BACA AJA.CO– Film animasi nasional bertajuk Merah Putih: One For All yang baru aja tayang 15 Agustus kemarin bukannya bikin bangga, malah jadi bulan-bulanan netizen. Alih-alih disambut meriah, film yang kabarnya ngabisin dana miliaran rupiah ini ramai dicibir karena kualitas visualnya yang dianggap “nggak banget”.
Banyak warganet menyindir animasinya mirip tugas kilat anak sekolah. “Kayak proyek PPKn yang dikerjain seminggu sebelum deadline,” tulis salah satu komentar. Bahkan ada juga yang nyeletuk, “Nonton kursi bioskop kosong dua jam lebih menghibur daripada film ini.”
Selain animasinya yang disebut “belum matang”, netizen juga curiga kalau film ini pakai aset stok murahan yang gampang dibeli online. Dengan bujet yang disebut tembus Rp 6,7 miliar, hasil akhirnya dianggap jauh dari ekspektasi. Tambah bikin kecewa, film ini kabarnya digarap cuma dalam waktu sebulan. Pantes aja kelihatan terburu-buru.
Soal jalan cerita? Netizen bilang dialognya kaku, editingnya bikin pusing, dan humor yang dilontarkan lebih bikin bingung ketimbang ngakak. Alhasil, banyak penonton justru ketawa bukan karena lucu, tapi karena absurd.
Meski jadi bahan roasting massal di medsos, produsernya, Toto Soegriwo, malah santai nanggapin. Lewat Instagram dia bilang, “Senyumin aja. Komentator lebih pandai dari pemain.”
Sayangnya, jawaban ini nggak bikin netizen adem. Buat mereka, film yang bawa nama besar “Merah Putih” harusnya bisa jadi kebanggaan industri animasi Indonesia, bukan malah jadi bahan meme berjamaah.(*)