Bacaaja.coBacaaja.coBacaaja.co
  • Info
    • Politik
      • Daerah
      • Nasional
    • Ekonomi
      • Sirkular
    • Hukum
    • Pendidikan
    • Olahraga
      • Sepak Bola
  • Unik
    • Kerjo Aneh-aneh
    • Tips
    • Viral
  • Opini
  • Tumbuh
Reading: Ternyata Ki Anom Suroto Lantunkan Suluk Sebelum Pulang
Bacaaja.coBacaaja.co
Follow US
  • Info
  • Unik
  • Opini
  • Tumbuh
© 2025 Bacaaja.co
Viral

Ternyata Ki Anom Suroto Lantunkan Suluk Sebelum Pulang

Ki Anom Suroto telah berpulang, tapi suluknya tak akan padam. Ia tetap hidup di setiap dalang yang melanjutkan lakunya, di setiap malam wayang yang menyalakan makna, dan di setiap hati yang masih percaya bahwa seni adalah laku jiwa.

Nugroho P.
Last updated: Oktober 23, 2025 2:18 pm
By Nugroho P.
4 Min Read
Share
Ki Anom Suroto
SHARE

BACAAJA, SOLO – Suluk Pamit Sang Dalang– Kepergian dalang legendaris Ki Ageng H. Anom Suroto Lebdo Nagoro menggetarkan dunia pedalangan Jawa. Sang maestro wayang kulit asal Surakarta itu berpulang pada Kamis (23/10) pagi di RS Dr. Oen Kandang Sapi, Solo, dalam usia 77 tahun.

Bagi keluarga dan para pengagumnya, kepergian Ki Anom bukan sekadar berita duka, tapi juga perpisahan yang diselimuti rasa syukur dan keharuan. Sosok yang dikenal rendah hati itu berpulang dengan tenang, tanpa rasa sakit, seolah menutup lakon hidupnya dengan elegan.

Putra sulungnya, Bayu Aji Pamungkas, menyebut bahwa sang ayah pergi dengan cara yang indah. “Alhamdulillah kepergian beliau sangat bagus karena tidak merasakan sedikit pun sakit,” tuturnya di rumah duka, Kebon Seni Timasan, Makamhaji, Kartosuro.

Namun, yang paling membekas di hati Bayu bukanlah detik-detik terakhir ayahnya, melainkan kalimat sederhana yang terucap malam sebelum sang maestro pergi untuk selamanya.

Kala itu, Rabu (22/10), Bayu hendak berangkat ke Magetan untuk pentas wayang. Di sela obrolan santai, Ki Anom melantunkan suluk lirih—nyanyian khas dalang yang sarat makna spiritual.

“Saya itu kan mau dalang di Magetan besuk malam. Bapak bilang, ‘Nek koe sesuk nang Magetan, tak delok soko kadohan. Aku sesuk arep lungo adoh,’” kenang Bayu, suaranya bergetar.

Firasat itu kini terasa seperti suluk pamit—sebuah kidung perpisahan halus yang hanya bisa dimengerti setelah sang dalang benar-benar pergi.

Ki Anom memang dikenal bukan hanya sebagai dalang, tapi juga sebagai guru bagi banyak generasi penerus seni pedalangan. Setiap gerak tangannya, setiap cengkok suaranya, selalu memancarkan ketenangan dan kebijaksanaan.

Tak hanya mewariskan seni, Ki Anom juga meninggalkan pesan mendalam bagi anak-anaknya. Ia meminta agar gaya pakeliran Anom Suratan—gaya khas ciptaannya—tetap dijaga dan diteruskan.

“Pesan bapak, ‘Nitip yo, tutukno lakune bapakmu.’ Artinya harus melanjutkan perjalanan dan gaya pakeliran beliau. Boleh berinovasi, tapi jangan sampai ninggalke paugeran dan pakem,” tutur Bayu lagi.

Dalam dunia pedalangan, ucapan itu terdengar seperti sabda pewaris. Sebuah penegasan bahwa tradisi bukan untuk dikurung, tapi dijaga agar tetap hidup dan bernapas di masa kini.

