Bacaaja.coBacaaja.coBacaaja.co
  • Politrik
  • Hukum
  • Economics
  • Sport
    • Sepak Bola
  • Info Tetangga
  • Kepo
  • Rasan-Rasan
Reading: Merunut Pemicu Kericuhan Aksi May Day Semarang, Kebrutalan Polisi atau Anarkisme Massa?
Bacaaja.coBacaaja.co
Follow US
© 2025 Bacaaja.co
Kepo

Merunut Pemicu Kericuhan Aksi May Day Semarang, Kebrutalan Polisi atau Anarkisme Massa?

Siapa pemicu kericuhan May Day di Semarang, massa aksi atau kebrutalan polisi?

Puji Utami
Last updated: Mei 4, 2025 2:00 pm
By Puji Utami
4 Min Read
Share
Polisi menyemprotkan water cannon ke arah massa aksi May Day di Jalan Pahlawan Semarang, Kamis (1/5/2025).
Polisi menyemprotkan water cannon ke arah massa aksi May Day di Jalan Pahlawan Semarang, Kamis (1/5/2025).
SHARE

NARAKITA, SEMARANG – Aksi demonstrasi peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day 2025 di Kota Semarang memang sudah berlalu. Namun, dampak dari demo berujung ricuh ini belum usai.

Polisi telah menetapkan enam orang peserta massa aksi yang dinilai melakukan tindak pidana melawan aparat dengan kekerasan dan merusak fasilitas umum. Semua tersangka berstatus mahasiswa.

Masing-masing tersangka bernisisial MA, KM, AD (mahasiswa Universitas Negeri Semarang); AN (Universitas Semarang); MH (Universitas Diponegoro); dan AZ (Universitas Muhammadiyah Semarang).

Bahkan, penyidik Polrestabes Semarang masih memburu tersangka lain, termasuk mencari dalang penyanderaan intel polisi oleh massa aksi, hingga menyelidiki aktor intelektual di balik demo tersebut.

Aksi May Day yang belangsung depan kantor DPRD-Gubernur Jawa Tengah di Jalan Pahlawan, Kota Semarang pada Kamis (1/5/2025) itu berujung ricuh.

Sebenarnya, siapa yang memicu kericuhan aksi tersebut, polisi atau massa aksi?

Kepolisian menuding kericuhan dipicu tindakan provokatif dari massa berpakaian serba hitam yang berafiliasi dengan kelompok anarko.

Sementara tim hukum massa aksi menuding sebaliknya, bahwa aparat lah yang memancing kericuhan.

Merunut kejadian hari itu, keributan pertama terjadi di gerbang sisi selatan kompeks Gubernuran. Massa versus polisi terlibat aksi saling dorong, tetapi tidak diketahui pasti pemicunya.

Berjarak sekitar 100 meter dari gerbang, ada massa kelompok yang sama membakar ban bekas di tengah jalan depan kantor Dinsos Jateng. Asap mengepul disusul sorak sorai massa.

Polisi lantas merespon pembakaran itu dengan merapatkan barisan. Satu regu bertameng dikerahkan khusus untuk memadamkan api yang berkobar.

Massa tak terima aksinya diganggu. Mereka berupaya memukul mundur polisi dengan melempari botol plastik hingga barang sekenanya, termasuk rangkaian pagar pembatas taman.

Polisi bertameng sempat mundur. Namun, tak berselang lama, peleton lain dikerahkan.

Polisi tampak habis kesabaran. Mereka mulai membubarkan paksa dengan cara yang lebih brutal. Mobil water cannon dikerahkan. Semprotan air diarahkan langsung ke kerumunan massa.

Massa masih berdaya dan menolak mundur sementara polisi mempertebal barisan. Tim pengurai massa dari Brimob maju, mereka beberapa kali menembakkan gas air mata.

Saat hari mulai gelap, sekelompok orang yang diduga intel turut beraksi. Mereka bekerja sama dengan polisi berseragam untuk memburu massa aksi yang dianggap provokator.

Jalan Pahlawan sebagai lokasi aksi, mulai sepi. Ternyata sebagian besar massa berlindung di Universitas Dipenegoro (Undip) kampus Pleburan.

Di gerbang utama Undip Peleburan ternyata situasi memanas. Massa dalam gerbang versus kerumunan polisi tanpa seragam terlibat adu argumen.

Keadaan semakin runyam ketika ternyata diketahui massa menyandera seorang intel sebagai tindakan balas dendam karena rekannya banyak yang ditangkap.

