Bacaaja.coBacaaja.coBacaaja.co
  • Politrik
  • Hukum
  • Economics
  • Sport
    • Sepak Bola
  • Info Tetangga
  • Kepo
  • Rasan-Rasan
Reading: Sadis, Demi Hilangkan Jejak, Petani Afrika Selatan Jadikan Mayat Umpan Babi
Bacaaja.coBacaaja.co
Follow US
© 2025 Bacaaja.co
Kepo

Sadis, Demi Hilangkan Jejak, Petani Afrika Selatan Jadikan Mayat Umpan Babi

Kasus mengerikan ini mencuat ke permukaan pada Senin (4/8/2025), ketika Pengadilan Tinggi Limpopo memulai sidang atas dakwaan pembunuhan terhadap tiga terdakwa. Salah satu dari mereka, Adrian de Wet (20), yang merupakan pekerja di peternakan tersebut, memberikan kesaksian mengejutkan di hadapan hakim.

baniabbasy
Last updated: Agustus 5, 2025 3:57 pm
By baniabbasy
4 Min Read
Share
Peternakan Babi
Peternakan Babi
SHARE

AFRIKA SELATAN, NARAKITA – Sebuah tragedi memilukan mengguncang Afrika Selatan. Dua perempuan kulit hitam ditemukan tewas dan diduga jasad mereka dibuang ke dalam kandang babi oleh sekelompok orang yang bekerja di sebuah peternakan di Provinsi Limpopo. Kasus ini kini tengah menjadi sorotan nasional karena diduga sarat akan unsur kekerasan rasial.

Kasus mengerikan ini mencuat ke permukaan pada Senin (4/8/2025), ketika Pengadilan Tinggi Limpopo memulai sidang atas dakwaan pembunuhan terhadap tiga terdakwa. Salah satu dari mereka, Adrian de Wet (20), yang merupakan pekerja di peternakan tersebut, memberikan kesaksian mengejutkan di hadapan hakim.

De Wet mengklaim bahwa dirinya dipaksa untuk membuang mayat dua perempuan ke kandang babi, dan jika pengadilan mempercayai pengakuan itu, dakwaan terhadapnya kemungkinan besar akan dicabut. Pengacaranya menyebut kliennya bertindak di bawah tekanan.

Kedua korban, Maria Makgato (45) dan Lucia Ndlovu (34), dilaporkan hilang saat mereka mencari sisa makanan di sebuah peternakan dekat kota Polokwane. Mereka dikenal kerap mengumpulkan produk susu sisa yang biasanya dibuang ke kandang ternak.

Namun, apa yang terjadi pada hari nahas itu justru berujung pada kematian. Keduanya diduga ditembak mati oleh Zachariah Johannes Olivier (60), pemilik peternakan, sebelum jasad mereka diangkut dan dibuang ke kandang babi.

Kasus ini tak hanya menyeret De Wet dan Olivier. Seorang pekerja lain, William Musora (50), yang berasal dari Zimbabwe, juga turut didakwa. Ketiganya kini menghadapi dakwaan berat, termasuk pembunuhan, percobaan pembunuhan, kepemilikan senjata api ilegal, dan menghalangi proses hukum.

Musora bahkan menghadapi tuntutan tambahan karena statusnya yang tidak memiliki izin tinggal sah di Afrika Selatan. Ini membuat kasus semakin kompleks, mempertemukan isu ras, imigrasi, dan ketimpangan sosial dalam satu meja persidangan.

Salah satu saksi kunci dalam persidangan ini adalah suami dari salah satu korban, yang saat kejadian berada di lokasi dan menjadi sasaran tembakan. Ia berhasil melarikan diri dan kini memberikan keterangan penting yang memperkuat dakwaan jaksa.

Sejak awal sidang, atmosfer di dalam pengadilan sangat tegang. Ruang sidang dipenuhi oleh keluarga korban, aktivis, serta anggota Partai Economic Freedom Fighters (EFF) yang menuntut keadilan atas kekejaman ini.

Istri terdakwa Olivier pun terlihat hadir, duduk di barisan depan dengan mata sembab. Tangisnya pecah saat hakim memulai pembacaan kronologi kejadian. Namun simpati publik tidak berpihak padanya. Kemarahan masyarakat telah telanjur membuncah.

