BACAAJA, SEMARANG- Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi angkat bicara soal aksi ribuan warga Pati yang mendesak Bupati Sudewo mundur dari jabatannya. Menurutnya, kalau mau kepala daerah lengser, jalurnya jelas: lewat DPRD.
“Ya, itu tanyakan ke sana (DPRD). Mekanismenya sudah ada,” kata Luthfi usai memantau kegiatan Cek Kesehatan Gratis di Universitas Diponegoro, Rabu (13/8).
Luthfi bilang, aspirasi rakyat harus dihargai karena menyampaikan pendapat di muka umum itu hak setiap warga negara. Tapi, ia ingatkan, hak itu nggak absolut. Artinya, nggak boleh dilakukan secara anarkis, memaksakan kehendak, atau mengganggu kepentingan umum. Semua harus sesuai aturan hukum.
Jaga Kondusifitas
Di sisi lain, ia mewanti-wanti Bupati Pati dan jajaran Muspida buat peka menyerap aspirasi warga sambil menjaga situasi tetap adem. “Kondusif itu penting, salah satu indikator masuknya investasi. Dan saya yakin kita mampu karena budaya gotong royong kita tinggi,” ujarnya.
Demo besar di Pati ini pecah gara-gara kebijakan Pemkab yang menaikkan PBB-P2 sampai 250 persen. Meski nggak semua objek pajak kena maksimal (ada yang cuma naik 50 persen), warga kadung tersinggung sama pernyataan Sudewo yang mempersilakan demo “mau 5 ribu atau 50 ribu orang sekalipun.”
Warga kemudian menggelar aksi unik: donasi air mineral kemasan dos yang ditumpuk di trotoar depan pendopo Kabupaten Pati. Tapi suasana berubah panas dan ricuh, lemparan ke arah petugas dibalas gas air mata, hingga massa dibubarkan. (*)