KALAU ini dunia game, PDI Perjuangan baru aja nge-respawn karakter lamanya: Hasto Kristiyanto. Setelah sempat AFK karena urusan hukum, tiba-tiba doi balik ke posisi Sekretaris Jenderal, kayak tokoh utama yang nongol di episode baru dengan armor + skill upgrade.
Yang bikin penasaran: ini murni “megaproject” Megawati atau ada DLC (downloadable content) dari pihak lain? Karena kalau liat timing-nya, politik tuh jarang ada yang kebetulan.
Secara teknis, PDI Perjuangan punya banyak kader mentereng yang bisa jadi Sekjen. Tapi Megawati milih Hasto lagi tuh kayak ibu kos yang udah nyaman sama anak kos lama meskipun pernah bikin ribut satu kontrakan — minimal udah tahu sifat dan kelemahannya.
Hasto itu tipe loyalis garis keras. Selama ini doi bukan cuma jadi tukang eksekusi strategi partai, tapi juga bodyguard narasi buat Megawati. Kalau ada serangan politik, Hasto yang maju duluan, bahkan sebelum buzzer bergerak. Dalam situasi PDI Perjuangan sekarang yang lagi kehilangan kursi kekuasaan setelah Jokowi–Gibran move on, Megawati butuh “tameng” yang udah teruji.
Signal Flare
Banyak yang baca penunjukan Hasto ini sebagai signal flare bahwa Megawati siap masuk ke Perang Dingin Babak 2 sama Jokowi. Soalnya, Hasto dikenal sebagai salah satu aktor politik yang nggak pernah baper memposisikan diri di seberang Jokowi di fase akhir pemerintahannya.
Dengan comeback ini, Megawati kayak bilang, “Oke, kita pasang garda terdepan. Siap bentrok kalau perlu.” Apalagi PDI Perjuangan sekarang udah di luar lingkaran istana, efeknya kayak mantan pacar yang udah nggak lagi diundang ke acara keluarga — jadi lebih bebas nyindir.
Empat kemungkinan yang akan terjadi pada PDI Perjuangan ke depan;
- Konsolidasi Internal: Kader yang selama ini gamang bisa kembali satu suara, karena figur Hasto udah familiar dan loyal. Tapi efek sampingnya, ruang regenerasi di PDI Perjuangan makin sempit.
- Penyeimbang yang Lebih Galak: Dengan Hasto di kemudi dapur partai, PDI Perjuangan bisa jadi penyeimbang “full power”, bawa isu-isu yang bisa nyenggol pemerintah baru dan lingkar Jokowi.
- Panggung Politik 2029: Comeback Hasto bisa jadi bagian dari roadmap PDI Perjuangan menuju 2029, entah dengan mengusung kader murni atau malah coba nyari koalisi anti-Jokowi.
- Rebranding Narasi: Hasto punya gaya komunikasi yang frontal tapi terstruktur, cocok buat bikin narasi perlawanan yang runcing tapi elegan.
Kalau diliat dari gaya Megawati yang jarang mau diatur, besar kemungkinan ini keputusan murni Sang Ketua Umum. Tapi politik itu kayak catur: bidak bergerak karena banyak faktor, bukan cuma kehendak raja. Bisa aja ada bisikan senior partai, atau bahkan kalkulasi untuk menghadapi blok politik pro-Jokowi di legislatif.
Apalagi, di balik layar, PDI Perjuangan butuh figur yang bisa jadi perisai sekaligus sniper politik. Dan Hasto punya rekam jejak dua-duanya.
Penunjukan Hasto bukan sekadar comeback personal, tapi sinyal kalau PDI Perjuangan siap tampil all out di jalur penyeimbang pemerintah. Ini bukan cuma soal jabatan Sekjen, tapi soal narasi besar: Megawati lagi nyusun ulang barisan tempur.
Jadi kalau ke depan politik nasional terasa makin panas, jangan kaget. Karena di balik senyum Hasto, bisa jadi lagi ada checkmate plan buat babak berikutnya.(*)