BACAAJA, JOGJA — Raja Keraton Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X, buka suara soal maraknya kasus keracunan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Menurutnya, masalah ini bukan cuma soal bahan makanan, tapi juga soal kesiapan dapur dan tenaga masak.
“Kalau biasanya masak 50 porsi terus tiba-tiba disuruh 3.000 porsi, ya nggak masuk akal toh? Dapurnya tradisional, alatnya seadanya, itu jam berapa mau mulai masak?” kata Sultan, Sabtu (18/10/2025).
Sri Sultan bilang, masak massal itu nggak cuma soal niat baik, tapi juga soal sistem dan alat yang memadai.
Kalau bahan seperti ayam atau daging dibiarkan tanpa freezer atau gudang penyimpanan, makanan gampang basi dan akhirnya bisa bikin keracunan.
“Kalau ayam sama daging didiemin semalaman tanpa freezer, ya udah pasti biru. Dimasak juga tetap aja bisa bikin mabuk (keracunan),” lanjutnya.
Gak realistis
Sultan juga nyentil soal pembagian tenaga masak. Menurutnya, nggak realistis kalau satu tim kecil disuruh ngurus ribuan porsi sendirian.
“Misal satu grup ada delapan orang, bisa masak 50 porsi. Kalau 3.000 porsi, ya tinggal hitung aja berapa kelompok yang dibutuhkan. Nggak bisa satu dapur disuruh masak segitu banyak, jelas over,” tegasnya.
Sri Sultan juga ngasih catatan penting buat sistem pengawasan dapur.
Menurutnya, jangan cuma sibuk soal sertifikasi formal, tapi lihat juga kondisi di lapangan —apakah dapurnya layak, alatnya cukup, dan tenaga masaknya kuat.
“Mau punya sertifikat pun kalau masaknya pakai arang atau tabung gas kecil tapi porsi ribuan, ya tetep aja nggak mungkin. Rumah makan aja nggak sanggup segitu,” ujarnya.
Butuh evaluasi total
Bagi Sri Sultan, kasus-kasus keracunan yang muncul jadi alarm keras bahwa program MBG butuh evaluasi besar-besaran.
Mulai dari perencanaan, kapasitas dapur, sampai pengawasan. Semua harus dibenerin kalau pemerintah benar-benar mau program ini berjalan aman dan sehat.
“Yang masak 50 porsi aja udah bangun jam setengah lima pagi. Kalau 3.000 porsi, ya mesti mulai tengah malam. Terus disuruh makan jam 10 pagi, ya jelas bisa keracunan,” tutupnya. (*)