DI TENGAH berbagai keterbatasan,entah karena kesehatan, perjalanan, atau kondisi darurat, sebagian umat Islam mungkin tidak bisa ikut serta dalam shalat Idul Adha berjamaah di masjid atau lapangan. Meski begitu, ibadah agung ini tetap dapat ditunaikan secara khusyuk di rumah, baik sendiri maupun bersama keluarga.
Shalat Idul Adha merupakan salah satu bentuk syiar umat Islam yang penuh keutamaan. Pelaksanaannya di rumah pun tetap sah menurut mayoritas ulama, termasuk dalam pandangan mazhab Syafi’i, asalkan dilakukan sesuai tuntunan syar’i.
Artikel ini akan membahas panduan lengkap pelaksanaan shalat Idul Adha sendiri di rumah, mulai dari hukum, waktu, hingga gerakan dan bacaannya dalam bahasa Arab, Latin, serta terjemahannya.
Hukum dan Waktu Pelaksanaan
Hukum shalat Idul Adha adalah sunnah muakkadah bagi setiap Muslim yang mampu. Idealnya dilakukan berjamaah, namun jika terhalang, maka pelaksanaan secara individu tetap dibenarkan.
Imam Syafi’i dalam riwayat Al-Muzani menjelaskan bahwa shalat Id tetap bisa dilakukan sendiri jika ada uzur. Ini menjadi opsi bagi mereka yang tidak memungkinkan keluar rumah.
Adapun waktunya dimulai saat matahari setinggi tombak (sekitar 20 menit setelah terbit), dan berakhir sebelum masuk waktu Zuhur, yaitu tanggal 10 Dzulhijjah.
Sunnah Sebelum Shalat
Sebelum memulai shalat, disunnahkan untuk:
Mandi terlebih dahulu,
Mengenakan pakaian terbaik,
Menggunakan wewangian,
Mengumandangkan takbir sejak Subuh hingga sholat dimulai.
Takbir yang dibaca:
اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، لَا إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ، وَاللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
Allāhu akbar, Allāhu akbar, lā ilāha illallāh, wallāhu akbar, Allāhu akbar, wa lillāhil-hamd.
Artinya: Allah Maha Besar, tiada Tuhan selain Allah, Allah Maha Besar, dan segala puji bagi Allah.
Tata Cara Shalat Idul Adha di Rumah
Rakaat Pertama:
Niat:
أُصَلِّي سُنَّةً لِعِيدِ الأَضْحَى رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Ushallī sunnatan li ‘īdil adhā rak‘ataini lillāhi ta‘ālā
Artinya: Aku niat shalat sunnah Idul Adha dua rakaat karena Allah Ta’ala.
Takbiratul Ihram (diikuti doa iftitah)
اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلاً… (lanjutkan dengan doa iftitah lengkap)
7 Takbir Tambahan, setiap takbir diiringi bacaan:
سُبْحَانَ اللَّهِ، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ، وَلَا إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ، وَاللَّهُ أَكْبَرُ
Subhānallāh, wal-hamdu lillāh, wa lā ilāha illallāh, wallāhu akbar.
Bacaan Al-Fatihah dan Surat Pendek
Disunnahkan membaca Surat Al-A‘lā (الأعلى) setelah Al-Fatihah.
Rukuk, I‘tidal, Sujud, dan Duduk di antara dua sujud, dengan bacaan seperti shalat biasa.
Rakaat Kedua:
5 Takbir Tambahan (seperti pada rakaat pertama)
Bacaan Al-Fatihah dan Surat Pendek
Dianjurkan membaca Surat Al-Ghāsyiyah (الغاشية).
Rukuk, I‘tidal, Sujud, dan Tasyahud Akhir
Bacaan tasyahud akhir:
التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ… (lanjutkan hingga akhir tasyahud)
Salam:
السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ
As-salāmu ‘alaikum wa rahmatullāh.
Catatan Tambahan
Berbeda dengan shalat Id berjamaah, shalat Id di rumah tidak wajib disertai khutbah. Namun, sangat dianjurkan untuk menyimak khutbah secara daring atau membaca doa sebagai pengganti.
Shalat Idul Adha di rumah adalah bentuk ketaatan yang tetap membawa pahala jika dilakukan sesuai tuntunan. Persiapkan diri Anda dengan baik, niatkan dengan ikhlas, dan jalankan langkah-langkahnya secara tertib.
Semoga Allah menerima ibadah kita dan menjadikan Idul Adha tahun ini sebagai momentum untuk mendekatkan diri kepada-Nya. (*)