BACAAJA, SEMARANG– Pemprov Jateng mulai serius dorong industri hijau. Langkah awal transisi energi itu dengan memakai energi alternatif. Sekda Jateng, Sumarno bilang, panel surya dan gas alam bisa jadi pilihan untuk digunakan di industri.
“Transisi energinya bertahap. Kita dorong di beberapa kawasan industri juga menggunakannya,” katanya usai Rapat Koordinasi Bidang Indag di Kabupaten Semarang, Kamis, (2/10).
Ia menyebut, pemakaian gas alam atau CNG sudah mulai dijalankan di Jateng. Pemasangan transmisi gas dari Cirebon-Semarang (Cisem) juga sedang proses. “Selain lebih ramah lingkungan, sebetulnya CNG itu produk dalam negeri,” lanjutnya.
Jateng punya BUMD yang siap ikut main. PT Jateng Petro Energi didorong memperbanyak produksi CNG. Gas itu bisa dipakai industri kecil sampai besar. Sumarno juga wanti-wanti soal izin usaha dan Amdal. Katanya, semua harus patuh biar lingkungan tetap aman. Apalagi Jateng punya dua beban: pangan dan industri.
Rengganis Pintar
Kepala Disperindag Jateng, July Emmylia, ikut nimbrung. Ia bawa program Rengganis Pintar buat percepat industri hijau. “Market driven sekarang sudah wajib sertifikat IUDR dan FSC. Kalau tidak kita segera kejar, kita akan kehilangan market,” kata Emmy.
Ia sebut green market action sudah di angka 79,12 persen. Artinya, harus segera digenjot biar ekspor tidak anjlok. Program Rengganis Pintar bantu IKM. Mulai dari forum konsultasi, komunikasi, sampai indeks siap hijau.
Pelaku IKM juga dikasih sertifikat gratis. “Target jangka pendek, tambah jumlah pelaku industri bersertifikat hijau. Jangka panjang bikin roadmap,” jelasnya. Menurut Emmy, arah kebijakan Gubernur Jateng Ahmad Luthfi sudah jelas. “Pada 2028 nanti, pembangunan daerah didorong lewat potensi lokal dan industri hijau,” tegasnya. (bae)