BACAAJA, BANJARNEGARA – World Clean Up Day (WCD) 2025 kembali jadi ajang aksi peduli lingkungan yang dirayakan serentak di berbagai belahan dunia. Tahun ini, tema yang diusung adalah “Tackling Textile and Fashion Waste Through Circular Fashion.”
SMAN 1 Purwareja Klampok ikut meramaikan momen ini dengan cara yang tak biasa. Pada Jumat (19/9/2025), ratusan siswa turun langsung ke lapangan dengan jurus andalan yang mereka sebut “seribu kantung bebas sampah.” Jadi, setiap siswa dibekali satu kantung untuk berburu sampah di spot-spot strategis, mulai dari sekolah, rumah ibadah, pasar Purwareja Klampok, sampai bantaran Sungai Serayu.
Menurut Kepala Sekolah, Linovia Karmelita, aksi ini bukan cuma soal memungut sampah, tapi juga cara menanamkan kebiasaan hidup bersih dan peduli lingkungan ke siswa sejak dini.
“World Clean Up Day bukan hanya soal membersihkan, tapi juga soal membentuk pola pikir hijau. Siswa kami belajar memilah sampah organik dan anorganik sesuai prinsip sekolah adiwiyata,” ungkapnya.
Kerja bareng ratusan siswa itu menghasilkan capaian yang bikin bangga. Ketua panitia, Tangguh W. Wijaya, menyebut total sampah yang berhasil dikumpulkan mencapai 1.523 kilogram. Dari jumlah itu, sekitar 1.500 kg adalah sampah organik, sementara 23 kg sisanya berupa sampah anorganik.
Tak berhenti di situ, plastik yang masih bisa digunakan langsung diolah jadi batako ramah lingkungan. Sementara itu, sampah yang tidak bisa didaur ulang diangkut ke TPA agar tidak menumpuk di sekitar pemukiman.
Salah satu siswa, Eni Nur Aeni kelas XI C, mengaku bangga bisa ikut aksi ini. Ia juga mengajak masyarakat untuk terlibat aktif menjaga kebersihan.
“Kalau lingkungan bersih, hidup juga jadi lebih sehat. Jadi jangan nunggu ada event besar, biasakan saja buang sampah pada tempatnya setiap hari,” kata Eni.
Aksi bersih-bersih ini sekaligus menegaskan bahwa kepedulian lingkungan bukan cuma urusan generasi tua. Anak-anak muda SMAN 1 Purwareja Klampok berhasil membuktikan kalau perubahan bisa dimulai dari langkah kecil, seperti membawa kantong sampah sendiri.
Dengan hasil 1,5 ton lebih sampah terkumpul, semangat World Clean Up Day di Banjarnegara jadi bukti nyata bahwa kebiasaan menjaga kebersihan bisa dibentuk sejak sekolah. Harapannya, gaya hidup hijau ini bisa menular ke keluarga, tetangga, bahkan masyarakat luas. (*)