BACAAJA, BANJARNEGARA – Suasana Telaga Dringo, salah satu spot cantik di kawasan Dieng, berubah jadi arena aksi hijau, baru baru ini. Bukan sekadar wisata alam, tapi kali ini ribuan orang berkumpul untuk satu misi besar: reforestasi hulu DAS Serayu.
Kegiatan ini melibatkan lintas sektor, mulai dari pemerintah pusat, pemda, TNI, Polri, BUMN, tokoh masyarakat, petani, pemuda, hingga komunitas pecinta lingkungan. Mereka kompak menanam 20 ribu bibit pohon di sekitar telaga yang jadi salah satu hulu penting Serayu.
Wakil Bupati Banjarnegara, Wakhid Jumali, menyebut aksi ini bukan sekadar seremoni, tapi kebutuhan mendesak. “Serayu ini penopang hidup masyarakat dari hulu sampai hilir. Kalau rusak, dampaknya bisa besar, baik untuk pertanian maupun pariwisata,” ucapnya.
Hal senada diungkapkan Direktur Utama PLN Indonesia Power, Bernandus Sudarmanta. Ia menyoroti kondisi Waduk Mrica yang kini kritis akibat sedimentasi. “Desainnya untuk 50 tahun, tapi baru 30 tahun usia waduk sudah nyaris habis fungsi. Kalau tidak ada langkah cepat, satu dua tahun lagi bisa berhenti total. Itu bahaya besar,” tegasnya.
Dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, hadir Witono yang menekankan pentingnya kolaborasi. Menurutnya, menjaga DAS Serayu bukan hanya urusan pemerintah, tapi semua pihak. “Kita butuh pentahelix: pemerintah, dunia usaha, akademisi, masyarakat, hingga media. Semua harus jalan bareng,” katanya.
Tak ketinggalan, tokoh Banjarnegara sekaligus sosiolog, Imam Prasodjo, memberi apresiasi atas lahirnya SK Kabupaten Konservasi. Menurutnya, aturan ini jadi fondasi penting untuk menggerakkan banyak pihak. “Energi, air, dan lingkungan itu masa depan kita. Harus dijaga bersama-sama,” jelasnya.
Aksi reforestasi ini makin berwarna dengan partisipasi kelompok pemuda Desa Pekasiran, komunitas petani, hingga pecinta alam yang langsung turun tangan menanam. Tak hanya itu, ada juga penyerahan bantuan bibit bagi petani dan penghargaan lomba video konservasi untuk pelajar dan masyarakat umum.
Dengan sinergi lintas sektor ini, harapannya hulu Serayu bisa kembali kuat menahan ancaman banjir, longsor, sekaligus menjaga keberlanjutan energi. Lebih dari itu, Telaga Dringo kini bukan hanya dikenal sebagai destinasi wisata indah, tapi juga simbol komitmen menjaga bumi untuk generasi mendatang. (*)