BACAAJA, BANJARNEGARA – Suasana upacara bendera di beberapa sekolah Banjarnegara Senin (1/9) terasa berbeda dari biasanya. Di SMAN 1 Sigaluh dan SMPN 1 Bawang, upacara dipimpin langsung oleh pejabat TNI, Polri, serta dinas pendidikan. Kehadiran mereka membawa pesan penting: siswa harus fokus belajar dan jangan sampai ikut-ikutan aksi demo yang bisa berujung anarkis.
Di SMAN 1 Sigaluh, Serma Cukup Setiawan, Babinsa Koramil 12 Sigaluh, bertindak sebagai pembina upacara. Ia menyampaikan arahan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah, menekankan agar siswa tidak mudah terbawa arus provokatif.
“Menyampaikan pendapat itu boleh, bahkan dilindungi undang-undang. Tapi jangan sampai berbuat anarki, merusak fasilitas, atau menjarah. Fokus belajar, patuhi orang tua, dan disiplin. Masa depan kalian masih panjang,” tegas Serma Cukup.
Usai upacara, Kapolsek Sigaluh AKP Hendi Priyanto menambahkan penguatan soal UU No 9 Tahun 1998 tentang Penyampaian Pendapat di Muka Umum. Ia mengingatkan siswa untuk waspada terhadap ajakan provokatif dan konsekuensi hukum jika terlibat.
“Kalau sampai melanggar hukum, kami akan menindak tegas. Jangan sampai ada siswa ikut demonstrasi anarki. Selain merugikan diri sendiri, ini juga bisa menimbulkan masalah hukum,” kata AKP Hendi.
Sementara itu, di SMPN 1 Bawang, Sekretaris Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Banjarnegara, Noviyanto Kusuma Wijaya, bertindak sebagai pembina upacara. Ia menyampaikan imbauan dari Gubernur Jawa Tengah agar siswa tidak tergoda ikut demo, meski dijanjikan imbalan uang atau kaos gratis.
“Usia kalian masih muda, berpikir belum matang. Jangan mudah terpengaruh, karena bisa merugikan diri sendiri,” ujar Noviyanto. Ia juga mengingatkan pentingnya disiplin, menjaga kebersihan sekolah sebagai sekolah Adiwiyata, dan mendukung program makan bergizi gratis.
Di luar lingkungan sekolah, tokoh masyarakat Banjarnegara juga menegaskan penolakan terhadap aksi anarkis. Anto Braja, Ketua Barisan Relawan Nusantara Raya (BRNR) Banjarnegara, menyatakan dukungan penuh pada langkah pemerintah menjaga ketertiban sekaligus mendorong evaluasi kebijakan agar tidak merugikan rakyat.
Senada, Koordinator Forum Banjarnegara Rembug (FBR) Wahono mengapresiasi komitmen berbagai pihak menjaga situasi tetap kondusif. Dukungan serupa datang dari Ketua PSHT Banjarnegara Bayu Mahendra dan Koordinator BEM se-Banjarnegara Sultan Fauzi.
Mereka semua kompak mengimbau masyarakat, terutama kalangan muda, untuk tidak terlibat aksi provokatif yang berpotensi memicu kekerasan dan kerusakan.
Pesan yang disampaikan di sekolah dan masyarakat ini menegaskan satu hal: keamanan dan ketertiban menjadi prioritas, dan generasi muda diharapkan lebih bijak menyikapi isu-isu sosial, tanpa harus mengambil risiko yang sia-sia.
Dengan pendekatan langsung dari aparat dan tokoh masyarakat, Banjarnegara berharap siswa tetap fokus belajar, lingkungan tetap aman, dan potensi konflik bisa diminimalkan. (*)