Bacaaja.coBacaaja.coBacaaja.co
  • Politrik
  • Hukum
  • Economics
  • Sport
    • Sepak Bola
  • Info Tetangga
  • Kepo
  • Rasan-Rasan
Reading: Sneakers Palsu Jadi Tren, Gaya Instan atau Ancaman Industri?
Bacaaja.coBacaaja.co
Follow US
© 2025 Bacaaja.co
Fashion

Sneakers Palsu Jadi Tren, Gaya Instan atau Ancaman Industri?

Nugroho P.
Last updated: September 2, 2025 11:54 am
By Nugroho P.
4 Min Read
Share
Ilustrasi Sneakers.
SHARE

BACAAJA, SEMARANG – Sneakers hari ini bukan lagi sekadar alas kaki, melainkan bagian dari gaya hidup. Dari jalanan kota hingga kampus, sepatu olahraga ini menjelma simbol status, identitas, bahkan rasa percaya diri. Namun, di tengah hype tersebut, ada fenomena yang sulit diabaikan: maraknya sneakers palsu yang beredar bebas, bahkan sampai masuk ke pusat perbelanjaan bergengsi.

Contents
Harga Jadi Kunci UtamaAntara Simbol dan Citra DiriTekanan Lingkungan dan Media SosialSuara dari KonsumenBukan Soal Ideologi, tapi Daya BeliAlternatif yang Lebih EtisAntara Gaya dan Kesadaran

Fakta di lapangan menunjukkan, sneakers KW alias tiruan tak hanya laris di pasar daring, tetapi juga dijual terang-terangan di mal yang mengklaim berlabel “HKI certified.” Fenomena ini menimbulkan pertanyaan besar: mengapa barang tiruan tetap begitu diminati meski publik sudah sadar soal keasliannya?

Harga Jadi Kunci Utama

Menurut pengamat sosial, Dr. Devie Rahmawati, faktor harga masih menjadi alasan paling kuat. Sneakers orisinal bisa dibanderol jutaan hingga puluhan juta rupiah. Tidak semua kalangan sanggup merogoh kocek sedalam itu. Maka, keberadaan sneakers KW super yang tampilannya hampir identik, otomatis menjadi jalan pintas.

“Banyak konsumen merasa cukup dengan tampilan mirip. Selama harganya lebih murah dan fungsi dasar terpenuhi, niat beli tetap tinggi,” jelas Devie.

Antara Simbol dan Citra Diri

Selain soal kantong, sneakers juga sarat simbol sosial. Sepasang sepatu bisa dianggap representasi status, kedekatan dengan idola, atau sekadar gaya mengikuti tren. Menurut Devie, barang palsu sering dipersepsikan mampu “menulari” citra merek asli. “Merek besar tetap punya magnet, meski yang dipakai bukan produk resmi,” tambahnya.

Tekanan Lingkungan dan Media Sosial

Lingkungan sosial turut memengaruhi. Rekomendasi teman, konten ulasan, hingga tren di TikTok atau Instagram membuat konsumen makin berani memilih tiruan. Apalagi, kualitas produksi KW kini makin sulit dibedakan. “Bagi mata awam, perbedaannya tipis. Inilah yang membuat nilai barang palsu terlihat makin ‘worth it’,” ucap Devie.

Suara dari Konsumen

Fenomena ini terkonfirmasi dari pengalaman anak muda. Fafa (26), seorang pekerja kreatif, memilih sneakers ori meski koleksinya terbatas. “Saya pernah coba KW, tapi baru beberapa bulan sudah rusak. Sneakers ori memang lebih mahal, tapi value dan ketahanannya beda,” ujarnya.

Sebaliknya, Alvi (20), mahasiswa dengan uang saku terbatas, mengaku nyaman memakai sneakers KW. “Selama enak dipakai dan modelnya oke, saya rasa tidak masalah. Lagi pula kebanyakan orang hanya lihat tampilan, bukan keaslian,” ungkapnya.

Lain lagi dengan Manda (23) yang awalnya tak paham soal perbedaan ori dan KW. “Saya pernah beli sneakers KW di mal, katanya barang reject. Pas dibandingkan dengan ori, bedanya tipis banget. Saya nggak menyesal, karena kalau mau ori harus nabung lama dulu,” tuturnya.

Bukan Soal Ideologi, tapi Daya Beli

Devie menegaskan, alasan utama maraknya sneakers palsu bukanlah perlawanan terhadap kapitalisme atau merek mahal. “Narasi anti-brand besar sering dipakai sebagai pembenaran. Tetapi inti masalahnya tetap soal kemampuan membeli,” jelasnya.

