BACAAJA, SEMARANG – Provinsi Jawa Tengah (Jateng) punya ambisi besar soal penanganan sampah. Kabarnya, provinsi ini ingin mengolah sampah jadi bahan bakar alternatif pabrik semen.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Jateng, Widi Hartanto, bilang sudah ada pabrik semen yang siap menerima Refuse Derived Fuel (RDF) atau BBM dari hasil olahan sampah itu.
“Kami sudah kolaborasi dengan pabrik semen yang ada di Jawa Tengah. Sudah ada empat pabrik semen untuk menerima RDF-nya,” jelasnya, Senin (29/9/2025).
Jateng punya target besar selesaikan masalah sampah. Terutama sampah di tempat pemrosesan akhir (TPA).
“Kami berupaya untuk transformasi seluruh TPA dari open dumping menjadi pengolahan sampah terpadu menggunakan RDF,” imbuhnya.
Untuk jadi RDF, sampah perlu dicacah, dikeringkan, dan diseragamkan ukurannya. Tujuannya untuk meningkatkan nilai kalornya, sehingga bisa dipakai sebagai pengganti bahan bakar.
Skema itu otomatis dapat mengurangi volume sampah di TPA.
Selama ini, Jateng masih belum kelar ngurusin sampah. Sampai-sampai ada 14 kabupaten/kota di Jateng yang kena sanksi dari Kementerian Lingkungan Hidup.
Berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN), capaian pengelolaan sampah di Jateng pada 2024 baru mencapai 41,11%. Sementara 58,89% sisanya belum terkelola secara optimal.
Deputi Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup, Ade Palguna Ruteka menjelaskan, pengelolaan sampah memang menjadi tanggung jawab daerah, baik kabupaten/kota maupun provinsi.
Namun, dalam praktiknya dapat dilakukan sinergi atau kolaborasi dengan berbagai pihak. Mengingat anggaran kabupaten/kota terkait pengelolaan sampah sangat kecil.
“Pengelolaan sampah harus selesai di daerahnya, tidak ke mana-mana sehingga kalau bisa selesai di situ akan lebih bagus, murah, dan efisien,” katanya usai bertemu gubernur di Semarang, Senin (29/9/2025). (bae)