Bacaaja.coBacaaja.coBacaaja.co
  • Info
    • Politik
      • Daerah
      • Nasional
    • Ekonomi
      • Sirkular
    • Hukum
    • Pendidikan
    • Olahraga
      • Sepak Bola
  • Unik
    • Kerjo Aneh-aneh
    • Tips
    • Viral
  • Opini
  • Tumbuh
Reading: Yang Belum Serahkan Uang Suap Dihukum, Yang Sudah Malah Masih Bebas
Bacaaja.coBacaaja.co
Follow US
  • Info
  • Unik
  • Opini
  • Tumbuh
© 2025 Bacaaja.co
Unik

Yang Belum Serahkan Uang Suap Dihukum, Yang Sudah Malah Masih Bebas

Ada yang lucu dari peradilan kasus suap dengan terdakwa mantan Walikota Semarang Hevearita G. Rahayu dan suaminya Alwin Basri. Anehnya, yang belum sempat menyuap dihukum sementara yang sudah menyuap, masih dibiarkan bebas melenggang.

baniabbasy
Last updated: Juni 30, 2025 9:33 pm
By baniabbasy
5 Min Read
Share
Sidang eks Walikota Semarang Hevearita Gunaryati Rahayu. Yang belum serahkan uang suap divonis, yang belum serahkan uang suap masih bebas melenggang.
Sidang eks Walikota Semarang Hevearita Gunaryati Rahayu. Yang belum serahkan uang suap divonis, yang belum serahkan uang suap masih bebas melenggang.. Foto: BAE
SHARE

NASIB naas ini dialami Direktur Utama PT Deka Sari Perkasa Semarang, Rahmat Utama Jangkar. Bagaimana tidak? Di usianya yang senja dan sakit-sakitan, malah mendapatan vonis penjara Rp2,5 tahun oleh Majelis Hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Semarang.

Ya. hakim memvonis Rahmat pidana kurungan karena terbukti melakukan korupsi menyuap Alwin Basri selaku representasi mantan Wali Kota Semarang Hevearita G. Rahayu (Mbak Ita). Rahmat juga dikenakan denda Rp200 juta. Vonis ini dibacakan Ketua Majelis Hakim Pengadilan Negeri Semarang Gatot Sarwadi, Senin (30/6/2025).

Rachmat sebenarnya belum jadi menyerahkan uang suap senilai Rp1,75 miliar kepada Alwin. Meski begitu, hakim menilai Rachmat sudah terbukti menjanjikan memberi uang kepada Alwin selaku penyelenggara negara.

Uang suap Rp1,75 miliar tersebut merupakan fee atau imbalan karena perusahaan Rachmat sudah dibantu mendapatkan pekerjaan pengadaan meja kursi siswa di Kota Semarang dengan pagu anggaran Rp20 miliar.

Rachmat memang sudah mempersiapkan uang untuk Alwin. Namun, saat hendak diserahkan, Rachmat mendapat info dari Alwin untuk menunda dulu rencana pertemuan dan penyerahan uang karena sedang ada penyelidikan KPK.

Dan uang yang rencananya akan diberikan ke Alwin tersebut, justeru dititipkan Rachmat ke rekening penampungan KPK. Bentuknya sebagai uang pengembalian. Rahmat minta uang itu dikembalikan, tetapi tidak ditanggapi.

Beda nasib dialami pejabat Pemkot Semarang, yaitu Kepala Bapenda Pemkot Semarang, Indriyasari dan Sekdin Pemadam Kebakaran Ade Bakti. Meski terlibat dalam kasus serupa, dan saat memberikan kesaksian dalam sidang, mengakui sebagai pihak yang sudah menyerahkan uang suap atau gratifikasi, namun sampai saat ini masih bebas melenggang, dan statusnya hanya sebagai saksi.

Dalam sidang sebelum sidang vonis Rahmat, Majelis Hakim lebih dahulu meminta keterangan Indriyasari untuk kasus yang sama. Kasus korupsi mantan Walikota Semarang Hevearita Gunaryati Rahayu dan suaminya Alwin Basri.

Dalam kesaksiannya, Indriyasari yang merupakan Kepala Bapenda Kota Semarang mengaku kepada majelis hakim, menyetor uang tak resmi senilai Rp2,2 miliar kepada kedua terdakwa. Rp1,2 miliar ke Mbak Ita dan Rp1 miliar ke Alwin Basri. Uang itu ia serahkan saat Mbak Ita masih sebagai Walikota Semarang.

Penyerahkan uang dilakukan secara terpisah dan bertahap. Ia menyerahkan uang kepada Mbak Ita masing-masing Rp300 juta pada Desember 2022, April 2023, Juli 2023, dan Oktober 2023.

Pada waktu berbeda, Iin menyerahkan uang kepada Alwin pada Juli dan September 2023 masing-masing Rp200 juta dan pada Oktober dan November 2023 masing-masing Rp300 juta. Mbak Ita dan Alwin juga mengakui penerimaan uang dari Idriyasari.

Dalam sidang sebelumnya, majelis hakim juga menghadirkan Ade Bhakti Ariawan, Sekdin Pemadam Kebakaran Kota Semarang, yang sebelumnya menjabat sebagai Camat Gajahmungkur Semarang.

