BACAAJA, SEMARANG- Dari meja redaksi kini menuju gelanggang organisasi. Dua kolega di Harian Umum Suara Merdeka, Setiawan Hendra Kelana alias Iwan dan Imam Nuryanto, resmi berhadapan dalam perebutan kursi Ketua PWI Jawa Tengah periode 2025-2030.
Drama “dari rekan jadi rival” ini dipastikan bikin Konferprov PWI pada 18 Oktober 2025 mendatang makin panas. Pada Kamis (2/10), Gedung Pers Jateng berubah jadi panggung awal pertarungan.
Iwan muncul tepat pukul 11.21 WIB dengan iringan dukungan sejumlah senior, termasuk Pemimpin Redaksi Suara Merdeka, Agus Toto Widyatmoko. Tak lama, giliran Imam yang datang membawa simpatisan, termasuk tokoh pers Sunu Andhy Purwanto. Atmosfer seakan menegaskan: kompetisi ini serius, bukan sekadar formalitas.
Panitia Konferprov memastikan berkas keduanya lengkap. Status “calon sah” pun disematkan, mengunci duel terbuka yang tak bisa lagi dihindari.
Visi Misi
Visi-misi pun terdengar bagai manifesto. Iwan mengusung PWI bermartabat, adaptif di era AI dan digital, serta jadi rumah besar semua generasi wartawan. Sementara Imam di sisi lain lantang bicara soal mengembalikan marwah PWI sebagai wadah besar pewarta yang hidup, dinamis, dan penuh kompetisi sehat.
Meski sama-sama memasang target menang, keduanya menegaskan tidak ada permusuhan. “Mas Iwan tetap teman kantor dan saudara,” tegas Imam. Sementara Iwan menepis keras anggapan “dulu kawan kini lawan,” menandaskan persahabatan mereka tak akan luntur meski harus bertarung visi di depan para voters.
Konferprov PWI Jateng 2025 pun bukan sekadar pemilihan ketua. Ia akan jadi babak drama besar: ketika dua wartawan satu bendera, satu kantor, dan satu perjuangan, kini harus membuktikan siapa yang lebih layak memimpin roda organisasi pers Jawa Tengah. (*)