Alternatif yang Lebih Etis

Meski begitu, Devie menyarankan pilihan yang lebih etis dibanding membeli tiruan. Produk lokal kini makin variatif dengan kualitas bersaing. Selain itu, opsi preloved atau thrifting juga bisa jadi jalan tengah: tetap bergaya, tapi tanpa harus melanggar hak cipta. “Dengan begitu, konsumen tidak hanya lebih bertanggung jawab, tetapi juga ikut mendukung kreativitas industri dalam negeri,” pungkasnya.

Antara Gaya dan Kesadaran

Fenomena sneakers KW memperlihatkan tarik-ulur antara kebutuhan tampil gaya dan kemampuan finansial. Bagi sebagian orang, sepatu hanya soal tampilan. Namun bagi yang lain, sneakers adalah investasi jangka panjang, baik secara kualitas maupun nilai sosial.

Apa pun pilihannya, satu hal jelas: industri sneakers sedang berada di persimpangan. Di satu sisi, merek global terus berlomba menciptakan desain baru dengan harga fantastis. Di sisi lain, pasar KW makin pintar membaca celah konsumen yang ingin tampil trendi tanpa merusak dompet.

Tren ini memperlihatkan bahwa sneakers tidak hanya soal langkah kaki, melainkan juga tentang arah gaya hidup masyarakat urban hari ini. (*)

You Might Also Like

Trik Jitu Pilih Jeans Biar Terlihat Lebih Tinggi & Stylish

Kezia Aletheia Pamer Gaya Liburan di 3 Benua, Outfit Simple tapi Bikin Mewah

Kenalan Sama Istilah Sepatu Yuk, dari Formal hingga Santai

10 Ide Outfit Agustusan yang Bikin Penampilan Makin Standout

Ketika Sampah Tekstil Bicara: Perlawanan Sunyi Samuel Wattimena

TAGGED:cari sneakersFASHIONgaya sepatusepatu kwsepatu mahalsepatu oriSneakers
Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp
Previous Article Iko Juliant Junior, mahasiswa FH Unnes, meninggal dalam kondisi tak wajar. “Ampun Pak, Jangan Pukuli Saya Lagi,” Kematian Janggal Mahasiswa FH Unnes
Next Article Timnas Indonesia Siap Panas di Surabaya: Tantang Taiwan dan Lebanon di FIFA Matchday

Ikuti Kami

FacebookLike
InstagramFollow
TiktokFollow

Must Read

Komandan Batalyon Resimen IV Korps Brimob Kompol Cosmas K. Gae saat menjalani sidang etik di Ruang Sidang Gedung TNCC Mabes Polri Jakarta, Rabu (3/9/2025). Foto: dok.

Danyon Brimob Dipecat Karena Kasus Rantis Tabrak Ojol, Polisi Pastikan Kasus Dilanjutkan ke Jalur Pidana!

Timnas U-23 yang bermain dalam kualifikasi Piala Asia U-23 tahun 2025. Dalam laga perdana, Garuda Muda ditahan imbang Timnas U-23 Laos 0-0. Foto: dok.

Timnas U-23 Indonesia Gagal Menang Lawan Laos di Laga Perdana Kualifikasi Piala Asia U-23

Ilustrasi aksi demonstrasi.. Polisi Tangkap 7 Pemilik Akun Medsos Diduga Provokasi Demo Ricuh. (grafis/tera).

Polisi Tangkap 7 Pemilik Akun Medsos Diduga Provokasi Demo Ricuh

Massa yang datang menjarah rumah anggota DPR non-aktif dari Partai Nasdem Syahroni. Foto: dok.

Waduh! Pemilik Akun TikTok Provokasi Penjarahan Rumah Pejabat Ditangkap Polisi, Hati-hati Sebar Konten Provokatif!

PTUN Semarang Punya Layanan Gratis, Warga Kurang Mampu Bisa Gugat Tanpa Keluar Uang

- Advertisement -
Ad image

You Might Also Like

Fashion

Fashion Hacks Cewek Mungil, Biar Tampil Stylish dan Terlihat Lebih Jenjang

Agustus 19, 2025
Fashion

Bumil Wajib Tahu! 6 Model Tunik Batik 2025 yang Bikin Kehamilan Tetap On Point 

Agustus 16, 2025
Fashion

Bikin Look Makin Kece: Inspirasi OOTD Celana Cutbray Biar Stylish dan Berkelas

Agustus 14, 2025
Fashion

Tampil Profesional dengan Sentuhan Elegan: Inspirasi Padu Padan Gamis dan Blazer untuk ke Kantor

Juli 19, 2025
© Bacaaja.co 2025
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?