BACAAJA, SEMARANG- Kabar baik buat warga Kota Semarang! Angka kematian ibu dan bayi tahun ini tercatat makin menurun dibanding tahun lalu. Data terbaru dari Dinas Kesehatan Kota Semarang nunjukin, kasus kematian ibu turun dari 14 jadi 10, sementara angka kematian bayi anjlok dari 139 ke 76 kasus.
Penurunan ini diungkap Penjabat Sekda Kota Semarang, Budi Prakosa, pas Rapat Kerja Kesehatan (Rakerkes) 2025 di Hotel Harris, Selasa (23/9). Ia bilang, meski hasilnya bikin lega, tapi jangan sampai bikin lengah.
“Ini harus jadi pemacu biar semua anak lahir sehat dan setiap ibu selamat. Kesehatan bukan cuma urusan tenaga medis, tapi tanggung jawab kita semua,” tegasnya.
Bukan cuma itu, Pemkot Semarang juga lagi serius banget beresin isu stunting dan kesehatan anak sejak dini. Malah sekarang mereka lagi ngembangin peta risiko kesehatan buat tiap wilayah biar masalah bisa cepat ketahuan dan ditangani tepat sasaran.
Kontribusi Nyata
Di acara itu, Pemkot juga ngasih apresiasi lewat ajang GEMILANG buat organisasi profesi kayak POGI, IDAI, dan Tim AMPSR yang udah punya kontribusi nyata nurunin angka kematian ibu dan bayi.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Abdul Hakam nambahin, kalau tantangan lain kayak TBC, stunting, sampai kesehatan mental butuh strategi komunikasi yang kuat plus kerja bareng lintas sektor. “Nggak bisa Dinkes doang yang turun tangan, semua pihak harus ikut ambil peran,” katanya.
Salah satu program andalan yang diperkuat adalah Blokosuto, yang punya sembilan kelas tematik mulai dari pencegahan penyakit menular, imunisasi, sampai kesehatan mental. Harapannya, layanan kesehatan makin gampang diakses, angka kematian bisa terus ditekan, dan semua warga bisa hidup lebih sehat. (*)