BACAAJA, BREBES – Batuk sering dianggap masalah sepele, padahal bisa jadi sinyal serius. Salah satu yang paling ditakuti adalah ketika batuk ternyata jadi tanda awal kanker paru. Pertanyaannya, gimana cara ngebedain batuk biasa sama batuk yang patut dicurigai?
Di Indonesia, kanker paru masih jadi salah satu penyakit paling mematikan. Data menunjukkan, penyakit ini menempati posisi ketiga terbanyak dan jadi penyebab utama kematian akibat kanker pada pria. Nggak heran, faktor terbesar penyebabnya adalah kebiasaan merokok—di mana lebih dari separuh pria dewasa di tanah air masih merokok.
Sayangnya, banyak orang baru ngeh setelah kanker paru sudah masuk tahap lanjut. Alasannya simpel: batuk dianggap penyakit ringan, cukup minum obat warung atau ramuan herbal, lalu ditunggu sembuh. Padahal, nggak semua batuk bisa sembuh dengan cara itu.
Batuk Biasa: Sementara dan Bisa Pulih Sendiri
Biasanya batuk biasa muncul karena flu, alergi, bronkitis ringan, atau iritasi tenggorokan. Gejalanya simpel: tenggorokan gatal, batuk kering, atau keluar dahak. Rata-rata, batuk jenis ini bisa hilang dalam waktu 1–3 minggu.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), batuk yang cepat sembuh umumnya nggak bahaya. Apalagi kalau nggak disertai gejala lain seperti sesak berat, batuk darah, atau badan lemas tanpa sebab.
Kanker Paru: Batuk Bandel dan Nggak Mau Pergi
Beda ceritanya kalau batuk sudah berlangsung lama, apalagi lebih dari 8 minggu. CDC menegaskan, batuk yang nggak kunjung sembuh wajib dicurigai sebagai tanda awal kanker paru.
Cooper University Health Care juga menyebut, batuk yang keluar darah—meskipun cuma bercak kecil—adalah sinyal serius buat segera periksa ke dokter.
Gejala Tambahan yang Harus Diwaspadai
Selain batuk nggak sembuh-sembuh, kanker paru biasanya disertai gejala lain seperti:
- Suara serak atau parau yang muncul terus-menerus
- Sesak napas atau wheezing (bunyi ngik-ngik saat bernapas)
- Nyeri dada
- Berat badan turun drastis tanpa alasan
- Nafsu makan hilang, gampang capek, hingga pembesaran kelenjar getah bening
Hopkins Medicine menjelaskan, hal ini terjadi karena tumor di paru bisa menekan saluran pernapasan atau saraf, sehingga bikin napas makin berat. Bahkan, tumor juga bisa memicu infeksi berulang seperti bronkitis atau pneumonia.
Kenapa Deteksi Dini Itu Penting?
Menurut dr. Akhil Chopra, Konsultan Onkologi Senior dari OncoCare Singapore, mendeteksi kanker paru sejak dini bisa jadi game changer. “Saat ini terapi tertarget bisa mengobati mutasi genetik tertentu, sehingga peluang sembuh lebih besar kalau kanker ketahuan lebih cepat,” jelasnya.
Makanya, jangan nunggu parah baru periksa. Kalau batuk terasa beda dari biasanya, apalagi ada faktor risiko seperti merokok atau sering terpapar polusi, langsung cek ke dokter.
Intinya…
Batuk biasa umumnya hilang dalam hitungan minggu, sementara batuk akibat kanker paru cenderung nggak mau pergi dan makin parah. Jadi, kalau kamu mengalami batuk yang berkepanjangan, berdarah, atau dibarengi gejala lain seperti sesak dan penurunan berat badan, jangan tunggu lama. Segera periksa untuk memastikan kondisi kesehatanmu.
Kesehatan itu investasi jangka panjang. Jangan sampai gara-gara ngeremehin batuk, malah kecolongan penyakit yang lebih serius. (*)