BACAAJA, BLORA – Sebuah sumur minyak ilegal di Dusun Gendono, Kecamatan Bogorejo, Blora meledak tengah malam dan bikin suasana panik. Tiga warga tewas, beberapa luka-luka, dan 750 orang harus kabur ngungsi. Baru setelah ada korban, semua pihak heboh turun tangan.
Wakil Gubernur Jateng, Taj Yasin alias Gus Yasin, datang meninjau lokasi, Jumat (22/8/2025). Katanya, pemerintah bakal gerak cepat supaya tragedi ini nggak keulang lagi.
“Kami berupaya api segera terkendali. Pemerintah hadir untuk menangani sekaligus memastikan kejadian ini tidak terulang,” tegasnya.
Masalahnya, banyak warga yang salah kaprah. Mereka kira setiap sumur baru otomatis legal. Padahal, kata Gus Yasin, aturan itu cuma buat sumur tua, itupun harus dicek biar nggak membahayakan sekitar.
“Banyak yang mengira setiap sumur baru otomatis akan dilegalkan. Padahal aturan itu mengatur sumur tua yang sudah ada, dengan syarat harus ditinjau dan disurvei agar tidak membahayakan warga sekitar,” jelasnya.
Ironisnya, setelah ada regulasi dari ESDM, Pemprov sampai bikin Satgas khusus. Tapi ya tetap aja, sumur-sumur liar masih marak. Nggak cuma Blora, Cilacap juga rawan. Pemerintah bilang bakal “menertibkan” bareng Pertamina dan para ahli.
Soal relokasi? Belum ada rencana. Rumah warga yang rusak? Katanya mau didata dulu, baru nanti dapat bantuan.
“Semua laporan tetap kami kaji, termasuk dokumen pendukungnya. Pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten terus berkoordinasi agar kasus serupa bisa dicegah,” pungkas Gus Yasin.
Sayangnya, koordinasi dan aturan seringkali baru rame dibicarakan setelah ada korban. Sementara sumur ilegal terus dibor, nyawa rakyat jadi taruhan. *bae