BACAAJA, SURABAYA – Belakangan, kondisi sosial dan politik di Indonesia bikin banyak orang ngerasa waswas. Ada yang jadi gampang cemas, ada yang bingung harus bersikap gimana, bahkan nggak sedikit yang mulai pesimis soal masa depan. Pertanyaannya, masih bisa nggak sih kita jaga pola pikir positif tanpa menutup mata sama kenyataan?
Psikolog Meity Arianty bilang, jawabannya: bisa banget. Malah, menurutnya, penting banget buat tetap realistis sekaligus optimis biar kesehatan mental tetap terjaga dan kita bisa tetap berkontribusi positif dalam kehidupan sehari-hari.
1. Terima Kenyataan, Tapi Jangan Padamkan Harapan
Meity menekankan bahwa kunci pertama ada di keseimbangan. Artinya, jangan sampai denial sama realitas, tapi juga jangan biarkan harapan padam. “Kita perlu sadar kondisi sekarang memang sulit, tapi di saat yang sama kita juga harus yakin Indonesia bisa lebih baik,” jelasnya. Harapan inilah yang bikin semangat tetap hidup.
2. Sadari Pikiran Cemas, Jangan Terjebak
Menurut teori kognitif behavioral, penting buat ngenalin kapan pikiran kita mulai berlebihan. Rasa cemas soal masa depan itu wajar, tapi kalau dibiarkan bisa bikin stres berlarut. Triknya? Fokus ke hal yang faktual dan konstruktif. Jadi, alihkan pikiran dari “bagaimana kalau buruk?” ke “apa yang bisa aku lakukan sekarang?”.
3. Fokus ke Hal yang Bisa Dikendalikan
Daripada buang energi mikirin hal-hal besar yang nggak bisa kita ubah, lebih baik arahkan tenaga ke hal kecil yang nyata. Misalnya, jaga perilaku di media sosial biar nggak ikut nyebarin provokasi, atau aktif bantu lingkungan sekitar. Hal sederhana ini bisa jadi kontribusi nyata buat masyarakat.
4. Ingat Lagi Prestasi yang Sudah Ada
Kalau rasa pesimis mulai muncul, coba kilas balik ke pencapaian yang pernah diraih bangsa ini. Dari berbagai krisis yang berhasil dilewati sampai solidaritas masyarakat yang kuat, semua itu bukti kalau Indonesia punya modal besar buat bangkit lagi. Dengan begitu, pandangan kita nggak melulu ke sisi gelapnya.
5. Tanamkan Mindset Bertumbuh
Kesulitan selalu datang dengan dua sisi: rasa sakit sekaligus peluang belajar. Meity menyebut ini sebagai mindset pertumbuhan. Dengan pola pikir ini, masalah bukan cuma hambatan, tapi juga kesempatan buat jadi lebih kuat dan bijak. “Setiap kesulitan selalu membawa pelajaran,” tegasnya.
Pada akhirnya, menjaga keseimbangan antara realistis dan optimis bikin kita bisa lebih tenang menghadapi situasi apa pun. Kita tetap sadar realitas yang ada, tapi juga nggak kehilangan semangat buat berharap dan berjuang.
Seperti yang dibilang Meity, hidup akan terasa lebih bermakna kalau dijalani dengan kepala dingin, hati tenang, dan keyakinan bahwa selalu ada ruang untuk perubahan positif. Jadi, meski kondisi negeri lagi nggak baik-baik aja, bukan berarti kita harus ikut runtuh. (*)