, isu politik Pati masih panas. Pansus Hak Angket Pemakzulan terus jadi bahan gosip warung kopi sampai grup WhatsApp warga. Kehadiran mendadak Sudewo di acara Pramuka bikin publik makin kepo: apakah ini sekadar simbol netralitas, atau justru strategi buat jaga citra di tengah tekanan politik? (*)