Muncul isu pertukaran sandera. Dan itu benar terjadi. Satu intel polisi yang disandera, dibarter dengan empat massa aksi yang ditangkap polisi.

Menurut informasi, pihak kepolisian menyepakati permintaan massa. Satu intel polisi ditukar dengan empat massa. Transakasi itu pun berlangsung dengan dramatis.

“Tukar sandera sudah. Jadi. Intel yang tertangkap dilepas. Sebagai gantinya, empat massa aksi yang ditahan, dilepas polisi,” ucap perwakilan tim hulum massa aksi dari LBH Semarang, Nukhan.

Selesainya pertukaran sandera bukan berarti keributan di gerbang Undip Pleburan berakhir. Pasca pertukaran itu, massa yang berjumlah ratusan masih berada dalam kampus dan tak bisa keluar.

Di depan gerbang ada puluhan orang tanpa seragam yang diduga polisi. Massa aksi menyebut tindakan ini sebagai bentuk pengepungan. Massa aksi sekitar 400 orang baru bisa keluar sekitar pukul 23.00 WIB. (*)

You Might Also Like

Cerita Pejabat Bapenda Semarang Diperintah Atasan Bakar Catatan Iuran Setoran Mbak Ita

Semarang Zoo Tambah Koleksi

Jokowi Nabi Baru dari Solo? Kader PSI Nyatakan Joko Widodo Penuhi Syarat sebagai Nabi

Begini Kondisi Petani Tembakau Temanggung, Usai Gudang Garam Hentikan Pembelian, di Ujung Tanduk

Viral Dimana-mana, Angka Survei Dedi Mulyadi Justru Segini!

TAGGED:mahasiswamassa aksiMay Daypemicu kerusuhanpolisiSemarang
Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp
Previous Article Wisata 2025, Kali Biru Genyem, Permata Tersembunyi di Pelukan Papua
Next Article Polisi melakukan olah TKP di kasus predator seksual amak di Jepara. (Dok Polda Jateng) Ada Ceceran Sperma di Kasur, Hasil Olah TKP Habaib Predator Seks di Jepara

Ikuti Kami

FacebookLike
InstagramFollow
TiktokFollow

Must Read

Sweeping Ngawur Polisi di Semarang, Ada Pemotor yang Dikejar sampai Terjatuh

Dari Satu Kantong Jadi Tiga Harapan, Donor Darah Massal Purbalingga Jadi Gerakan Kekinian

Bupati Temanggung Agus Setyawan menyalami sejumlah pelajar peserta aksi demo yang diamankan polisi. Foto: dok.

Bupati Agus Ajak Anak Muda Bangkit Usai Demo di Temanggung

Gubernur Ahmad Luthfi didampingi Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah menerima audiensi Deputi Direksi wilayah VI BPJS Kesehatan Yessi Kumalasari, Rabu (3/9/2025). Foto: bae.

UHC Jateng Tembus 98,68%, Tapi Banyak yang Belum Aktif Bayar BPJS! Yuk, Disiplin Bareng!

Kegiatan pelayanan perijinan (investasi) di PTSP Jawa Tengah tetap berjalan lancar dan kondusif, Rabu (3/9/2025), meskipun pasca-dilanda demo. Foto: Bae

Investasi Jawa Tengah Tetap On Fire! Layanan Perizinan Jalan Terus Meski Demo Melanda

- Advertisement -
Ad image

You Might Also Like

General Manager PLN Icon Plus SBU Regional Jawa Bagian Tengah, Arif Rohmatin, memberikan sambutan saat PLN Icon Plus SBU Regional Jawa Bagian Tengah menyelenggarakan kegiatan media visit sebagai bentuk apresiasi dan penguatan hubungan kemitraan bersama insan media, Rabu (25/6/2025). (wis)
Kepo

Perwakilan Lima Stasiun Televisi Hadiri Media Visit PLN Icon Plus Jawa Bagian Tengah

Juni 26, 2025
Kepo

Gadget Guide: Your Go-To Resource for the Latest Tech

Februari 16, 2023
Kepo

Skandal Terbaru Meta: Aplikasi Facebook dan Instagram Diduga Intip Aktivitas Browser Pengguna Android

Juni 6, 2025
Kepo

Lolos SNBT 2025? Ini Panduan Wajib untuk Tahap Daftar Ulang di PTN Favorit

Mei 30, 2025
© Bacaaja.co 2025
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?