BACAAJA, CILACAP – Suasana Demangkarta, Cilacap Utara, pagi itu rame banget. Warga, pelajar, sampai pejabat turun ke lumpur bareng-bareng buat nandur mangrove. Bukan acara biasa, tapi bagian dari gerakan “Mageri Segoro” — semangat bareng-bareng buat jaga pesisir dan laut tetap hidup.
Kegiatan ini juga digelar serentak di 17 kabupaten dan kota se-Jawa Tengah, dipusatkan di Pantai Kinasih, Kendal. Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, ikut mimpin langsung. Tapi di Cilacap, suasananya beda — lebih guyub, lebih dekat sama lautnya.
Di Demangkarta, yang juga dikenal sebagai Depok Mangrove Karangtalun, peserta nggak cuma nanem pohon mangrove. Ada juga yang nanem cemara laut dan ngelepas kepiting bakau ke air. Simbol sederhana buat nunjukin kalau pesisir Cilacap masih terus dijaga.
Sekda Cilacap, Sadmoko Danardono, bilang kalau total udah ada lebih dari 142 ribu pohon mangrove dan 1.000 pohon cemara laut yang ditanam di tujuh kecamatan. Mulai dari Cilacap Utara, Tengah, Selatan, sampai ke Kampung Laut.
“Kita ngajak semua pihak ikut. Dari Forkopimda, instansi vertikal, perusahaan, komunitas mangrove, sampai pelajar. Harapannya, mangrove Cilacap bisa terus hidup dan lindungi pantai kita,” katanya.
Akar Mangrove, Benteng Alami Pesisir
Sadmoko juga jelasin, mangrove itu penting banget buat jaga pantai dari abrasi dan ombak besar. Akar-akar mangrove bisa nahan gelombang lebih kuat daripada tembok beton. “Kalau mangrove rusak, biota laut juga ikut terganggu,” ujarnya.
Selain itu, mangrove juga jadi rumah buat banyak makhluk laut. Dari ikan kecil, kepiting, sampai udang, semua berkembang biak di sana. Intinya, kalau mangrove subur, laut juga ikut sehat.
Nggak Cuma di Laut Selatan
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Cilacap, Achmad Nurlaeli, bilang kalau aksi Mageri Segoro kali ini digelar di 14 titik di enam kecamatan. Termasuk kawasan Segara Anakan yang terkenal punya ekosistem unik.
“Kalau di pantai selatan buat nahan abrasi, di Segara Anakan fokusnya ke pelestarian biota laut,” jelasnya.
Selain mangrove, ada juga penanaman cemara laut di Pantai Kemiren. Jumlahnya seribu batang, buat nutup celah abrasi di garis pantai Cilacap yang panjangnya hampir 200 kilometer — dari Jetis sampai Kampung Laut.
Gotong Royong Jaga Laut
Kegiatan ini nggak cuma soal tanam pohon, tapi juga soal kerja bareng. Ada dari pemerintah, Basarnas, PT Solusi Bangun Indonesia (SBI), Pertamina, PT S2P, komunitas lingkungan, sampai warga sekitar. Semua turun ke lapangan, nyemplung bareng di lumpur.
Satu per satu bibit mangrove ditancap. Tangan kotor lumpur, tapi wajah-wajah peserta sumringah. Nggak ada yang ngeluh, karena semua tahu mereka lagi bikin hal baik buat masa depan pesisir Cilacap.
Menanam Harapan, Bukan Cuma Pohon
Cilacap punya sejarah panjang sama laut. Laut yang ngasih hidup, tapi juga kadang jadi ancaman. Lewat Mageri Segoro, masyarakat pengen balas budi — dengan cara sederhana: nandur dan ngerawat.
“Kalau mangrove tumbuh bagus, ikan bakal banyak lagi, nelayan juga ikut senang,” kata salah satu warga yang ikut nandur.
Hari itu, langit Cilacap cerah. Angin laut berhembus pelan, ombak kecil menyapa akar-akar muda yang baru ditanam. Mungkin inilah cara paling nyata buat jaga alam — nggak cuma ngomongin, tapi langsung turun tangan.
Karena laut yang sehat bukan cuma buat sekarang, tapi juga buat anak cucu nanti. (*)