BACAAJA, SEMARANG- Sidang lanjutan kasus aksi May Day 2025 di Semarang menghadirkan saksi dari pihak kepolisian yang menjadi korban luka akibat demo ricuh. Ketiga saksi mengaku mengalami luka tetapi tidak bisa menunjuk hidung siapa pelakunya.
Salah satu saksi, Rangga Wira, yang bertugas di Polda Jateng, cerita kalau suasana saat itu memang udah chaos banget. Rangga mengaku ikut mengamankan aksi. Dia memadamkan api dari ban yang dibakar massa. Tapi nasib sial, dia justru kena lemparan batu, jatuh, dan sempat diinjak-injak.
“Saya tidak tau (apakah pelakunya para terdakwa) karena saat itu pakai masker,” ujarnya dalam sidang di PN Semarang, Kamis (4/9). Rangga menyebut pelaku yang menganiaya merupakan kelompol anarko yang berpakaian serba hitam. Kelompok itu tidak ikut orasi, tetapi datang langsung bikin ricuh.
Namun, soal label anarko, Rangga mengaku bukan dari pengamatan langsung. “Saya tahu anarko dari pimpinan. Tidak ada yang menyatakan diri sebagai anarko,” jelasnya. Dia sendiri cuma melihat ada bendera dengan huruf A dan coretan-coretan mirip tulisan pilox di lokasi. Akibat insiden itu, Rangga harus istirahat lebih dari seminggu.
Korban Pengeroyokan
Saksi lain, Zanwi Hartono dari satuan intel Polda Jateng, juga bernasib mirip. Saat itu dia pakai baju preman dan ditugaskan untuk ikut mengamankan situasi. Tapi malah jadi korban pengeroyokan.
“Mulai pukul 16.00 mulai tidak kondusif, ada sekelompok yang bukan buruh baru datang, mereka memprovokasi. Menurut dugaan kami mereka dari kelompok anarko,” katanya.
Zanwi sempat kena lemparan di pelipis hingga harus dirawat lima hari dan dijahit di bagian dahi. Meski begitu, sama kayak Rangga, dia juga nggak bisa memastikan siapa yang melakukan penganiayaan terhadap dirinya.
Saksi ketiga, Manggala Ezar, menambahkan kalau di lapangan memang situasinya kacau. Ia mengalami luka dalam kejadian itu. Samar-samar, Manggala mengaku melihat salah satu pelaku yang menganiaya dia. “Seingat saya pelaku pakai pakaian hitam, di belakangnya ada gambar astronot,” ujarnya. (bae)