Kenangan terakhir Bayu bersama sang ayah adalah saat mereka mendalang bertiga di Sukoharjo bersama adiknya dan sang paman, Bagong. Pertunjukan itu kini terasa seperti pentas perpisahan yang tidak disadari.

Bagi banyak orang, suara suluk Ki Anom adalah doa yang hidup—mengalun lembut di setiap malam wayang, membangunkan kesadaran akan kebijaksanaan Jawa yang dalam.

Kini, suara itu berhenti di dunia, tapi gema maknanya masih mengalun di hati para penggemar dan penerusnya.

Kehilangan Ki Anom Suroto dirasakan sampai jauh di luar Surakarta. Dari padepokan seni, sanggar, hingga pentas rakyat, nama Ki Anom disebut dengan hormat.

Suluk-suluknya tak hanya membingkai kisah Mahabharata atau Ramayana, tapi juga merefleksikan perjalanan manusia yang mencari arti hidup, laku, dan pamit.

Beberapa dalang muda bahkan menyebut Ki Anom sebagai “dalang rasa”, sosok yang bisa membuat penonton tak hanya menonton, tapi juga merasakan.

Kini, setelah lakon panjangnya usai, dunia wayang kembali menunduk. Gamelan diam, blencong redup, dan udara Solo seperti berhenti sejenak untuk memberi hormat.

Ki Anom Suroto telah berpulang, tapi suluknya tak akan padam. Ia tetap hidup di setiap dalang yang melanjutkan lakunya, di setiap malam wayang yang menyalakan makna, dan di setiap hati yang masih percaya bahwa seni adalah laku jiwa.

“Suluk pamit wis lumebu angin, nanging swarane ora bakal ilang.” (*)

You Might Also Like

Klarifikasi dan Sanksi: Kontroversi Wahyudin Moridu Viral “Rampok Uang Negara”

Fenomena Curhat ke AI, Psikolog Ingatkan Risiko Ketergantungan

Viral Lagi Mabuk dan Ngaku Mau Rampok Uang Negara, Anggota F-PDIP DPRD Gorontalo Langsung Dipecat

Baut Gerak di Sayap Lion Air, Netizen Panik Duluan

Bill Gates Keluar dari Top 10 Orang Terkaya AS

TAGGED:dalangdalang kondangki anom surotowayang
Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp
Previous Article Kocak Banget, Aksi Nyeleneh Kakek Mohan Bikin Geger dengan Kematiannya
Next Article Raisa–Hamish, Romansa yang Retak di Ujung Cerita

Ikuti Kami

FacebookLike
InstagramFollow
TiktokFollow

Must Read

Saat Kata Menari, Anak Muda Banyumas Bangun Semangat Literasi

Siswa menyeberang arus sungai yang deras.

Viral! Siswa di Pandeglang Bertaruh Nyawa Lintasi Sungai ke Sekolah

BNPB melakukan operasi modifikasi cuaca (OMC) sebagai upaya mengatasi banjir di Semarang dan Grobogan.

BNPB Ngegas Operasi Modifikasi Cuaca, Atasi Banjir Semarang–Grobogan

Banjir Pesisir dan Dinding Raksasa yang Belum Menjawab

Air Pegunungan Kok Sumur Bor? Konsumen Tanya-Tanya

- Advertisement -
Ad image

You Might Also Like

Viral

Viral Aturan Isi BBM 7 Hari Mobil 4 Hari Motor, Hoaks atau Fakta? Pertamina Buka Suara Nih

September 25, 2025
Viral

Dari Banjarnegara, Suara PPPK Menggema: Tolak Stigma ‘Tenaga Siap Pakai’

September 15, 2025
Viral

Unik Banget, Bakal Ada Masjid Dibangun Dari Batu Giok

Oktober 25, 2025
Viral

Lamaran di Swiss, Ini Perjalanan Cinta Syifa Hadju dan El Rumi yang Bikin Netizen Ikut Baper

Oktober 7, 2025
  • Kode Etik Jurnalis
  • Redaksi
  • Syarat Penggunaan (Term of Use)
  • Tentang Kami
  • Kaidah Mengirim Esai dan Opini
Reading: Ternyata Ki Anom Suroto Lantunkan Suluk Sebelum Pulang
© Bacaaja.co 2025
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?