BACAAJA, YOGYAKARTA – Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) bikin geger lagi. Kali ini bukan sekadar laporan keracunan biasa, tapi sampai menyentuh keluarga tokoh besar: cucu dari Mahfud MD ikut jadi korban.
Lewat kanal YouTube pribadinya, mantan Ketua MK itu cerita kalau cucu ponakannya, Ikhsan, kena imbas program makan siang gratis di Yogyakarta. Bukan cuma Ikhsan, tapi satu kelas berisi delapan anak langsung tumbang bareng usai menyantap menu MBG.
“Cucu saya juga keracunan MBG di Yogyakarta. Cucu ponakan. Saya punya ponakan, ponakan saya punya anak, namanya Ikhsan. (Dia) makan siang gratis, lalu satu kelas 8 orang langsung muntah-muntah,” ujar Mahfud, Rabu (1/10/2025).
Dari Mendukung Jadi Kritik
Padahal sejak awal, Mahfud termasuk yang mendukung ide Presiden Prabowo Subianto soal makan bergizi gratis. Ia mengaku program ini mulia karena jutaan anak memang butuh akses makanan sehat. Tapi, kasus demi kasus bikin dirinya nggak bisa diam.
Menurutnya, masalah bukan sekadar angka kasus keracunan. Yang penting ditelusuri adalah siapa yang bertanggung jawab dan bagaimana pengawasan dilakukan.
“Programnya bagus, tapi tatakelolanya harus dibenahi total. Karena di lapangan tidak jelas siapa yang mengawasi. Pemerintah daerah juga nggak dilibatkan dari awal, tapi begitu ada masalah, mereka yang harus turun tangan,” tegasnya.
Adian Napitupulu Ikut Nyamber
Pernyataan Mahfud makin bikin isu ini panas. Politisi PDIP Adian Napitupulu langsung bikin polling di Instagram pribadinya. Pertanyaannya simpel tapi nyentil: patutkah program MBG ini dilanjutkan, atau mending dihentikan?
Polling ini jadi wadah publik buat meluapkan keresahan. Mengingat ribuan kasus keracunan sudah terjadi sejak program diluncurkan, wajar kalau suara masyarakat terbelah.
Netizen Beri Komentar Pedas
Respons warganet rame banget. Ada yang pengen program dihentikan total, ada juga yang tetap mendukung asalkan sistemnya dibenahi.
“Distop saja,” tulis akun @riana*** singkat tapi jelas.
Ada juga yang menyoroti akar masalah kemiskinan. “Mending orang tuanya diberi pekerjaan dan upah yang layak sehingga bisa memberi makanan bergizi buat anak-anaknya,” komentar @gatot***.
Yang lain punya ide berbeda: “Yes dihentikan, mendingan ibunya yang masak agar satu keluarga bisa makan semua,” timpal pengguna Instagram lain. (*)