BACAAJA, BANJARNEGARA – Cinta kadang menemukan jalannya di tempat yang tak pernah dibayangkan. Di balik jeruji besi dan suasana tegang Mapolres Banjarnegara, Kamis (28/8/2025), seorang tahanan kasus narkotika bernama Naz (21) akhirnya resmi menikah dengan pujaan hatinya, MI.
Akad nikah itu berlangsung sederhana namun penuh makna. Dengan pengawasan ketat aparat kepolisian, prosesi berjalan lancar hingga ijab kabul diucapkan. Begitu dinyatakan sah, suasana haru pecah di ruang Mapolres.
Namun kebahagiaan itu hanya sesaat. Usai akad, Naz kembali digiring ke ruang tahanan untuk melanjutkan masa penahanannya. Momen manis ini seolah jadi potret bagaimana cinta dan hukum berjalan beriringan, meski jalannya tak selalu mulus.
Kasatres Narkoba Polres Banjarnegara, AKP Damar, menjelaskan bahwa pihak kepolisian tetap memberi ruang bagi pernikahan ini.
“Keluarga sudah lama menyiapkan. Walau Naz tersangka kasus narkoba, kami akomodasi permintaan mereka agar pernikahan bisa tetap digelar,” katanya.
MI, sang mempelai wanita, terlihat tegar. Dengan mata berkaca-kaca ia mengungkapkan perasaannya.
“Alhamdulillah akhirnya sah juga, meskipun sederhana. Saya sudah siap menunggu sampai suami menyelesaikan hukumannya,” ucapnya lirih.
Kisah cinta ini memang harus melewati ujian berat. Naz, warga Kecamatan Banjarmangu, sebelumnya ditangkap Satresnarkoba pada Senin (7/7/2025) malam, di sebuah SPBU kawasan Jl. Letjend Suprapto, Banjarnegara.
Penangkapan bermula dari laporan masyarakat. Saat dilakukan penggeledahan, polisi menemukan barang bukti yang diduga narkotika. Di antaranya 3,7 gram daun kering yang diduga ganja, plastik berisi tembakau sintetis, lintingan rokok berisi campuran ganja, serta kertas rokok merek Buffalo Bill.
Dari temuan itu, Naz ditetapkan sebagai pengguna dengan ancaman hukuman minimal 5 tahun hingga maksimal 20 tahun penjara. Tak hanya itu, polisi juga berhasil mengamankan pemasok barang haram tersebut yang diketahui bernama Sup.
Meski statusnya sebagai tersangka, Naz masih mendapatkan kesempatan untuk melangsungkan pernikahan yang sudah lama direncanakan. Bagi keluarganya, pernikahan ini jadi pengingat bahwa di tengah persoalan hukum, ada tanggung jawab yang tetap harus ditunaikan.
Cerita ini jadi gambaran nyata bagaimana dua sisi kehidupan bisa bertemu: satu diwarnai pelanggaran hukum, satu lagi diikat oleh janji suci pernikahan. Kini, MIharus menunggu dengan sabar, sementara Naz menghadapi konsekuensi perbuatannya. (*)