Bacaaja.coBacaaja.coBacaaja.co
  • Info
    • Politik
      • Daerah
      • Nasional
    • Ekonomi
      • Sirkular
    • Hukum
    • Pendidikan
    • Olahraga
      • Sepak Bola
  • Unik
    • Kerjo Aneh-aneh
    • Tips
    • Viral
  • Opini
  • Tumbuh
Reading: Wanita di Balik Proklamasi: Peran Mereka yang Jarang Dibahas
Bacaaja.coBacaaja.co
Follow US
  • Info
  • Unik
  • Opini
  • Tumbuh
© 2025 Bacaaja.co
Unik

Wanita di Balik Proklamasi: Peran Mereka yang Jarang Dibahas

Di balik momen sakral Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, ada peran perempuan yang tak kalah penting dari para tokoh pria.

Nugroho P.
Last updated: Agustus 15, 2025 6:38 am
By Nugroho P.
3 Min Read
Share
Fatmawati sosok yang menjahit Sang Merah Putih.
SHARE

BACAAJA, JAKARTA  – Di balik momen sakral Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, ada peran perempuan yang tak kalah penting dari para tokoh pria. Mereka hadir bukan sekadar sebagai saksi, melainkan turut aktif memastikan jalannya sejarah bangsa.

Salah satunya adalah Fatmawati, istri Presiden Soekarno yang menjahit bendera Merah Putih untuk dikibarkan di Pegangsaan Timur 56, Jakarta. Tak hanya itu, Fatmawati juga menyiapkan dapur umum untuk memberi makan rakyat yang hadir. Saat itu, usianya baru 22 tahun.

Ada pula Oetari Soetarti, mahasiswi Ika Daigaku dan anggota Palang Merah Indonesia (PMI) di Bidara Cina. Ia menyaksikan langsung pembacaan Proklamasi sekaligus membantu layanan kesehatan di tengah keramaian massa.

Surastri Karma Trimurti atau SK Trimurti juga menjadi bagian cerita. Aktivis sekaligus jurnalis ini sempat diminta mengibarkan bendera, namun menolak karena mengenakan kebaya dan jarik. Ia lalu merekomendasikan Latief Hendraningrat dari PETA untuk tugas itu.

Perempuan kelahiran Boyolali, 11 Mei 1912 itu, dikenal vokal menentang kolonialisme melalui tulisannya. Sebelum terjun ke dunia pers, SK Trimurti pernah mengajar di sejumlah kota, termasuk Surakarta dan Bandung.

Nama lain adalah Gonowati Djaka Sutadiwiria, mahasiswi kedokteran asal Semarang yang juga anggota PMI. Pada hari Proklamasi, ia bertugas mengamankan jalannya acara dari potensi gangguan tentara Jepang.

Tak berhenti di situ, Gonowati juga aktif mengumpulkan obat-obatan dan membantu layanan medis selama masa perang kemerdekaan. Perannya memastikan para pejuang dan warga mendapat pertolongan cepat.

Menariknya, ada pula sosok Satsuki Mishima, perempuan Jepang yang bekerja sebagai sekretaris urusan rumah tangga Laksamana Maeda. Ia meminjamkan mesin ketik buatan Jerman untuk pengetikan naskah Proklamasi.

Mesin itu dipinjam dari Kolonel Hermann W. Kandeler, komandan Angkatan Laut Jerman. Kehadiran mesin ketik ini sangat penting agar naskah Proklamasi bisa ditulis rapi dan segera disebarkan.

Para perempuan ini datang dari berbagai latar belakang: penjahit, tenaga medis, jurnalis, hingga staf administrasi. Peran mereka mungkin tampak sederhana, namun menjadi penopang momen besar bangsa.

Menjahit bendera, mengamankan acara, menyiapkan makanan, dan mengetik naskah adalah langkah-langkah kecil yang berdampak besar. Inilah kontribusi yang sering luput dari sorotan sejarah.

Mengangkat kisah mereka adalah bentuk penghargaan setara atas peran perempuan dalam perjuangan kemerdekaan, sekaligus inspirasi bahwa kontribusi di belakang layar pun punya arti besar bagi bangsa. (*)

You Might Also Like

Viral Kelas Internasional! Tarian Bocah Kuansing di Ujung Perahu Disorot Klub PSG

Lunar Bases: How Close Are We?

Butuh Rp 300 Miliar untuk Pemeliharaan, Pembangunan IKN Tahap I Rampung

Uncovering the Latest Advancements in Machine Intelligence

Tangis Pecah saat Tuntutan 5,5 Tahun Dibacakan untuk Eks Cawabup Purbalingga

TAGGED:perempuanperempuan di balik proklamasiproklamasiteks proklamasi
Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp
Previous Article Serius? 5 Makanan ‘Bikin Pikun’ yang Sering Kita Cinta — Nomor 3 Bikin Kaget!”
Next Article Ketua DPR RI, Puan Maharani, mengirim surat resmi ke Sekjen PBB Antonio Guterres di New York, mendesak badan dunia itu segera bertindak menghentikan bencana kemanusiaan di Jalur Gaza. Puan Maharani Kirim Surat ke Sekjen PBB: “Stop Drama Berdarah di Gaza!”

Ikuti Kami

FacebookLike
InstagramFollow
TiktokFollow

Must Read

Nawal Yasin Dorong Muslimat NU Terus Bersinergi Bangun Jateng

Agustina Tanam Batu, Nyalain Ekonomi Rakyat

Bos-Bos Tionghoa Diminta Gas Ekonomi Jateng

Duit Seret, Semangat Tetep Ngegas

Korupsi, Tiga Doktor UGM Bakal Diadili di Semarang

- Advertisement -
Ad image

You Might Also Like

Ketua Komisi II DPR RI M. Rifqinizamy Karsayuda menilai usulan Cak Imin soal Gubernur dipilih atau ditunjuk Presiden berpotensi menyalahi konstitusi. Foto: dok/ist
Unik

Usulan Gubernur Dipilih Presiden Salahi Konstitusi

Juli 26, 2025
Unik

Aktif, Syar’i, dan Nyaman: Panduan Hijab Olahraga bagi Muslimah

Juli 23, 2025
Unik

Cek Syarat Penerima dan Cara Terima Bantuan Subsidi Upah

Juni 4, 2025
Unik

Dulu Bersinar, Kini Tong Sam-chong Nasibnya Begini

Oktober 18, 2025
  • Kode Etik Jurnalis
  • Redaksi
  • Syarat Penggunaan (Term of Use)
  • Tentang Kami
  • Kaidah Mengirim Esai dan Opini
Reading: Wanita di Balik Proklamasi: Peran Mereka yang Jarang Dibahas
© Bacaaja.co 2025
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?