BACAAJA, BANJARNEGARA – Hujan deras yang turun terus-menerus di wilayah Desa Majatengah, Kecamatan Kalibening, Banjarnegara, bikin warga panik. Soalnya, talud penahan tanah di area MI Muhammadiyah Sampang Majatengah tiba-tiba ambrol pada Jumat (10/10/2025) sore.
Talud sepanjang kurang lebih 15 meter dengan tinggi 2 meter itu roboh sekitar pukul 18.10 WIB. Material tanah dan batu langsung menimbun jalan menuju lapangan dusun dan sempat nutup akses ke sawah warga.
Dampaknya cukup bikin repot. Bagian belakang madrasah jadi rawan longsor dan otomatis bikin kegiatan belajar mengajar terancam berhenti sementara.
Kepala Desa Majatengah, Mustofa, bilang kalau penyebab utama talud ambrol itu karena saluran air mampet. Alhasil, air hujan meluap dan tekanannya bikin dinding penahan tanah jebol.
“Saat itu hujan deres banget. Air dari saluran nggak bisa ngalir lancar, akhirnya ngumpul dan nabrak talud sampai ambrol,” ujar Mustofa, Sabtu (11/10/2025).
Dia juga nambahin, sebagian badan talud sekarang masih menggantung dan bisa aja runtuh kapan aja kalau nggak segera diperbaiki.
“Talud itu akses utama anak-anak masuk sekolah. Kalau dibiarkan bisa bahaya banget. Harapan kami, ada penanganan cepat biar nggak makin parah dan bangunan madrasah aman,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala MI Muhammadiyah Sampang Majatengah, Kuat Widodo, juga nggak kalah khawatir. Katanya, beberapa ruang kelas posisinya deket banget sama area yang longsor.
“Kami udah ubah jalur masuk sementara lewat tengah, biar anak-anak aman. Mereka juga nggak boleh main di sekitar talud yang ambrol itu,” ucap Kuat.
Sabtu pagi, warga bareng perangkat desa langsung gotong royong bersihin material longsor yang nutup jalan. Lumpur dan batu lumayan banyak, tapi warga tetap semangat biar akses cepat kebuka lagi.
Pihak desa juga udah koordinasi sama BPBD Banjarnegara buat turun ke lokasi dan ambil langkah darurat. Untungnya, nggak ada korban jiwa. Tapi kerugian material ditaksir bisa nyentuh puluhan juta rupiah.
Kepala Pelaksana BPBD Banjarnegara, Aji Piluroso, bilang pihaknya lagi intens ngingetin warga dan perangkat desa soal mitigasi bencana. Apalagi Banjarnegara memang daerah yang rawan banget longsor.
“Kami selalu ngingetin masyarakat buat waspada dan kenali lingkungan sekitarnya. Kalau ada tanda-tanda bahaya, langsung lapor,” kata Aji, Sabtu (11/10).
Menurut Aji, banyak wilayah di Banjarnegara yang punya potensi longsor tinggi. Makanya, warga diminta buat lebih peka dan siap siaga menghadapi kondisi cuaca ekstrem.
Ia juga ngasih pesan penting supaya setiap desa yang punya area tebing atau kemiringan tanah curam segera bikin saluran air dan talud tambahan biar aman.
“Kalau dibiarkan kayak gini terus, nanti makin banyak infrastruktur yang rusak. Lebih baik dicegah daripada nunggu ambrol,” tambahnya.
Warga sekitar juga berharap, pemerintah kabupaten bisa bantu perbaikan secepatnya. Soalnya, kalau musim hujan makin sering, dikhawatirkan bagian madrasah yang dekat tebing bisa ikut ambruk.
Beberapa orang tua murid bahkan mulai cemas kalau anak-anak mereka harus belajar di tempat yang nggak aman.
“Sebenarnya kami takut, tapi sekolah masih butuh tempat buat kegiatan belajar. Makanya kami berharap ada solusi cepat,” ujar salah satu wali murid.
Sementara itu, aktivitas belajar di MI Sampang Majatengah untuk sementara tetap jalan tapi dengan penyesuaian. Guru-guru udah mulai atur jadwal dan lokasi kelas biar nggak terlalu deket sama area yang berisiko.
Meskipun kondisi agak darurat, semangat para siswa dan guru tetap tinggi. Mereka tetap datang ke sekolah dengan penuh semangat, walau jalannya sekarang sedikit memutar.
Beberapa warga juga terlihat bantu pasang penahan sementara dari bambu dan karung pasir supaya tanah nggak makin longsor kalau hujan turun lagi.
Banyak yang berharap bantuan dari pemerintah datang dalam waktu dekat, biar anak-anak bisa belajar dengan tenang tanpa rasa was-was.
Karena ya, kalau terus kayak gini, kegiatan belajar bisa aja benar-benar terhenti. Semua berharap, talud baru segera dibangun dan aktivitas madrasah bisa kembali normal. (*)