BACAAJA, KUDUS- Djarum Arena Kaliputu lagi-lagi ramai. Bukan lagi ada konser, tapi jadi arena tarung para pendekar ju-jitsu dari 17 provinsi di seluruh Indonesia. Total 154 atlet turun gelanggang di ajang PON Beladiri Kudus 2025, ngebawa semangat dan gengsi daerah masing-masing.
Ketua Umum PB Ju-jitsu Indonesia (PBJI), Dedy Triharjanto bilang, ini momentum langka yang nggak boleh disia-siakan. Ada 15 nomor pertandingan yang dibuka hadiah besar dari KONI Pusat buat para pejuang tatami.
“Banyak atlet baru yang akhirnya bisa ngerasain atmosfer pertandingan nasional. Ini jadi ajang pembuktian dan pembinaan juga,” kata Dedy di Kudus, Jumat (24/10). Pria yang baru aja naik jabatan sebagai Ketum PBJI periode 2025-2029 itu nyebut, PON Beladiri kali ini bukan cuma soal perebutan medali, tapi juga pemanasan menuju SEA Games 2025 Desember nanti.
“Ajang ini penting banget buat nyiapin atlet nasional. Kami ingin ju-jitsu makin kuat di level Asia,” tambahnya. Saat ini, PBJI udah punya kepengurusan di 25 provinsi, dan dua di antaranya baru banget terbentuk.
Kepengurusan Provinsi
Artinya, makin banyak daerah yang mulai ngerasain vibe ju-jitsu. “Masih ada beberapa provinsi yang akan kami bantu bentuk pengurusnya. Tapi setelah PON ini, kami yakin bakal makin banyak yang ikut gabung,” ujar Dedy optimistis.
Selain ngomongin pertandingan, Dedy juga sempat flashback dikit soal sejarah panjang ju-jitsu di Indonesia. Dari zaman penjajahan Jepang tahun 1940-an, sampai akhirnya berkembang ke arah Brazilian Ju-jitsu (BJJ) di era 2000-an. PBJI sendiri baru resmi berdiri pada 2017, tapi kiprahnya udah gak main-main.
Dua kali Asian Games, tiga kali SEA Games, satu kali PON, dan sederet ajang internasional lainnya udah dicicipin atlet-atlet Indonesia. “Ju-jitsu udah ditetapkan Kemenpora jadi cabang olahraga elite. Kami ingin terus lahirkan atlet yang bisa kibarin Merah Putih di luar negeri,” tutup Dedy. (tebe)


