BACAAJA, MEDAN – Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Bobby Nasution lagi-lagi bikin kontroversi. Setelah gagal nyaplok empat pulau milik Aceh yang berbatasan dengan perairan Tapanuli Tengah (Tapteng), kini kembali bikin ulah yang bisa bikin sakit hati rakyat Aceh.
Mantu Jokowi itu ini langkah absurd bin konyol: ia merazia mobil dan truk berpelat nomor BL, yang merupakan kode wilayah Aceh.
Truk dan mobil berpelat BL yang lewat di Sumut ia cegat.
Dalam video yang beredar di sosmed, Bobby dengan enteng nyuruh para sopir ganti plat ke BK atau BB.
Katanya, biar ada bukti bayar pajak ke Sumut.
“Kalau cari makan di Sumut, harus pakai plat BK atau BB,” ucapnya sok tegas.
Masalahnya, omongan Bobby ini nggak ada dasar hukumnya. Plat nomor itu berlaku nasional.
Nggak ada aturan kendaraan harus ganti plat cuma karena nyebrang provinsi.
Apalagi, faktanya di Aceh sendiri banyak banget kendaraan berplat BK atau pelat Sumut, dan selama ini aman-aman aja.
Para sopir yang dihentikan cuma bisa bengong. Mereka jelas nggak ngerti apa salah mereka.
“Kami cuma sopir, soal plat itu urusan bos,” kata salah satu sopir.
Tapi Bobby malah ngotot, suruh sopir kasih tahu bosnya soal ganti plat.
Jadi, yang bikin ribut justru Bobby sendiri. Apa dia gak mikir, gimana kalau seluruh kendaraan berpelat BK gak boleh lewat di jalan selain Sumut.
Gimana nanti nasib mahasiswa Sumut di perantauan?
Nggak heran, aksi konyol mantu Jokowi ini menuai hujatan dari banyak pihak. Politisi di Senayan sampai geleng-geleng kepala.
Jamaluddin Idham (PDIP) bilang kebijakan Bobby ini ngawur dan bisa bikin konflik baru antara Aceh–Sumut.
Sementara, Nasir Djamil yang dari PKS itu ngomong pedas: tindakan Bobby disebut goblok, off side, dan jelas nunjukin kalau dia nggak paham hukum.
Padahal, hubungan Aceh–Sumut selama puluhan tahun adem ayem. Ekonomi dua daerah ini saling topang.
Truk BK bebas masuk Aceh, truk BL juga bebas lewat Sumut. Semua lancar. Baru kali ini ada pejabat yang bikin rusuh aturan main yang sebenarnya nggak pernah jadi masalah.
Kalau Bobby alasan soal jalan rusak, itu pun ngaco. Jalan nasional dibiayai APBN, bukan duit Sumut doang. Jadi, nggak ada urusannya sama plat kendaraan Aceh.
Intinya, sikap arogan Bobby bukan cuma melanggar logika dan hukum, tapi juga bisa nyulut konflik horizontal yang berbahaya.
Bisa bikin disintegrasi bangsa. Bisa memecah belah persatuan bangsa.
Alih-alih ngurus pembangunan atau beresin kasus korupsinya yang udah numpuk di KPK, dia malah sibuk jadi polisi plat nomor.
Satu hal jelas: ini bukan gaya pemimpin, tapi gaya preman sok kuasa, yang ngerasa punya bekingan kuat, lantas main aturan sendiri. (*)