BACAAJA, SEMARANG- Program Mageri Segoro yang berarti memagari laut merupakan inisiatif Pemerintah Provinsi Jawa Tengah buat memperkuat ketahanan pesisir dari abrasi, rob, dan penurunan tanah. Tahun ini, kegiatan dilakuin serentak di 17 daerah pesisir, dan Semarang jadi salah satu titik utama dengan fokus penanaman cemara laut di kawasan Mangunharjo.
Buat Agustina, laut itu bagian dari rumah Semarang. “Pantai itu seperti pagar rumah. Kalau pagarnya rusak, rumah jadi nggak aman. Jadi ya harus kita jaga bareng,” ujarnya di sela kegiatan.
Ia bilang, nanam pohon bukan sekadar seremoni, tapi simbol tanggung jawab buat ngelindungi kota dari abrasi dan rob. “Hari ini kita menanam pohon, sekaligus menanam harapan agar garis pantai Semarang nggak makin mundur,” kata Agustina.
Tantangan besar kayak penurunan tanah dan naiknya air laut bikin Semarang makin rentan. Karena itu, lewat Mageri Segoro, Pemkot ngajak masyarakat ikut “magerin” laut dengan cara paling alami, menanam pohon.
Langkah Ekologis
Agustina juga wanti-wanti, gerakan ini nggak bisa berhenti di acara tanam massal aja. “Harus dibarengi langkah ekologis dan kebijakan teknis. Kita dorong budaya cinta lingkungan, minimal satu orang nanam satu pohon tiap tahun,” tegasnya.
Kegiatan ini disokong 26 perusahaan lewat CSR, termasuk Indofood, PLN, Pertamina, Sido Muncul, PHAPROS, Kubota, Victoria Care, dan KIW, dengan total 18.040 bibit mangrove dan cemara laut ditanam di berbagai titik pantai, dari Baruna, Tirang, KIW, Trimulyo, sampai Mangunharjo.
Selain perusahaan, komunitas pesisir seperti Camar, Prenjak, KPA Semarang Mangrove, Kenari, Arjuna Berdikari, dan Tripari juga ikut turun tangan. Pemkot pun nambah langkah nyata lewat perluasan SPAM dan PDAM, penguatan tanggul laut, sampai pengembangan eduwisata mangrove biar warga makin dekat sama alam. “Menjaga pantai itu sama aja dengan menjaga masa depan Kota Semarang,” tutup Agustina. (tebe)