BACAAJA, JAKARTA – Kabar baik nih buat industri dalam negeri! Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Lamhot Sinaga, baru aja kasih apresiasi besar buat Kementerian Perindustrian. Kenapa? Karena sektor manufaktur ternyata jadi andalan yang bantu pertumbuhan ekonomi kita tembus 5,12 persen di tengah gejolak ekonomi dunia yang nggak gampang!
Lamhot bilang, salah satu bukti nyata naiknya daya saing industri nasional ini bisa diliat dari kenaikan Purchasing Manufacturing Index (PMI). Artinya, industri kita makin kuat dan sehat, nggak asal jalan doang. Makanya, dia banget respect sama Kemenperin yang kerja keras buat bangun ekosistem perindustrian yang solid.
Tapi, nggak cuma itu aja. Komisi VII juga udah bentuk Panitia Kerja (Panja) Daya Saing Industri buat cari solusi jitu menghadapi tantangan, terutama soal tarif impor 19 persen yang bisa bikin industri lokal kesulitan. Lamhot bilang, industri terdampak harus dikasih solusi konkret biar tetap bisa maju dan bersaing.
Di sisi lain, anggota Komisi VII, Erna Sari Dewi, juga angkat suara soal anggaran Kemenperin yang makin menipis dari tahun ke tahun. Tahun 2023, anggaran masih Rp4,53 triliun, tapi usulan 2026 cuma Rp2,5 triliun bahkan sampai Rp1,46 triliun. Erna khawatir, kalau dana produktif dipangkas terus, program perbaikan industri bakal terhambat, apalagi belanja pegawai malah naik 43 persen.
Selain itu, Erna juga soroti minimnya komitmen Kemenperin untuk program ramah lingkungan. Dengan dana yang cuma Rp18,8 miliar, jelas nggak cukup buat target pengurangan emisi nasional yang besar. Dia mendesak agar anggaran ditinjau ulang supaya program hijau dan penguatan industri berjalan seiring.
Jadi, intinya Komisi VII DPR RI pengen sektor manufaktur tetap jadi motor penggerak ekonomi nasional, tapi juga minta perhatian serius soal anggaran biar semua program bisa jalan maksimal. Semangat terus buat industri lokal, jangan sampai kalah sama impor dan masalah dana!(*)