Bacaaja.coBacaaja.coBacaaja.co
  • Politrik
  • Hukum
  • Economics
  • Sport
    • Sepak Bola
  • Info Tetangga
  • Kepo
  • Rasan-Rasan
Reading: Masangin dan Misteri Langkah yang Tak Pernah Lurus di Alkid Yogyakarta
Bacaaja.coBacaaja.co
Follow US
© 2025 Bacaaja.co
Kepo

Masangin dan Misteri Langkah yang Tak Pernah Lurus di Alkid Yogyakarta

Diyakini bahwa di tengah dua pohon itu tersembunyi energi pelindung, bahkan jimat penangkal bala. Maka tak heran, ketika seseorang mampu melewati jalur sempit itu dengan mata tertutup, ia dianggap telah “disetujui” oleh kekuatan tak kasat mata.

Nugroho P.
Last updated: Mei 25, 2025 4:57 pm
By Nugroho P.
5 Min Read
Share
Diyakini bahwa di tengah dua pohon itu tersembunyi energi pelindung, bahkan jimat penangkal bala. Maka tak heran, ketika seseorang mampu melewati jalur sempit itu dengan mata tertutup, ia dianggap telah “disetujui” oleh kekuatan tak kasat mata.
SHARE

NARAKITA, YOGYAKARTA – Di jantung Kota Yogyakarta yang hiruk pikuk namun sarat makna, terdapat satu ruang yang terus memelihara denyut tradisi dalam bisu malamnya: Alun-Alun Kidul. Tempat ini bukan sekadar pelataran hiburan malam, melainkan semacam simpul waktu yang mengikat masa kini dengan masa silam lewat beringin kembar yang menjulang kokoh.

Dua pohon besar itu berdiri tenang, seolah tak terusik geliat zaman. Banyak yang menganggapnya sakral, sebagian lagi melihatnya sebagai tempat uji nyali dan keberuntungan. Namun bagi warga Yogyakarta, beringin kembar lebih dari sekadar pohon—ia adalah penjaga cerita, simbol kesunyian yang bercerita.

Tak jauh dari kompleks Keraton Yogyakarta, Alun-Alun Kidul menghampar sebagai ruang terbuka yang ramai setiap malam. Tapi di balik keramaian itu, menyelinap mitos yang hidup dalam diam: Masangin, atau “masuk di antara beringin”. Sebuah permainan yang terlihat sederhana, namun menyimpan lapisan makna yang dalam.

Permainannya begini: tutup mata, hadap lurus ke dua beringin, lalu berjalan. Siapa pun yang bisa melewati celah di antara pohon itu tanpa melenceng diyakini akan mendapatkan kemudahan dalam menggapai harapannya. Banyak yang mencoba, sedikit yang berhasil. Mengapa begitu?

Mitos Masangin bukan sekadar permainan. Ia berakar pada tradisi keraton yang dikenal sebagai Topo Bisu. Pada malam 1 Suro, para abdi dalem melakukan ritual ini tanpa berbicara sepatah kata pun. Mereka berjalan dalam diam, melintasi beringin kembar sebagai bentuk pertapaan, mencari keselamatan dan kekuatan spiritual.

Diyakini bahwa di tengah dua pohon itu tersembunyi energi pelindung, bahkan jimat penangkal bala. Maka tak heran, ketika seseorang mampu melewati jalur sempit itu dengan mata tertutup, ia dianggap telah “disetujui” oleh kekuatan tak kasat mata.

Namun zaman bergerak. Di tengah misteri, sains angkat bicara. Para ilmuwan menyebut kegagalan Masangin lebih karena fenomena veering tendency, yaitu kecenderungan tubuh untuk melenceng saat bergerak tanpa referensi visual. Karena tubuh manusia tidak sepenuhnya simetris, dan sistem keseimbangan bergantung pada koordinasi mata, telinga, serta otot, maka berjalan lurus tanpa melihat sangat sulit dilakukan.

Tubuh kita ternyata punya kebiasaan sendiri. Ketika mata tertutup, otak akan mengandalkan sinyal dari telinga bagian dalam dan sensasi otot untuk menjaga keseimbangan. Namun sedikit saja perbedaan antara sisi kiri dan kanan, maka tubuh akan condong ke arah yang dominan tanpa kita sadari.

Hal ini juga terbukti dalam percobaan sederhana yang banyak dilakukan. Ketika seseorang diminta berjalan lurus dengan mata tertutup di lantai, hasilnya nyaris selalu sama—mereka berbelok tanpa sadar. Maka dalam konteks Masangin, kegagalan berjalan lurus bukanlah karena “penolakan gaib”, melainkan hasil dari sistem biologis tubuh kita sendiri.

Namun kepercayaan tetap hidup. Mitos tetap tumbuh bersama malam-malam yang ramai. Di sekitar alun-alun, warung-warung kaki lima mengepulkan aroma jagung bakar, ronde hangat, hingga gudeg khas Jogja. Lampu-lampu odong-odong menyala seperti bintang warna-warni di bumi, menghidupkan malam yang semula tenang.