Dalam keaksiannya, Ade Bakti mengaku menyerahkan sejumlah uang ke oknum Polrestabes Semarang Rp200 juta dan oknum Kejaksaan Negeri Kota Semarang Rp150 juta terkait kasus Alwin Basri dan Hevearita G Rahayu.

Ade juga tidak menampik keterlibatannya dalam pusaran korupsi bermodus pengondisian proyek tanpa lelang di seluruh kecamatan Kota Semarang. Ade pun mengakui bahwa pengondisian proyek itu merupakan perbuatan keliru.

Namun, secara sadar, Ade yang ketika itu menjabat Camat Gajahmungkur, tidak menolaknya. Ia menuruti saja, bahkan terlibat aktif menjadi perantara suap.

Majelis Hakim sempat memperingatkan Ade bahwa selaku pejabat negara harusnya turut memberantas praktik-praktik yang merugikan negara.

Ade diingatkan tentang Pasal 55 ayat (1) KUHP yang mengatur tentang orang yang turut serta melakukan pidana maka bisa ikut dimintai pertanggungjawaban secara hukum.

Dalam sidang tersebut, Ade mengakui bahwa camat-camat di Semarang pernah berkumpul di kantonya membahas permintaan terkait proyek dari Alwin Basri.

Para camat, termasuk Ade, menyepakati bahwa anggaran proyek penunjukan langsung di 16 kecamatan Kota Semarang yang dikondisikan untuk memenuhi permintaan Alwin Basri senilai Rp16 miliar.

Anggaran Rp16 miliar tersebut akan dibagi menjadi 193 paket pekerjaan yang tersebar di tiap kecamatan dan kelurahan dengan anggaran per proyek Rp82,9 juta. Setiap rekanan yang mengerjakan proyek tersebut wajib menyetor commitment fee 13 persen dari nilai proyek.

Pengondisian proyek dan penarikan fee pun direalisasikan, dan Ade berperan sebagai koordinator lapangan (korlap) untuk pengaturan proyek di Kecamatan Gajahmungkur.

Mengapa Rahmat yang belum jadi memberikan suap sudah diadili dan divonis, sementara pejabat Pemkot Semarang yang terlibat aktif dalam tindak pidana ini, masih bebas melenggang?(*)

You Might Also Like

Raungan Suara Klakson Tak Terdengar, Detik-Detik Kecelakaan Kereta Api Harina di Kaligawe

Serius Dorong Investasi Sektor EBT, Indonesia-Uni Eropa Bentuk EU Desk di BKPM

Rahasia Tumpeng Keren yang Bikin Juri Melongo di Lomba 17 Agustus

Mantan Menkes Siti Fadilah Respons Pernyataan Menkes Budi soal Ukuran Celana Jeans dan Risiko Kesehatan Pria

Pesona Puan Dengan Kebaya Lime, Selendang Merah, Vibes Pejuang Kemerdekaan

TAGGED:kasus korupsi walikota semarangsidang korupsi walikota semarangwalikota semarang
Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp
Previous Article Majelis Hakim Pengadilan Tipikor Semarang memvonis dua setengah tahun penjara bagi kontraktor PT Deka Sari Perkasa Rahmat U Jangkar meski belum sempat serahkan uang suap ke suami mantan Walikota Semarang Hevearita G Rahayu, Alwin Basri Rachmat Dihukum 2,5 Tahun Meski Belum Serahkan Uang Suap ke Mbak Ita
Next Article Antisipasi PHK Massal Pekerja Honorer, Pemprov Siapkan Skema Alternatif

Ikuti Kami

FacebookLike
InstagramFollow
TiktokFollow

Must Read

Nawal Yasin Dorong Muslimat NU Terus Bersinergi Bangun Jateng

Agustina Tanam Batu, Nyalain Ekonomi Rakyat

Bos-Bos Tionghoa Diminta Gas Ekonomi Jateng

Duit Seret, Semangat Tetep Ngegas

Korupsi, Tiga Doktor UGM Bakal Diadili di Semarang

- Advertisement -
Ad image

You Might Also Like

Viral

Sebelum Viral Nikah Bawa Cek Rp 3 Miliar, Mbah Tarman Ternyata hanya Sopir Bus, Punya Usaha ‘Klenik’ Samurai

Oktober 12, 2025
Unik

Neuroscience: Unlocking the Brain’s Secrets

September 19, 2023
Bupati Cilacap Syamsul Aulia Rachman saat dimintai keterangan awak media
Unik

Bupati Cilacap Mendoakan Mantan Lawannya Diberi Ketabahan dan Kesabaran

Juni 20, 2025
Ilustrasi otak.
Unik

Hati-hati Pakai AI, Risikonya Bisa Bikin Otak Kamu Mati Lho!

Agustus 27, 2025
  • Kode Etik Jurnalis
  • Redaksi
  • Syarat Penggunaan (Term of Use)
  • Tentang Kami
  • Kaidah Mengirim Esai dan Opini
Reading: Yang Belum Serahkan Uang Suap Dihukum, Yang Sudah Malah Masih Bebas
© Bacaaja.co 2025
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?