Bacaaja.coBacaaja.coBacaaja.co
  • Info
    • Politik
      • Daerah
      • Nasional
    • Ekonomi
      • Sirkular
    • Hukum
    • Pendidikan
    • Olahraga
      • Sepak Bola
  • Unik
    • Kerjo Aneh-aneh
    • Tips
    • Viral
  • Opini
  • Tumbuh
Reading: Laut Ngamuk di Musim yang Salah, Bukti Nyata Krisis Iklim
Bacaaja.coBacaaja.co
Follow US
  • Info
  • Unik
  • Opini
  • Tumbuh
© 2025 Bacaaja.co
Daerah

Laut Ngamuk di Musim yang Salah, Bukti Nyata Krisis Iklim

Musim tak lagi menepati janji. Agustus yang mestinya penuh angin timuran justru dipenuhi ombak ekstrem. Buktinya, empat nyawa pemancing di Semarang melayang, satu hilang, dan belasan lainnya hampir ikut tenggelam. Walhi menyebut, ini alarm keras bahwa krisis iklim makin nyata.

T. Budianto
Last updated: Agustus 21, 2025 5:36 pm
By T. Budianto
2 Min Read
Share
EVAKUASI KORBAN: Tim SAR Gabungan melakukan evakuasi korban tenggelam akibat tersapu badai saat memancing di pantai Tanjung Emas, Semarang belum lama ini. (Foto: Ist)
SHARE

BACAAJA, SEMARANG- Dua belas pemancing di sekitaran Pelabuhan Tanjung Emas tiba-tiba dihajar ombak gede. Hasilnya: empat orang meninggal, satu orang masih belum ketemu hingga hari ini.  Sedih banget sih. Laut makin nggak bisa ditebak, dan nelayan kecil jadi korban pertama.

Walhi Jawa Tengah nyebut kejadian ini sebagai “alarm keras” buat pemerintah, publik, sampai stakeholder lain biar lebih serius hadapi krisis iklim. Soalnya, ini bukan sekali dua kali kejadian. Cuaca di utara Jawa makin ngadi-ngadi. Dulu musim timuran sama baratan gampang ditebak, sekarang tiba-tiba gelombang ekstrem atau badai datang tanpa permisi.

Marzuki, warga nelayan Tambakrejo, juga ngerasain anehnya cuaca belakangan ini. “Seharusnya Agustus masih musim timuran. Nah kemarin itu enggak ada yang memprediksi kalo kecepatan angin engga seperti biasa,” ujar Marzuki, Kamis (21/8).

Bukan cuma di Semarang, di Dusun Bedono, Demak, juga ada kasus perahu tenggelam. Tanggal 18 Agustus, delapan warga bareng 30 nelayan Morodemak sampai gotong royong evakuasi tiga perahu yang digulung ombak.

Momen Mencekam

Saiful, salah satu warga yang ikut bantu, cerita soal momen mencekam itu. Asal mulanya langit mendung pekat, terus beberapa menit kemudian angin kencang dibarengi ombak besar.  “Semua nelayan tidak sempat menyelamatkan diri kemudian bertahan di tengah laut terombang ambing oleh ombak,” ujarnya. Untungnya setelah 24 jam, perahu bisa dievakuasi tanpa korban jiwa.

Hal serupa juga dirasain Soleh, nelayan Dusun Bedono. “Kirain kan ngga ada ombak, bulan Agustus kan harusnya ngga ada ombak,” katanya heran. Soleh ngaku nelayan sekarang memang rajin cek jadwal pasang surut dan ombak, tapi sering kali data itu meleset.

Cuaca makin ngga bisa ditebak, jadi nelayan harus ekstra hati-hati, jangan cuma percaya jadwal laut doang. Sayangnya, respons pemerintah masih sebatas reaktif: evakuasi korban, pencarian yang hilang, terus udah.  Padahal akar masalahnya jauh lebih dalam: sistem peringatan dini belum jalan maksimal, tata kelola pesisir berantakan, perlindungan ekonomi-sosial buat nelayan kecil juga minim. (bae)

You Might Also Like

Pemprov Kembali Gelar Pasar Rakyat dan Budaya, Gratis dan Terbuka untuk Umum

Wali Kota Agustina Paparkan Enam Prioritas Pembangunan 2026, Tekankan Peran Aktif Warga

Kemendagri Angkat Jempol! Siskamling Semarang Jadi Role Model Nasional

Road Map Pemakzulan Bupati Pati Terbuka, Ini 9 Langkah Pansus DPRD Pati

100 Persen Kelurahan di Solo Sudah Bentuk Koperasi Merah Putih, Jadi yang Pertama di Jateng

TAGGED:krisis iklimlaut jawanelayan semarangwalhi jateng
Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp
Previous Article Dakwaan Ngaco, Mahasiswa Demo May Day Kompak Minta Dibebasin
Next Article 2026, Pemprov Janji Naikin Insentif Guru Agama Jadi Rp300 Miliar

Ikuti Kami

FacebookLike
InstagramFollow
TiktokFollow

Must Read

Nawal Yasin Dorong Muslimat NU Terus Bersinergi Bangun Jateng

Agustina Tanam Batu, Nyalain Ekonomi Rakyat

Bos-Bos Tionghoa Diminta Gas Ekonomi Jateng

Duit Seret, Semangat Tetep Ngegas

Korupsi, Tiga Doktor UGM Bakal Diadili di Semarang

- Advertisement -
Ad image

You Might Also Like

Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Jawa Tengah menggelar kompetisi Jasirah Race 2025 pada 25–27 Juli 2025.
Daerah

BI Jateng Gelar Jasirah Race 2025: Dorong Wisata Sejarah dan Digitalisasi Ekonomi

Juli 25, 2025
Daerah

Tersandung Regulasi, Dana Hibah untuk Keraton Solo Mandek Sejak 2012

Juli 18, 2025
Ilustrasi Polri sedang melakukan patroli siber.
Daerah

Bikin Status WA Aja Bisa Bikin Kamu Ditangkap, LBH Semarang Bilang Polisi Berlebihan

September 4, 2025
Gubernur Ahmad Luthfi meninjau kondisi Kota Pekalongan usai aksi demonstrasi didampingi Wakil Walikota.Foto: dok.
Daerah

Gaspol Recovery! Gubernur Jateng Cek Langsung Kondisi Pekalongan Pasca Kebakaran

September 2, 2025
  • Kode Etik Jurnalis
  • Redaksi
  • Syarat Penggunaan (Term of Use)
  • Tentang Kami
  • Kaidah Mengirim Esai dan Opini
Reading: Laut Ngamuk di Musim yang Salah, Bukti Nyata Krisis Iklim
© Bacaaja.co 2025
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?