Ratusan pengunjung datang saban malam. Ada yang penasaran mencoba Masangin, ada pula yang hanya ingin duduk santai sembari menikmati wedang jahe. Di antara gelak tawa dan semilir angin malam, Alun-Alun Kidul menjadi ruang bercampurnya logika dan rasa, ilmu dan kepercayaan.

Yang menjadikan tempat ini istimewa bukan semata karena mitosnya, melainkan bagaimana masyarakat menyikapinya. Tidak menolak penjelasan ilmiah, namun juga tidak sepenuhnya menanggalkan tradisi. Di sinilah letak harmoni Yogyakarta—perpaduan antara yang lama dan yang baru, antara nalar dan spiritualitas.

Alun-Alun Kidul bukan sekadar ruang publik. Ia adalah panggung tempat masa lalu dan masa kini berdialog dengan tenang. Sebuah arena spiritual yang tetap terbuka bagi siapa pun, dari mana pun. Semua disambut, semua boleh mencoba, dan semua akan membawa pulang cerita.

Jika suatu hari kamu berjalan di antara beringin itu, entah berhasil atau tidak, yakinlah bahwa yang paling berharga bukanlah hasil akhirnya—melainkan keberanian untuk mencoba. Karena di tengah keriuhan kota yang terus bergerak, Alun-Alun Kidul tetap menawarkan satu hal yang langka: ruang untuk mendengarkan diam.

You Might Also Like

Ingat-ingat!! Penghapusan Tunggakan Pajak Kendaraan 2025 Berlaku Hingga 30 Juni 2025

Kuota Terbatas, 93 Ribu Calon Siswa Tak Tertampung di SMA/SMK Negeri di Jateng

Bolehkah Shohibul Kurban Makan Daging Kurbannya Sendiri? Ini Penjelasan Syariat dan Batasannya

Beredar Isu WhatsApp Call Akan Dibatasi! Ini Kata Menkomdigi Meutya Hafid 

Jateng dan Malaka Sepakat Perkuat Kerja Sama Antarwilayah

TAGGED:alkidalun-alun kidulmasanginwisata unikwisata yogyaartayogyakarta
Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp
Previous Article Magisnya Valley Rahong 12 Camp Riverside: Ngopi, Glamping, dan Arung Jeram dalam Pelukan Alam Pangalengan
Next Article PM China Li Qiang saat berkunjung di Indonesia dan diterima Ketua DPR RI di Jakarta, Minggu (25/5/2025) Puan Dukung Kerja Sama RI-China di Bidang Investasi Hingga Pariwisata

Ikuti Kami

FacebookLike
InstagramFollow
TiktokFollow

Must Read

Dana Perbaikan Jalan Realisasi Baru Rp10 Miliar, Rp112 Miliar Masih Mengantre

Komandan Batalyon Resimen IV Korps Brimob Kompol Cosmas K. Gae saat menjalani sidang etik di Ruang Sidang Gedung TNCC Mabes Polri Jakarta, Rabu (3/9/2025). Foto: dok.

Danyon Brimob Dipecat Karena Kasus Rantis Tabrak Ojol, Polisi Pastikan Kasus Dilanjutkan ke Jalur Pidana!

Timnas U-23 yang bermain dalam kualifikasi Piala Asia U-23 tahun 2025. Dalam laga perdana, Garuda Muda ditahan imbang Timnas U-23 Laos 0-0. Foto: dok.

Timnas U-23 Indonesia Gagal Menang Lawan Laos di Laga Perdana Kualifikasi Piala Asia U-23

Ilustrasi aksi demonstrasi.. Polisi Tangkap 7 Pemilik Akun Medsos Diduga Provokasi Demo Ricuh. (grafis/tera).

Polisi Tangkap 7 Pemilik Akun Medsos Diduga Provokasi Demo Ricuh

Massa yang datang menjarah rumah anggota DPR non-aktif dari Partai Nasdem Syahroni. Foto: dok.

Waduh! Pemilik Akun TikTok Provokasi Penjarahan Rumah Pejabat Ditangkap Polisi, Hati-hati Sebar Konten Provokatif!

- Advertisement -
Ad image

You Might Also Like

Kepo

Neuroscience: Unlocking the Brain’s Secrets

September 19, 2023
Ketua DPR RI Puan Maharani menghadiri jamuan makan malam Uni Parlemen Negara-Negara Anggota Organisasi Kerjasama Islam atau Parliamentary Union of the OIC Member States (PUIC) ke-19 di Museum Nasional, Jakarta Pusat. Minggu (11/5/2025).
Kepo

Puan Maharani Ajak Parlemen Negara Anggota OKI Prioritaskan Perjuangan Palestina

Mei 12, 2025
Berbagai kegiatan digelar untuk meperingati setahu berdirinya Yayasan Literasi Desa Tumbuh (LDT) di Moudan, Sleman, DI Yogyakarta.
Kepo

Literasi Desa Tumbuh, Satu Tahun Menyemai Suara Perempuan dari Pinggiran DI Yogyakarta    

Juli 21, 2025
Kepo

The Surge of Electric Vehicles Today

Juli 23, 2023
© Bacaaja.co 2025
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?