BACAAJA, SEMARANG- Kota Semarang ternyata “duduk di atas” sesar aktif yang baru-baru ini dipetakan oleh peneliti BRIN. Potensi gempa jelas bikin waswas, tapi Wali Kota Agustina Wilujeng Pramestuti memastikan Pemkot nggak tinggal diam. Salah satu solusi yang kini dikaji: teknologi paku bumi untuk memperkuat tanah agar tetap stabil.
Agustina menjelaskan, metode paku bumi diyakini bisa meminimalisir dampak pergeseran tanah akibat aktivitas sesar. Teknologi ini bahkan sudah terbukti di lapangan. “Lapangan Golf Gombel itu dulu patahan. Setelah ditreatment dengan paku bumi, kondisinya stabil. Jadi ini bisa jadi solusi,” ujarnya usai pelantikan pejabat eselon III dan IV di Balai Kota Semarang, Jumat (22/8).
Selain itu, Pemkot juga menyiapkan skema pembiayaan yang melibatkan pihak swasta supaya proyek mitigasi ini tidak sepenuhnya bergantung pada APBD. “Kalau nunggu anggaran pemerintah semua, pasti lama. Dengan kolaborasi, kita bisa percepat,” tambahnya.
Tanda Retakan
Agustina mengungkap, potensi pergeseran tanah tidak hanya di satu titik. Sejumlah area seperti Taman Makam Pahlawan (TMP), Gunungpati, hingga Gedawang juga sudah menunjukkan tanda-tanda retakan.
“Di TMP itu kan di tengah kota, tiba-tiba muncul retakan. Kalau dibiarkan, bisa ganggu tata ruang kota,” tegasnya. Meski begitu, Agustina memastikan Pemkot tidak akan gegabah. Tim ahli geologi dan teknik sipil akan dilibatkan untuk memastikan langkah yang diambil sesuai kondisi lapangan.
“Kami akan memanggil ahli untuk cek kondisi sesar dan retakan ini. Karena ini soal perut bumi, hanya orang dengan keahlian khusus yang bisa kasih rekomendasi tepat,” pungkasnya. (*)