BACAAJA, SEMARANG– Nggak cuma jadi tempat belajar, Sekolah Rakyat Terintegrasi (SRT) di Jawa Tengah ternyata punya misi gede: ngangkat warga dari jerat kemiskinan. Gubernur Jateng, Ahmad Luthfi, bilang konsep sekolah ini pas banget buat bantu warganya dapet akses pendidikan sekaligus peluang kerja.
“Jawa Tengah itu lagi dikejar investasi padat karya, jadi butuh banget tenaga vokasi yang siap kerja,” kata Luthfi saat dampingi Menteri Sosial, Syaifullah Yusuf dan Menteri PAN-RB, Rini Widyantini meninjau SRT 45 Semarang, Rabu (29/10).
Sekolah Rakyat 45 Semarang ini masih numpang di Kompleks BBVP Jalan Brigjen Sudiarto, tapi semangatnya udah kayak sekolah unggulan. Sekolah ini salah satu dari 14 rintisan SRT tahap pertama yang tersebar di 13 kabupaten/kota di Jawa Tengah. Tahap kedua bakal nyusul tahun depan di 11 daerah lain.
Program Pemberdayaan
Buat yang belum tahu, Sekolah Rakyat Terintegrasi ini beda dari sekolah biasa. Di sini, anak-anak belajar, sementara orang tuanya ikut program pemberdayaan dari pelatihan, bantuan sosial, sampai program ekonomi keluarga.
“Targetnya, dalam lima tahun, anaknya lulus, orang tuanya juga udah lepas dari kemiskinan,” jelas Gus Ipul (sapaan Syaifullah Yusuf). Rencananya, gedung permanen SRT 45 Semarang bakal berdiri tahun depan di lahan 7-8 hektare.
Fasilitasnya lengkap, ruang kelas, asrama, lapangan olahraga, sampai ruang ekstrakurikuler. “Mudah-mudahan tahun depan udah pindah ke gedung baru,” tambahnya. Sekarang di Indonesia udah ada 165 sekolah rakyat yang aktif. Dan Jawa Tengah pengin jadi contoh bagaimana pendidikan bisa jadi jembatan keluar dari kemiskinan.
Menurut kamu, program kayak gini bisa efektif nggak buat bantu masyarakat keluar dari kemiskinan? (tebe)


