MALAM sudah larut, tapi Jefri masih duduk tegak di balik etalase kaca. Sambil menahan kantuk dan serangan nyamuk, dia tetap siaga melayani pembeli di toko sembako Madura.
Jefri merupakan penjaga warung Madura di Jalan Beringin Raya, Ngaliyan, Kota Semarang. Jalan depan warungnya cukup ramai meski hanya penghubung perkampungan.
Tempat jualan itu layaknya warung kelontong Madura pada umumnya. Etalase penuh rokok hingga jajan dan kopi saset yang digantung layaknya tirai.
Tapi di balik wujud sederhana itu, ada perjalanan panjang yang nggak semua orang tahu.
Jefri jauh-jauh merantau dari Sampang, Madura, untuk mengadu nasib. Untungnya, di Semarang ada saudara sesama warga pulau seberang.
Orang-orang Madura memang banyak yang membuka usaha warung kelontong di berbagai kota. Tak terkecuali di Semarang yang noabene kota besar.
Kata dia, ada orang yang awalnya cuma coba-coba buka warung Madura, tapi perlahan berkembang.
“Dari nol sampai akhirnya bisa punya cabang,” ucapnya saat saya temui Selasa (14/10/2025) malam.
Dia merantau bukan buat jadi sultan. Sederhana aja, biar keluarga di rumah nggak kekurangan. Itulah ungkapan orang yang paling jujur berjuang.
Warung pertama Jefri berdiri sekitar 2024. Dia milih tempat yang strategis, deket jalan ramai dan pemukiman padat. Tanpa riset pasar yang ribet atau kalkulasi ala konsultan bisnis. Cuma modal insting dan pengalaman hidup.
Semua dikelola sendiri tanpa investor, tanpa sponsor. Pure kerja keras dan kepercayaan antar keluarga.
Sistem warungnya jalan 24 jam nonstop. Dijaga dua orang bergantian sif. Biasanya masih saudara atau kerabat deket.
Tantangan paling berat menurut Jefri ya soal jam kerja. Dia harus menjaga rasa ngantuk saat berjualan pada tengah malam hingga pagi datang.
“Dingin, ngantuk, tapi ya harus tetap jaga,” tuturnya.
Dari tangannya yang sabar melayani pembeli hingga melawan rasa lelah, Jefri bukan cuma penjaga warung. Dia penjaga semangat.
Dan mungkin benar kata banyak orang, warung Madura bukan sekadar tempat belanja, tapi simbol kerja keras yang nggak kenal waktu. (dul)