Bacaaja.coBacaaja.coBacaaja.co
  • Info
    • Politik
      • Daerah
      • Nasional
    • Ekonomi
      • Sirkular
    • Hukum
    • Pendidikan
    • Olahraga
      • Sepak Bola
  • Unik
    • Kerjo Aneh-aneh
    • Tips
    • Viral
  • Opini
  • Tumbuh
Reading: Pemerintah Prioritaskan 1,4 Juta Keluarga Termiskin dalam Penanganan Stunting
Bacaaja.coBacaaja.co
Follow US
  • Info
  • Unik
  • Opini
  • Tumbuh
© 2025 Bacaaja.co
Unik

Pemerintah Prioritaskan 1,4 Juta Keluarga Termiskin dalam Penanganan Stunting

T. Budianto
Last updated: Juli 2, 2025 11:21 am
By T. Budianto
3 Min Read
Share
RAKER DPR: Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (kanan) bersama Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN Wihaji (kiri) menghadiri rapat kerja dengan Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (1/7). (Foto: Ist)
SHARE

NARAKITA, JAKARTA- Pemerintah menetapkan 1,4 juta keluarga dari kelompok termiskin sebagai sasaran prioritas dalam upaya percepatan penurunan stunting di Indonesia. Kelompok ini dinilai paling rentan terhadap risiko stunting karena keterbatasan dalam akses gizi, sanitasi, air bersih, serta edukasi kesehatan.

Hal tersebut disampaikan Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Wihaji, dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR RI di Jakarta, Selasa (1/7).

Dikatakan, dari 42 juta pasangan usia subur di Indonesia, terdapat 8,6 juta keluarga yang tergolong berisiko stunting, dan sebanyak 1,4 juta keluarga berasal dari desil 1, yakni kelompok 10 persen masyarakat dengan tingkat kesejahteraan terendah.

“Keluarga miskin dengan risiko stunting tinggi ini menjadi prioritas penanganan karena kondisi mereka sangat rentan, baik dari segi nutrisi maupun akses layanan dasar,” ujar Wihaji di hadapan anggota dewan.

Menurutnya, pemerintah akan menerapkan pendekatan komprehensif, tidak hanya melalui intervensi gizi, tetapi juga perbaikan lingkungan dan perubahan perilaku. Fokus utama mencakup peningkatan akses air bersih, perbaikan sanitasi, edukasi gizi, serta penguatan peran tokoh agama dan tokoh adat dalam sosialisasi pencegahan stunting.

“Perubahan perilaku tidak cukup hanya melalui edukasi formal. Di banyak wilayah, tokoh agama dan adat lebih didengar oleh masyarakat. Karena itu, mereka akan kami libatkan sebagai agen perubahan,” tambah Wihaji.

Lebih lanjut, ia memaparkan sejumlah data yang memperlihatkan dimensi non-gizi dari penyebab stunting. Saat ini terdapat 3,7 juta keluarga berisiko stunting yang tidak memiliki jamban layak, 1,9 juta tidak memiliki akses air minum utama yang layak, dan 4,3 juta pasangan usia subur masih menjalani pola “empat terlalu”, yakni terlalu muda, terlalu tua, terlalu dekat jarak kelahiran, dan terlalu banyak anak, serta tidak menggunakan kontrasepsi modern.

Intervensi Gizi

Dalam rapat yang sama, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengakui bahwa pelaksanaan intervensi gizi untuk ibu hamil masih belum optimal. Ia menyoroti rendahnya capaian konsumsi tablet tambah darah dan pemberian makanan tambahan bagi ibu dengan kekurangan energi kronik (KEK).

“Target konsumsi tablet tambah darah selama kehamilan sebesar 65 persen, tapi saat ini baru tercapai 15,5 persen. Sedangkan pemberian makanan tambahan bagi ibu KEK baru mencapai 40,7 persen dari target 84 persen,” papar Menkes.

Guna mengatasi hal tersebut, Kementerian Kesehatan bersama Badan Gizi Nasional (BGN) akan memperluas cakupan layanan gizi bagi kelompok rentan, termasuk melalui sistem distribusi langsung di posyandu dan puskesmas, serta memperkuat peran tenaga kesehatan di lini terdepan.

Pemerintah menargetkan prevalensi stunting anak Indonesia turun hingga di bawah angka 14 persen pada tahun 2027. Berdasarkan data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2023, prevalensi stunting nasional masih berada di kisaran 21,6 persen.

Pemerintah optimistis bahwa strategi intervensi berbasis keluarga dan komunitas, dengan dukungan lintas sektor, akan mempercepat pencapaian target tersebut. Kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, organisasi kemasyarakatan, dan masyarakat dianggap krusial dalam memutus rantai stunting antargenerasi. (*)

You Might Also Like

Si Bawor dari Banyumas, Perjalanan Sapi Kurban Presiden Prabowo hingga ke Meja Warga

5 Penemuan Brilian yang Bikin Dunia Berubah Total

Seratus Bayi Prematur di Gaza Terancam Kehabisan Napas

Kurator Sritex Protes 72 Mobil Disita Kejagung

Tol Semarang-Demak Seksi 1 Ditarget Rampung 2027

TAGGED:menkesstunting
Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp
Previous Article Gubernur Sumatra Utara (Sumut), Bobby Nasution. Setelah OTT KPK di Sumut, Bobby Minta Kantor Pemerintah-Swasta Putar Lagu Indonesia Raya : Nasionalisme
Next Article Perluas Fasilitas Pendidikan untuk Santri, Pemprov Siapkan Beasiswa hingga Kemitraan Kampus

Ikuti Kami

FacebookLike
InstagramFollow
TiktokFollow

Must Read

Nawal Yasin Dorong Muslimat NU Terus Bersinergi Bangun Jateng

Agustina Tanam Batu, Nyalain Ekonomi Rakyat

Bos-Bos Tionghoa Diminta Gas Ekonomi Jateng

Duit Seret, Semangat Tetep Ngegas

Korupsi, Tiga Doktor UGM Bakal Diadili di Semarang

- Advertisement -
Ad image

You Might Also Like

Puan Minta Pemerintah Segera Mitigasi Dampak Konflik Israel-Iran
Unik

Puan Minta Pemerintah Segera Mitigasi Dampak Konflik Israel-Iran

Juni 18, 2025
Kejagung pamerkan duit sitaan hasil korupsi CPO Wilmar Group.
Unik

Kejagung Pamerkan Duit Rp 11,8 Triliun Kasus Korupsi CPO Wilmar Group

Juni 17, 2025
Kerjo Aneh-aneh

Langit Tak Selalu Muram di Tangan Lek Joko Sang Pawang Hujan

Oktober 12, 2025
Unik

Bakso Indonesia Melesat di Kancah Dunia, Lima Varian Masuk Daftar Bakso Terenak

Mei 19, 2025
  • Kode Etik Jurnalis
  • Redaksi
  • Syarat Penggunaan (Term of Use)
  • Tentang Kami
  • Kaidah Mengirim Esai dan Opini
Reading: Pemerintah Prioritaskan 1,4 Juta Keluarga Termiskin dalam Penanganan Stunting
© Bacaaja.co 2025
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?