BACAAJA, SUKABUMI – Hujan yang nggak ada jedanya sejak Senin sore bikin wilayah Sukabumi bagian selatan kelimpungan. Air naik cepat, tanah ikut ambles, akhirnya banjir dan longsor barengan datang tanpa permisi.
Cisolok dan Cikakak jadi dua daerah yang paling parah terdampak. Banyak warga nggak sempat nyelamatin barang-barang, langsung lari ke tempat aman karena rumah sudah dipenuhi air dan lumpur.
Data sementara dari BPBD Kabupaten Sukabumi mencatat lebih dari 1.800 warga harus mengungsi di titik pengungsian yang sudah disiapkan. Ratusan rumah terdampak, jalanan terputus, akses komunikasi juga sempat terganggu.
Entis Daeng Sutisna, Manajer Pusdalops BPBD Sukabumi, bilang kalau timnya masih terus melakukan pendataan di lapangan. Fokus utama sekarang adalah nyelamatin warga yang terjebak dan penuhi kebutuhan dasar mereka.
Desa Cikahuripan, Kecamatan Cisolok, jadi yang paling berat kondisinya. Ada sekitar 500 kepala keluarga yang terpaksa nginep di tempat darurat demi tetap aman malam-malam.
Wilayah lain seperti Kampung Marinjung dan Cigoler juga dilaporkan kena banjir bandang. Lumpur dan puing-puing bikin jalur evakuasi makin ribet dan lambat.
Bergeser ke Cikakak, ceritanya kurang lebih sama. Banjir dan tanah longsor hadir sepaket di lebih dari 20 titik. Rumah warga tenggelam sebagian, bahkan ada yang ketutup tanah.
Untungnya, sejauh ini laporan korban jiwa belum ada. Tapi warga tetap diminta waspada, apalagi yang tinggal deket sungai dan lereng.
Buat tempat mengungsi, sebagian warga ditampung di sekolah dan lapangan yang masih aman dari genangan. Sementara yang lain milih numpang sementara di rumah keluarganya.
Posko darurat, dapur umum, dan fasilitas kesehatan langsung digelar bareng-bareng oleh BPBD, TNI, Polri, PMI dan dinas terkait. Mereka kerja cepat buat pastiin kebutuhan korban terpenuhi.
Makanan siap saji, obat-obatan, dan selimut jadi yang paling sering dibagikan. Sementara tenda tambahan masih diusahakan karena warga yang terdampak terus bertambah.
Selain rumah, kerusakan juga nyerang fasilitas umum. Ada tempat ibadah dan bangunan lain yang ikut rusak. Sawah dan irigasi pun kena imbasnya, bikin warga makin pusing mikirin masa depan.
Belum selesai ngurus dampak awal, hujan lagi-lagi turun di beberapa titik pada Selasa malam. Risiko susulan masih tinggi dan bikin semua pihak tetap siaga.
Entis dan timnya terus muter dari posko ke posko. Mereka ngecek apakah masih ada warga yang ketinggalan evakuasi atau butuh penanganan medis cepat.
Sementara itu, bantuan dari berbagai pihak terus berdatangan. Harapannya, logistik yang tersedia bisa cukup sampai kondisi mulai aman terkendali.
Warga yang terdampak juga terus berusaha kuat, meski banyak yang masih kaget dan syok lihat rumah mereka rusak parah.
Petugas sosial dan medis juga nyiapin dukungan buat anak-anak dan lansia yang paling rentan dalam situasi kayak gini.
Harapan besar ada pada cuaca: semoga cepat cerah dan kondisi bisa pulih pelan-pelan. Warga ingin cepat balik dan lihat rumah mereka berdiri lagi seperti semula.
Meski berat, warga saling bantu dan jaga satu sama lain. Solidaritas jadi kekuatan mereka melewati hari-hari penuh ketidakpastian ini.
Dan satu pesan penting terus terdengar dari petugas di lapangan: Tetap waspada, jangan lengah, dan utamakan keselamatan. (*)


