PENYAKIT ginjal stadium awal kerap tak disadari kehadirannya. Tak menunjukkan gejala khas, namun pelan-pelan menggerogoti fungsi tubuh yang vital. Jika tidak ditangani dengan cepat, dampaknya bisa sangat serius hingga menyebabkan gagal ginjal.
Ginjal adalah organ penyaring racun dan kelebihan cairan dari darah. Ketika fungsinya terganggu, limbah akan menumpuk di dalam tubuh, memicu berbagai penyakit lain. Oleh karena itu, penting bagi siapa pun untuk memahami tanda awal gangguan ginjal dan bagaimana mengobatinya sejak dini.
Pada tahap awal, penderita biasanya tidak merasakan keluhan spesifik. Namun, pemeriksaan kesehatan rutin bisa mendeteksi penyakit ini lewat cek darah, urine, atau USG. Sayangnya, banyak orang baru menyadari setelah ginjal sudah mengalami kerusakan signifikan.
Penyebab kerusakan ginjal sangat beragam, mulai dari tekanan darah tinggi, diabetes, hingga gaya hidup tidak sehat seperti merokok, minum alkohol berlebihan, dan pola makan yang buruk. Risiko akan meningkat jika penderita memiliki riwayat keluarga dengan penyakit ginjal.
Dikutip Kamis (05/08/2025) dari tayangan video di kanal YouTube Medical Insight ID, para dokter spesialis menjelaskan pentingnya deteksi dan pengobatan sejak dini. “Penyakit ginjal tidak menimbulkan gejala di awal, namun dampaknya jangka panjang. Kalau sudah parah, pasien harus cuci darah rutin,” ujar dr. Lilis Herawati, Sp.PD.
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah memeriksakan diri ke dokter ketika muncul tanda-tanda seperti buang air kecil lebih sering di malam hari, urine berbusa, atau pembengkakan di kaki dan wajah. Diagnosis awal sangat menentukan keberhasilan pengobatan.
Setelah diketahui kondisi ginjal masih dalam stadium awal, pasien akan diarahkan untuk memperbaiki gaya hidup. Dokter akan menyarankan pola makan rendah garam dan rendah gula, meningkatkan konsumsi air putih, serta menghindari makanan cepat saji dan tinggi lemak jenuh.
Olahraga juga menjadi bagian penting dalam proses penyembuhan. Aktivitas fisik seperti jalan kaki atau berenang 30 menit per hari dapat membantu mengontrol tekanan darah dan gula darah, dua musuh utama ginjal.
Tak kalah penting, penderita harus berhenti merokok dan menghindari alkohol. Kedua kebiasaan ini telah terbukti memperburuk kondisi ginjal melalui penyempitan pembuluh darah dan mempercepat kerusakan jaringan.
Obat-obatan untuk mengontrol hipertensi, gula darah, atau asam urat juga akan diresepkan sesuai kebutuhan. Namun, penggunaannya harus berada di bawah pengawasan dokter agar tidak menimbulkan efek samping pada ginjal.
Jika penyebab gangguan berasal dari masalah struktural seperti batu ginjal atau kista, dokter urologi akan menangani kasus tersebut dengan metode invasif minimal. Salah satunya dengan ESWL, sebuah prosedur yang memecah batu ginjal menggunakan gelombang kejut tanpa pembedahan.
Dokter spesialis penyakit dalam pun turut andil dalam proses pemantauan jangka panjang. Mereka akan memastikan kondisi pasien stabil, melakukan evaluasi fungsi ginjal secara berkala, dan mengatur pola makan yang sesuai kebutuhan.
Kapan waktu terbaik untuk memeriksakan ginjal? Jawabannya: sekarang. Terutama jika Anda memiliki tekanan darah tinggi, diabetes, obesitas, atau riwayat keluarga dengan gangguan ginjal.
Menunda berarti memberi ruang bagi penyakit untuk berkembang diam-diam. Padahal, dengan pengobatan dini dan perubahan gaya hidup, kerusakan ginjal bisa dicegah dan fungsi tubuh tetap terjaga.
Lebih baik menjaga daripada mengobati. Namun bila sudah terlanjur terkena, jangan panik. Masih ada banyak cara untuk mengendalikan dan mengobati penyakit ginjal stadium awal sebelum benar-benar menjadi parah. (*)