BACAAJA, JAKARTA—Buat lo yang ngira isu lingkungan cuma sekadar tren, think again! DPR RI, lewat Komisi XII, baru aja nunjukin kalau mereka beneran serius ngurusin masalah bumi ini. Di rapat kerja yang digelar Kamis (4/9/2025) di Gedung Nusantara I, Senayan, Wakil Ketua Komisi XII DPR RI, Sugeng Suparwoto, buka suara soal komitmen mereka dalam ngegas isu strategis lingkungan hidup—dari pengelolaan sampah, limbah, sampai perdagangan karbon.
Sugeng ngasih apresiasi ke program-program Kementerian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH) yang udah melibatkan masyarakat. Tapi, doi juga wanti-wanti kalau anggaran tahun 2026 yang tembus Rp1,39 triliun harus bener-bener jatuh ke program prioritas. Fokusnya? Ya itu tadi—sampah, limbah, pencemaran udara, dan yang lagi naik daun: carbon trading.
“Anggaran ini jangan sampai cuma lewat doang. Kita harus make sure semuanya efektif dan impactful,” tegas Sugeng, politisi dari Fraksi NasDem.
Nggak cuma itu, Sugeng juga dukung KLH/BPLH untuk tampil di forum-forum internasional. Diplomasi iklim tuh penting banget, apalagi kalau ngomongin soal pengendalian emisi, plastik sekali pakai, dan mekanisme perdagangan karbon. Indonesia nggak boleh cuma jadi penonton!
Sementara itu, Menteri LH, Hanif Faisol Nurrofiq, paparin capaian anggaran 2025 yang udah tembus Rp0,71 triliun atau 66,22% dari total pagu Rp1,079 triliun. Proyeksi akhir tahun? Nyaris sempurna: 99,98% terserap!
Soal pendapatan negara bukan pajak (PNBP), KLH/BPLH juga ngebut. Sampai awal September, udah nyampe Rp287,77 miliar, alias 306,82% dari target APBN. Mereka optimis bisa tembus Rp500 miliar tahun ini.
“Tambahan alokasi Rp195 miliar di 2026 bakal kita dorong buat pengelolaan sampah, limbah, dan carbon trading,” kata Hanif.
Salah satu poin menarik datang dari Jalal Abdul Nasir, anggota Komisi XII dari Fraksi PKS. Doi ngusulin digitalisasi pengawasan lingkungan, apalagi buat ngadepin keluhan masyarakat soal sungai tercemar kayak di Bekasi.
“Bayangin kalau kita punya sistem digital yang bisa pantau kondisi sungai real-time. Langsung bisa ketahuan siapa yang buang limbah sembarangan!” ujar Jalal.
Jalal juga sorot pentingnya kesiapan KLH hadapi bencana akibat perubahan iklim. Menurutnya, alokasi anggaran Rp58,79 miliar buat mitigasi bencana dan perubahan iklim harus direview lagi. Soalnya, risiko bencana makin gede dan intensitasnya makin tinggi.
“Jangan sampe kita underbudget. Perubahan iklim bukan ancaman masa depan lagi, tapi realita hari ini,” tegasnya.
DPR dan KLH/BPLH udah satu suara—tahun 2026 jadi momen krusial buat ngelakuin lompatan besar di bidang lingkungan hidup. Dengan anggaran jumbo, strategi digitalisasi, dan positioning kuat di dunia internasional, Indonesia siap jadi pemain utama dalam perlindungan bumi.
Kalau lo masih buang sampah sembarangan atau males pilah-pilah sampah, mungkin ini saatnya buat mulai peduli. Karena yang di Senayan aja udah serius, masa lo enggak?(*)