Tragedi ini membuka kembali luka lama Afrika Selatan—ketimpangan struktural yang masih terasa meskipun apartheid telah usai lebih dari tiga dekade silam. Hingga kini, mayoritas lahan pertanian masih dikuasai minoritas kulit putih, sementara pekerjanya kebanyakan kulit hitam yang digaji rendah.

Di Limpopo, situasi ini menjadi bom waktu. Ketegangan sosial meruncing, terlebih ketika kekerasan seperti ini terjadi. Banyak yang menganggap bahwa insiden ini bukan sekadar tindak kriminal, melainkan refleksi dari warisan ketidakadilan yang belum terselesaikan.

Dari ruang sidang ke jalanan, dukungan terhadap keluarga korban terus mengalir. Beberapa organisasi hak asasi manusia mendesak pemerintah untuk mempercepat reformasi agraria dan menjamin perlindungan terhadap komunitas kulit hitam di wilayah pedesaan.

Di sisi lain, para pendukung terdakwa menilai bahwa kasus ini terlalu dipolitisasi dan meminta pengadilan untuk tidak terpengaruh oleh tekanan massa. Namun bagi banyak orang, kasus ini lebih dari sekadar persidangan. Ini adalah ujian moral terhadap bangsa yang pernah berjanji untuk hidup setara.

Sidang akan dilanjutkan minggu depan dengan agenda pemeriksaan saksi tambahan. Sementara itu, publik menanti: akankah keadilan benar-benar ditegakkan, atau lagi-lagi dikubur bersama bau amis di kandang babi? (*)

You Might Also Like

Tiga Tahun Menunggu dalam Sunyi, Sudah 1.000 Hari Keluarga Iwan Boedi Menanti Keadilan

Resep Nasi Jamblang Khas Cirebon, Sederhana tapi Bikin Nagih

Sidak Legalitas WNA, Warga Malaysia Diduga Langgar Izin Tinggal

Terungkap, Alwin Berencana Kondisikan Proyek Rp500 Miliar di Pemkot Semarang

Ini Tampang 4 Preman Ngaku Wartawan, Incar Publik Figur untuk Diperas

TAGGED:kriminalitaspeternakan babi
Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp
Previous Article WS Rendra Sebelum Sastra Kiamat, WS Rendra Dipanggil Kembali
Next Article Rekening Kamu Tiba-Tiba Dibekukan? Ini Penjelasan dan Cara Mengaktifkannya Kembali!

Ikuti Kami

FacebookLike
InstagramFollow
TiktokFollow

Must Read

Tetap Optimis Meski Situasi Negeri Nggak Baik-Baik Aja, Begini Triknya

Gampang Banget! Rahasia Kulit Lumpia Lentur Anti Robek, Cuma Butuh 4 Bahan

Wajib Waspada! Bedain Batuk Biasa dengan Gejala Awal Kanker Paru Biar Nggak Kecolongan

7 Parfum Refill Pria Favorit Cewek, Wangi Bikin PDKT Auto Lancar

Iko Juliant Junior, mahasiswa FH Unnes, meninggal dalam kondisi tak wajar.

Kalau Benar Iko Unnes Korban Laka, Murni Kecelakaan atau karena Dikejar Polisi?

- Advertisement -
Ad image

You Might Also Like

Puan Maharani bertemu dengan pimpinan parlemen Qatar di sela gelara PUIC ke-19 di Gedung DPR RI.
Kepo

Puan Jajaki Peluang Kerjasama Bidang Pertahanan Dengan Parlemen Qatar

Mei 14, 2025
Kejagung mengumumkan status tersangka terhadap bos minyak Riza Chalid dalam kasus dugaan tindak pidana korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang PT Pertamina. Foto: dok/humas
Kepo

Bos Minyak Riza Chalid Jadi Tersangka Tapi Sudah di Singapura

Juli 12, 2025
Kepo

Synthetic Biology: Shaping the Future

September 28, 2023
Kepo

Bobby Kertanegara Dapat Sorotan Tajam!! Ketika Kucing Presiden Mendapat Perlakuan Berlebihan

Juli 17, 2025
© Bacaaja.co 2025
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?